Demo di London, Aksi Tolak Imigran Terbesar Sepanjang Sejarah - MENGGAPAI ASA

Demo di London, Aksi Tolak Imigran Terbesar Sepanjang Sejarah

menggapaiasa.com, JAKARTA – Masyarakat di London melakukan aksi demo anti-imigran. Ini menjadi demo terbesar sepanjang sejarah modern Inggris yang bentrok dengan polisi di London.

Dilansir dari Reuters, Senin (15/9/2025), demonstrasi “Unite the Kingdom” yang dipimpin oleh aktivis sayap kanan jauh, Tommy Robinson, diikuti lebih dari 110.000 orang. Tidak hanya mereka, demo tandingan “Stand Up to Racism”  yang dihadiri sekitar 5.000 orang juga terjadi di pusat kota London.

Para demonstran Unite the Kingdom membawa bendera Union Inggris dan Salib St. George merah-putih milik Inggris, sementara yang lain membawa bendera Amerika dan Israel serta mengenakan topi "Make America Great Again" milik Presiden AS Donald Trump.

Para demonstran mengkritik Perdana Menteri Keir Starmer dan membawa plakat yang bertuliskan "pulangkan mereka" beberapa peserta juga membawa anak-anak.

Sementara itu, kerumunan besar Stand Up to Racism berkumpul untuk melakukan demo balasan. Para politisi dari kubu sayap kiri ikut menyampaikan orasi. Para pengunjuk rasa tersebut meneriakkan slogan-slogan seperti "tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian, tidak ada fasis di jalanan kita" dan "inilah komunitas kita seharusnya”.

"Orang-orang dari semua aliran golongan bersatu untuk menunjukkan bahwa retorika penuh kebencian dari Tommy Robinson tidak mencerminkan nilai-nilai sejati Inggris." ujar Sangita Myska, jurnalis media Inggris yang mengikuti demonstrasi tandingan.

Kedua kubu demonstrasi tersebut bergerak menuju Whitehall, sebuah daerah di London, tempat perdana menteri dan komplek penting departemen pemerintahan Inggris.

Bentrok terjadi setelah para demonstran anti-imigran menerobos “area steril” untuk memisahkan mereka dengan pendemo pro-imigran.

"Petugas terpaksa turun tangan di beberapa lokasi untuk menghentikan pengunjuk rasa Unite the Kingdom yang mencoba memasuki area steril, menerobos barikade polisi, atau mendekati kelompok lawan. Sejumlah petugas telah diserang." ujar kepolisian London dalam sosial media mereka pada Sabtu (13/9/2025).

Pada awalnya, demonstrasi ini dibuat sebagai “”festival kebebasan berbicara” yang fokus pada pesan-pesan anti-imigrasi dan nasionalis Inggris. Namun kemudian bentrokan pecah dan menyebabkan 26 polisi terluka, empat diantaranya luka serius, dan 25 orang ditangkap, sesuai yang dilaporkan Times of India pada Minggu (14/9/2025).

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, turut berkomentar atas bentrokan yang terjadi. Menurutnya, masyarakat memiliki hak untuk melakukan protes damai, tetapi ia mengutuk serangan terhadap polisi dan mengatakan Inggris dibangun atas dasar toleransi dan keberagaman.

"Masyarakat berhak melakukan protes damai. Itu inti dari nilai-nilai negara kita … Namun, kami tidak akan menoleransi penyerangan terhadap petugas polisi yang sedang menjalankan tugasnya atau terhadap orang-orang yang merasa terintimidasi di jalan karena latar belakang atau warna kulit mereka."  ujarnya dalam media sosial X pada hari Minggu (14/9/2025).

"Inggris adalah bangsa yang bangga dibangun atas dasar toleransi, keberagaman, dan rasa hormat. Bendera kami mewakili negara kami yang beragam dan kami tidak akan pernah menyerahkannya kepada mereka yang memakainya sebagai simbol kekerasan, ketakutan, dan perpecahan," tambah Starmer.

Imigrasi telah menjadi isu politik besar di Inggris, mengalahkan kekhawatiran ekonomi yang sedang terpuruk. Dalam laporan Reuters, lebih dari 28.000 migran telah tiba dengan perahu-perahu kecil menyeberangi Selat Inggris sepanjang tahun ini, rekor pencari suaka terbesar dalam sejarah Inggris. (Stefanus Bintang)

Posting Komentar untuk "Demo di London, Aksi Tolak Imigran Terbesar Sepanjang Sejarah"