Makam Diplomat Arya Daru Diobrak-abrik seperti Habis Digali

menggapaiasa.comNicholay Aprilindo, kuasa hukum keluarga diplomat Arya Daru Pangayunan, mengungkap fakta mengejutkan.
Berdasarkan laporan keluarga, makam diplomat Arya Daru Pangayunan di TPU Sunten, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diobrak-abrik.
Bahkan mereka juga curiga kalau makan tersebut sempat digali. Hingga kini belum diketahui siapa pelaku yang melakukan hal tersebut.
"Kuburan itu diacak-acak, seperti habis digali," kata Nicholay seperti diberitakan Kompas.com
Tak hanya itu, ia juga menyebut terdapat bunga putih jenis melati di depan nisan almarhum.
Nicholay menuturkan, pihak keluarga mengetahui makam Arya diobrak-abrik pada 27 Juli lalu.
Itu terjadi sebelum keluarga menunjuk dirinya sebagai kuasa hukum.
Mewakili keluarga, ia sudah melaporkan hal itu ke Polda Metro Jaya. Termasuk soal amplop berisi bintang, hati, dan bunga kamboja.
Sebelumnya keluarga Arya Daru menolak kesimpulan polisi yang menyebut Arya meninggal karena mengakhiri hidupnya sendiri.
Mereka menilai ada banyak kejanggalan, termasuk kondisi jenazah yang ditemukan dengan kepala terbungkus plastik dan lakban, serta adanya simbol misterius dan bunga yang diganti diam-diam di makam.
Kuasa hukum keluarga bahkan meminta bantuan ke Mabes TNI dan mengajukan perlindungan ke LPSK.
Informasi tersebut dibenarkan Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias, saat dikonfirmasi, seperti diberitakan Wartakotalive.com, Kamis (11/9/2025).
Susi menuturkan bahwa permohonan perlindungan diajukan pada akhir Agustus 2025.
"Sekarang kami masih verifikasi berkas atau telaah administrasi," ujarnya.
Saat ditanya alasan keluarga mengajukan permohonan, Susi meminta untuk bertanya kepada kuasa hukum pihak korban.
"Tetapi yang disampaikan kepada LPSK adalah harapannya dengan perlindungan LPSK dapat menguatkan keluarga bersama kuasa hukumnya untuk dapat mengungkap kematian almarhum ADP ini dengan sebenar-benarnya," tutur dia.
Permohonan ini disebut berkaitan dengan dugaan kejanggalan yang ditemukan pihak keluarga setelah kematian almarhum.
Di antaranya adalah pengiriman simbol-simbol misterius yang tidak dipahami, serta adanya pergantian bunga di makam almarhum oleh pihak yang tidak diketahui.
"Soal kejanggalan juga disampaikan kepada LPSK mengenai ada pihak yang mengirimkan pesan melalui simbol-simbol yang tidak dipahami dan soal makam almarhum yang bunganya diganti oleh orang atau pihak tak dikenal," ucap Susi.
Kasus kematian Arya Daru Pangayunan hingga kini masih menjadi perhatian publik, menyusul berbagai spekulasi dan permintaan agar kasusnya diusut secara transparan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut menanggapi permintaan keluarga Arya Daru agar Mabes Polri mengambil alih kasus kematiannya.
Listyo Sigit mengatakan bahwa Polri terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak dan siap melibatkan unsur eksternal untuk memastikan proses penyelidikan berlangsung transparan.
"Prinsipnya, Polri terbuka untuk menerima masukan dari mana pun, termasuk melibatkan Mabes Polri dan pihak eksternal untuk ikut memberikan pendampingan," kata Listyo Sigit, Selasa (26/8/2025).
Listyo Sigit menegaskan, pengungkapan kasus ini harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Agar peristiwa yang terjadi betul-betul bisa terang benderang, terungkap, dan bisa dipertanggungjawabkan secara scientific, serta tidak terbantahkan oleh keluarga korban maupun publik," jelas Listyo Sigit.
Sebelumnya, keluarga Arya Daru Pangayunan tidak menerima hasil penyelidikan dari kepolisian yang mengatakan bahwa diplomat muda tersebut meninggal karena bunuh diri.
Hal ini diungkap oleh kuasa hukum keluarga yang menyebut ada kiriman amplop cokelat setelah Arya Daru dimakamkan di Yogyakarta.
Nicholay Aprilindo selaku penasihat hukum keluarga Arya Daru mengatakan, kiriman amplop cokelat tersebut berisi gabus atau busa berbagai bentuk.
"Ada seseorang membawa amplop cokelat. Di dalam amplop cokelat itu berisi simbol-simbol, dari gabus, putih, yaitu simbol bintang, simbol hati, dan simbol bunga kamboja," kata Nicholay dalam konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025), dikutip dari Sripoku (Tribun Network).
Amplop cokelat tersebut dikirimkan ke rumah keluarga Arya Daru di Yogyakarta, dan diterima oleh asisten rumah tangga (ART).
Namun, tidak diketahui siapa yang mengirimkan amplop tersebut, karena tidak ada identitas pengirim.
Menurut Nicholay, pihak keluarga telah menyerahkan simbol-simbol berbahan busa tersebut kepada pihak kepolisian.
Saat ini, pihak keluarga berharap agar penyelidik mendalami makna dari simbol-simbol yang dikirimkan.
"Itu sudah disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak-pihak yang melakukan penyelidikan. Kami minta diperdalam apa makna dari simbol-simbol itu. Pesan apa yang terkandung dari simbol-simbol itu," jelas Nicholay.
"Yang paling membuat pihak keluarga bertanya-tanya adalah cara kematian almarhum yang informasi beredar dan fakta-fakta yang diungkapkan pada saat konpers dari Polda (Metro Jaya) itu hasil forensik. Ada luka lebam, ada luka-luka di bagian tubuh lainnya," tuturnya.
Hal lain yang juga dipertanyakan pihak keluarga adalah adanya plastik yang membungkus wajah diplomat Kemlu tersebut, kemudian dililit lakban.
"Masa orang bunuh diri memplastikkan dulu wajahnya kemudian melakban secara rapi. Inilah misteri dari meninggalnya almarhum yang harus kita ungkapkan bersama," terang Nicholay.
Pihaknya meminta Polri, dalam hal ini Polda Metro Jaya, untuk kembali melakukan penyelidikan secara komprehensif.
"Lebih bagus lagi jika penyelidikan diambil alih oleh Mabes Polri," imbuhnya.
Posting Komentar untuk "Makam Diplomat Arya Daru Diobrak-abrik seperti Habis Digali"
Posting Komentar