Jurus Cuan Emiten Hapsoro RAJA & RATU Sambut Kebijakan Migas Prabowo

menggapaiasa.com, JAKARTA – Kebijakan Presiden Prabowo di sektor minyak dan gas (migas) menjadi stimulus positif bagi dua emiten migas milik konglomerat Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) dan anak usahanya PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU).
Tim riset dan analis Henan Putihrai Sekuritas dalam riset berjudul Indonesia's 3Q25 Market Update: Growth Trajectory menilai target pemerintah yang meningkatkan lifting minyak akan menjadi sentimen kuat bagi emiten migas seperti RATU.
"Ke depan, target produksi minyak dan gas yang lebih tinggi diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi RATU," tulis riset tersebut, Selasa (7/10/2025).
Selain fokus pada peningkatan produksi minyak, pemerintah juga tengah memperluas jaringan gas rumah tangga (jargas) melalui program City Gas Tour 2025 di berbagai kota untuk mendorong penggunaan energi yang aman, efisien, dan ramah lingkungan.
Henan Putihrai Sekuritas menilai, gelontoran dana yang dialokasikan pemerintah untuk program sektor migas ini juga menjadi stimulus bagi emiten Hapsoro lainnya.
"ESDM menetapkan anggaran tahun 2026 sebesar Rp21,67 triliun, naik dari Rp8,12 triliun untuk mendukung kemandirian energi nasional yang berpotensi menguntungkan RAJA," tulis riset tersebut.
Adapun, alokasi anggaran belanja ESDM tersebut akan digunakan untuk pengembangan jargas, eksplorasi minyak dan batu bara, program elektrifikasi pedesaan (Listrik Desa), serta bantuan energi bagi rumah tangga berpenghasilan rendah.
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo menargetkan lifting minyak nasional dapat mencapai 900.000 hingga 1 juta barel per hari (bopd) pada periode 2028-2029. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan tiga strategi utama.
Pertama, melakukan reaktivasi sumur tidak aktif yang masih tersedia. Kedua, melakukan optimalisasi produksi dari sumur yang sudah ada melalui penerapan teknologi canggih seperti metode Enhanced Oil Recovery (EOR). Ketiga, melakukan percepatan pengembangan 300 sumur yang telah dieksplorasi namun belum memiliki Rencana Pengembangan (Plan of Development/PoD).
Sementara itu, SKK Migas mencatat bahwa total produksi minyak dan gas bumi Indonesia mencapai 1,83 juta barel setara minyak per hari (boepd) dari 164 wilayah kerja per Juli 2025. Dalam periode Januari-Juli 2025, investasi yang diserap sektor hulu migas tercatat sebesar US$7,70 miliar, meningkat 18,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk tahun ini, pemerintah menetapkan target produksi minyak sebesar 605.000 barel minyak per hari (bopd), meskipun realisasinya hingga Juli 2025 sedikit di bawah target, yakni sebesar 598.000 bopd.
RAJA Mendulang Cuan
Laba bersih PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) diramal akan tumbuh dua digit tahun ini. Proyeksi ini didorong oleh sejumlah langkah akuisisi dan kemitraan jangka panjang yang dilakukan emiten migas Happy Hapsoro tersebut.
Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Irsyady Hanief mengatakan pendapatan RAJA yang tumbuh 3,3% year on year (YoY) dan pertumbuhan laba kotor 4,8% YoY sepanjang semester I/2025 menunjukkan margin yang solid meski dihadapkan dengan tekanan pasar.
Selain itu, ekspansi strategis RAJA dengan mengakuisisi 49% saham PT Hafar Daya Konstruksi (HDK) dan PT Hafar Daya Samudera (HDS) dinilai akan memperkuat posisi perseroan di infrastruktur energi midstream Indonesia, khususnya di sektor engineering, procurement, construction, and installation (EPCI) lepas pantai.
"RAJA memperdalam kolaborasi dengan PTRO melalui akuisisi bersama Hafar Group, memperluas jangkauan ke sektor logistik lepas pantai dan layanan EPCI. Kemitraan ini memberikan RAJA akses pada keahlian teknis, modal, serta peluang proyek baru sekaligus memperkuat kredibilitas RAJA di pasar energi dan logistik kelautan," ujar Irsyady dalam risetnya, dikutip Selasa (7/10/2025).
Selain akuisisi strategis, Irsyady juga menilai yang mendukung RAJA untuk mencapai pertumbuhan ke depan adalah pilar utama bisnis perseroan yang berbasis pendapatan kontrak dengan perjanjian jangka panjang berdurasi 10–30 tahun.
Beberapa di antaranya termasuk kemitraan dengan PetroChina di Blok Jabung dengan kontrak 20 tahun (sisa 19 tahun), kemitraan Pertagas dengan kontrak 20 tahun untuk pipa minyak (sisa 17 tahun), ExxonMobil di Blok Cepu dengan kontrak 30 tahun (sisa 11 tahun), hingga kemitraan dengan Sinarmas Group untuk pasokan gas selama masa kontrak 10 tahun.
"Kontrak-kontrak ini memastikan arus kas yang stabil dan mengurangi paparan RAJA terhadap volatilitas harga energi," ujarnya.
Selain itu, RAJA secara proaktif berinvestasi dalam inisiatif energi bersih dan terbarukan, termasuk pabrik blue ammonia, fasilitas regasifikasi LNG, dan pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik.
Hasil dari investasi tersebut ke depan pasarnya akan dijamin oleh pemerintah. Pasalnya, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 menargetkan penambahan kapasitas pembangkit 70 gigawatt (GW), di mana 72% berasal dari energi baru terbarukan (EBT).
Untuk menuju transisi energi tersebut total kebutuhan investasi diperkirakan mencapai Rp2.800 triliun, di mana sektor swasta berperan utama dalam pembangkitan listrik, sementara PLN menangani transmisi dan distribusi.
"Langkah ini tidak hanya membuka peluang pertumbuhan baru tetapi juga menjadi lindung nilai terhadap penurunan ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional," tulis riset tersebut.
Maka dengan potensi pertumbuhan ke depan, Henan Putihrai Sekuritas memproyeksi laba bersih RAJA tahun ini dapat tembus mencapai US$35 juta, naik 20,27% year on year (YoY) dibanding laba bersih 2024 sebesar US$29,1 juta. Untuk tahun depan, laba bersih perseroan ditaksir naik 13,42% YoY menjadi US$39,7 juta.
Estimasi pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan pendapatan yang diproyeksi naik. Tahun ini pendapatan RAJA diproyeksi menjadi US$265,5 juta, naik 4,3% dari US$254,5 juta pada 2024. Untuk tahun depan, pendapatan diestimasi naik 0,7% ke US$267,4 juta.
Merujuk rapor keuangan RAJA tengah tahun, sepanjang semester I/2025 perseroan membukukan pendapatan sebesar US$127,63 juta, naik 3,33% YoY dari pendapatan semester I/2024 sebesar US$123,51 juta.
Pendapatan bersih perseroan mayoritas bersumber dari penjualan gas yang berkontribusi sebesar US$70,2 juta, lifting migas US$25,15 juta, dan jasa penyaluran minyak dari kerja sama operasi US$16,98 juta.
Pada saat yang sama, RAJA mencatat beban pokok pendapatan sebesar US$89,97 juta, beban umum dan administrasi US$11,18 juta, beban keuangan US$4,73 juta, serta beban pajak penghasilan bersih US$8,69 juta.
Di sisi bottom line, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih RAJA tercatat sebesar US$11,35 juta pada semester I/2025. Laba bersih itu mengempis 20,57% YoY dari US$14,29 juta pada paruh pertama tahun sebelumnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. menggapaiasa.comtidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Posting Komentar untuk "Jurus Cuan Emiten Hapsoro RAJA & RATU Sambut Kebijakan Migas Prabowo"
Posting Komentar