Survei OMFIF: Bank Sentral Dunia Masih Waspada Gunakan AI - MENGGAPAI ASA

Survei OMFIF: Bank Sentral Dunia Masih Waspada Gunakan AI

menggapaiasa.com, JAKARTA — Bank-bank sentral di dunia masih sangat hati-hati menggunakan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam hal operasional bank sentral di berbagai negara. Sebagian besar bank sentral hanya menggunakan AI untuk pekerjaan dasar, seperti merangkum data atau memantau pergerakan pasar.

Mengutip Reuters, sebuah survei terbaru dari Official Monetary and Financial Institutions Forum (OMFIF) menunjukkan lebih dari 60% responden menyatakan bahwa alat berbasis AI yang sudah memicu PHK di perusahaan teknologi dan sejumlah bank, belum dipakai untuk menunjang operasi inti. 

“Sebagian besar aplikasi awal berfokus pada tugas-tugas analisis rutin, alih-alih manajemen risiko atau konstruksi portofolio,” tertulis dalam laporan tersebut, dikutip pada Minggu (30/11/2025).

Survei ini melibatkan kelompok kerja yang terdiri dari 10 bank sentral di Eropa, Afrika, Amerika Latin, dan Asia dengan total aset sekitar US$6,5 triliun. Bank-bank yang sudah lebih dulu mencoba menggunakan AI justru jadi pihak yang paling berhati-hati terhadap risikonya.

Hal utama yang dikhawatirkan adalah jika AI dipakai tanpa kontrol yang jelas, keputusan yang dihasilkan AI bisa membuat masalah cepat membesar, bahkan bisa memicu krisis di masa depan.

“AI membantu kita melihat lebih banyak [informasi], tetapi keputusan harus tetap berada di tangan manusia,” kata seorang peserta, tertulis dalam laporan tersebut.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 93% bank tidak berinvestasi dalam aset digital. Kelompok tersebut terdiri dari enam bank dari negara-negara G20 dan dua dari G7. Mereka tertarik mengenai teknologi seperti tokenisasi, tetapi dalam hal cryptocurrency mereka masih sangat berhati-hati.

Survei ini juga menunjukkan pandangan bahwa dunia semakin bergerak menuju sistem multipolar. Kondisi tersebut mendorong bank sentral untuk melakukan diversifikasi, tetapi mereka tetap mengutamakan ketahanan dan likuiditas.

Hampir 60% ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS, tetapi likuiditas obligasi AS yang masih tak tertandingi membuat posisi dolar tetap kuat. 

“Kita sedang beralih dari sistem cadangan bipolar ke multipolar, tetapi euro belum siap untuk memimpin,” kata seorang peserta kelompok kerja seperti dikutip dalam survei tersebut.

Sepanjang tahun ini, posisi dolar sebagai mata uang cadangan utama sempat dipertanyakan akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan kekhawatiran soal independensi Federal Reserve (The Fed). Walau euro dan yuan diperkirakan akan mendapatkan manfaat dari situasi tersebut, dolar tetap diproyeksikan menjadi mata uang yang paling dominan dalam cadangan devisa global. (Putri Astrian Surahman)

Posting Komentar untuk "Survei OMFIF: Bank Sentral Dunia Masih Waspada Gunakan AI"