Desakan Ilmuwan ke Pemimpin Negara di COP30: Stop Ekspansi Biofuel

MENJELANG babak utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim COP30 pada 10-21 November 2025, lebih dari 100 anggota komunitas ilmiah global mendesak para pemimpin dunia membatasi ekspansi biofuel. Mereka yang menandatangani surat desakan tersebut datang dari Union of Concerned Scientists dan World Resources Institute.

Surat ini muncul ketika Brasil sedang menggalang dukungan dari para pemimpin untuk melipatgandakan penggunaan bahan bakar berkelanjutan. Janji yang diminta termasuk untuk menggandakan konsumsi biofuel sebagai komponen utama respons internasional terhadap krisis iklim.

Belakangan, bukti ilmiah menunjukkan bahwa biofuel yang diklaim ramah iklim, justru menghasilkan rata-rata 16 persen emisi lebih banyak dibanding bahan bakar fosil yang digantikannya. Bila diperbanyak, produksi biofuel diprediksi meningkatkan emisi gas rumah kaca global bersih hampir 34 MtCOe per tahun, setara penambahan 30 juta mobil diesel baru di jalan.

Surat tersebut juga memperingatkan dampak lingkungan yang serius, termasuk kerusakan di wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi, konsumsi air yang langka, dan peningkatan limpasan pertanian. Peningkatan penggunaan biofuel juga diperkirakan memperburuk kelaparan global.

“Dengan naikknya harga pangan, peningkatan volatilitas harga pangan, serta pengalihan kalori dari konsumsi manusia,” kata para ilmuwan dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 November 2025.

Pembatasan penggunaan biofuel yang tidak terkendali bukan hal baru. Pada 2020, Uni Eropa membatasi biofuel berbasis tanaman konvensional—generasi pertama bahan bakar tersebut—hingga 7 persen di sektor transportasi. Adapun biofuel berbasis limbah dan residu dibatasi hingga 1,7 persen.

Di negara produsen biofuel, seperti Brasil dan Indonesia, organisasi sipil juga menyerukan pendekatan holistik, mencakup pembatasan lahan tanam, peningkatan keterlacakan, investasi dalam tata kelola komunitas, serta energi terdesentralisasi.

“Buktinya jelas, membakar tanaman untuk bahan bakar adalah ide yang buruk. Kita tidak bisa mengabaikan efeknya terhadap iklim, ekologi, dan ketahanan pangan,” kata Cian Delaney, juru kampanye biofuel.

Posting Komentar untuk "Desakan Ilmuwan ke Pemimpin Negara di COP30: Stop Ekspansi Biofuel"