Journaling jadi tren Gen Z: Cara sederhana menjaga kesehatan mental

PIKIRAN RAKYAT - Gen Z hidup di era serba cepat. Deadline numpuk, notifikasi nggak berhenti, overthinking datang tanpa aba-aba. Di tengah semua itu, muncul satu kebiasaan yang kelihatannya sederhana tapi diam-diam powerful, yaitu journaling.
Bukan cuma soal menulis diary ala remaja dulu, journaling kini jadi self-care habit yang banyak dipraktikkan Gen Z untuk menjaga kesehatan mental.
Dari notebook estetik sampai iPad dengan stylus, journaling berubah jadi ruang aman untuk berdialog dengan diri sendiri. Tapi sebenarnya, apa itu journaling dan apa manfaat journaling yang bikin aktivitas ini makin digemari?
Apa Itu Journaling?
Journaling adalah kegiatan menuangkan pikiran, perasaan, dan pengalaman ke dalam bentuk tulisan secara jujur dan reflektif. Isinya bebas, nggak ada aturan baku, nggak harus rapi, dan nggak wajib dibaca orang lain.
Kamu bisa menulis beberapa hal tentang berikut ini:
-
Emosi yang lagi kamu rasakan
-
Kejadian sehari-hari
-
Pikiran yang bikin kepala penuh
-
Goals, mimpi, atau keresahan hidup
Berbeda dengan diary yang cenderung sangat privat, journaling lebih fleksibel. Mau disimpan sendiri, mau dibagikan sebagian di media sosial, semuanya sah, selama kamu nyaman.
Kenapa Journaling Dianggap Cocok Banget Buat Gen Z?
Gen Z dikenal lebih aware soal mental health. Journaling jadi media aman karena beberapa hal berikut:
-
Nggak menghakimi
-
Bisa dilakukan kapan saja
-
Nggak butuh biaya mahal
-
Memberi ruang untuk jujur ke diri sendiri
Di saat nggak semua perasaan bisa diceritakan ke orang lain, journaling hadir sebagai tempat pulang paling netral.
Manfaat Journaling untuk Kesehatan Mental
Bukan sekadar tren, manfaat journaling juga didukung secara psikologis. Ini beberapa dampak positif yang bisa kamu rasakan jika melakukannya secara rutin:
Membantu Menjaga Kesehatan Mental
Menulis perasaan terbukti membantu menurunkan stres, kecemasan, dan gejala depresi ringan. Journaling memberi ruang untuk meluapkan emosi tanpa perlu dipendam terlalu lama.
Meluapkan Emosi dengan Cara yang Sehat
Marah, sedih, kecewa, semua emosi valid. Journaling membantumu mengekspresikannya tanpa harus meledak atau menyakiti diri sendiri maupun orang lain.
Membantu Mengenal Diri Sendiri
Dari tulisan-tulisan kecil, kamu bisa mengenali pola pikiran, hal yang memicu stres, sampai apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidup.
Mengurangi Overthinking
Pikiran yang berisik di kepala sering kali terasa lebih ringan setelah ditulis. Journaling membantu “memindahkan” beban dari pikiran ke kertas.
Memperbaiki Mood dan Emosi
Menulis hal-hal yang kamu syukuri atau refleksi sederhana bisa membuat hati terasa lebih tenang dan grounded.
Melatih Kreativitas
Nggak harus selalu tulisan. Journaling juga bisa berupa doodle, warna, kolase, atau stiker, bebas sesuai gaya kamu.
Membantu Fokus dan Menyusun Prioritas
Dengan menuliskan rencana dan pikiran, kamu jadi lebih sadar mana yang penting dan mana yang hanya distraksi.
Cara Mulai Journaling Tanpa Ribet
Kalau kamu baru mau mulai, nggak perlu langsung estetik atau panjang. Berikut cara memulai journaling tanpa ribet:
-
Mulai dari 3 - 5 menit sehari
-
Tulis apa pun yang ada di kepala
-
Jangan edit atau menghakimi tulisanmu
-
Konsistensi lebih penting dari kerapian
Di balik tampilannya yang estetik dan viral di media sosial, journaling adalah alat refleksi diri yang nyata manfaatnya. Aktivitas ini membantu kita bertahan di tengah tekanan hidup modern dengan cara yang sederhana tapi bermakna.
Kadang, kamu nggak butuh jawaban cepat. Kamu cuma butuh ruang untuk menulis dan memahami diri sendiri, pelan-pelan.
Posting Komentar untuk "Journaling jadi tren Gen Z: Cara sederhana menjaga kesehatan mental"
Posting Komentar