Bukan Sekadar Nama Jalan, Ini Kisah Heroik Kopral Sayom dan Sersan Sadikin di Klaten

KILAS KLATEN - Warga Klaten pasti sudah akrab dengan nama Kopral Sayom dan Sersan Sadikin.
Keduanya bukan sekadar nama jalan yang sering dilalui warga setiap hari, tapi juga bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Penetapan nama jalan itu bukan tanpa alasan keduanya adalah pejuang sejati yang gugur di medan tempur.
Kini, nama mereka terus dikenang, melintasi waktu dan generasi. Cerita heroik mereka masih hidup di hati masyarakat Klaten, terutama saat peringatan Hari Pahlawan tiba.
Tempat Peristirahatan Terakhir di Ratna Bantala
Kedua pejuang ini dimakamkan berdampingan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Ratna Bantala tulisan, Dukuh Kunden, Desa Sumberejo, Klaten Selatan.
TMP ini menampung 282 makam, tempat para veteran, tokoh lokal, dan pejuang yang gugur memperjuangkan kemerdekaan.
Di sinilah sejarah seolah berbicara dalam hening, di antara nisan-nisan tua yang menyimpan kisah pengorbanan.
Menurut juru rawat TMP, Irwanto (56), masih ada keluarga yang rutin berziarah ke makam Kopral Sayom.
Ia menyebut, “Masih ada keluarga yang berziarah untuk Kopral Sayom, informasinya orang Klaten juga.”
Gugur Saat Hadapi Cocor Merah di Langit Klaten
Perjuangan mereka berakhir heroik di tahun 1947, ketika dua pesawat tempur Belanda, dikenal dengan sebutan cocor merah, menyerang posisi pasukan Indonesia.
Sersan Sadikin dan Kopral Sayom gugur setelah tertembak peluru kaliber 12,7 mm dalam pertempuran sengit di Jl Veteran, Bareng Lor, Klaten Utara.
Sebagai bentuk penghormatan, di lokasi gugurnya mereka kini berdiri tugu peluru, simbol keberanian dua prajurit muda yang mempertahankan tanah air.
Di sana tertulis pesan yang menggugah hati tentang pengorbanan mereka di bulan Juli 1947 masa di mana Klaten menjadi saksi kobaran semangat kemerdekaan.
Dari Hamparan Sawah ke Tengah Kota Klaten
Lokasi tempat mereka gugur dulunya adalah pinggiran sawah dan rel lori montit, jauh dari hiruk-pikuk kota.
Kini, area itu sudah berubah menjadi bagian dari pusat kota yang ramai, berdampingan dengan kompleks Kementerian Agama Klaten.
Transformasi wilayah ini seolah menggambarkan perjalanan waktu dari medan perjuangan ke simbol pembangunan.
Namun, di balik gedung dan jalanan modern itu, tersimpan jejak perjuangan dua sosok muda yang berani melawan penjajah tanpa rasa takut. Kisah mereka terus menjadi bagian dari denyut nadi Klaten hari ini.
Nama Jalan sebagai Warisan Semangat Kejuangan
Ketua DHC BPK 45 Klaten, Ronny Roekmito, menyebut bahwa pemberian nama-nama jalan pahlawan bertujuan agar generasi muda tak lupa sejarah.
Selain Jl Sersan Sadikin dan Jl Kopral Sayom, ada juga Jl Mayor Kusmanto dan Jl Dr R Soeharso semuanya menyimpan cerita heroik tersendiri.
DHC BPK 45 secara rutin menggelar sosialisasi nilai kejuangan di sekolah-sekolah agar pelajar tahu siapa para pahlawan lokal mereka.
“Tujuannya agar mereka bisa mengetahui apa yang sudah dilakukan para pendahulu kita,” ujar Ronny.
Karena sejatinya, semangat kemerdekaan itu tak hanya diabadikan lewat tugu dan nama jalan, tapi lewat pengetahuan dan hati yang menghargai perjuangan.***
Posting Komentar untuk "Bukan Sekadar Nama Jalan, Ini Kisah Heroik Kopral Sayom dan Sersan Sadikin di Klaten"
Posting Komentar