Negosiasi AS-Hamas: Bantuan Kemanusiaan Akan Mengalir ke Gaza Palestina

menggapaiasa.com.CO.ID, TEL AVIV -- Tahap selanjutnya dari perselisihan antara Palestina dan Israel menunjukkan bahwa Israel tidak lagi secara keseluruhan dipandang oleh Amerika Serikat. Pada kenyataannya, dalam insiden terbaru ini, Amerika telah berbicara langsung dengan Hamas tanpa melibatkan pihak Israel atau bahkan bertanya kepada mereka sebagai warga negara Zionis.
Hasil negosiasi menuju arah yang baik. Kesepakatan tercapai untuk melepaskan para tawanan serta menyampaikan bantuan kemanusiaan ke Gaza seefisien mungkin.
Sumber Hamas mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa telah dilaksanakannya pertemuan tatap muka secara langsung antara tim perunding dari Amerika dengan kepala kelompok oposisi di Doha guna mendiskusikan gencatan senjata yang terjadi di Jalur Gaza.
Laporan menyatakan bahwa asisten dari Utusan Khusus Amerika Serikat Steven Witkoff mengadakan pertemuan di Doha pada hari Sabtu dan Minggu dengan para tokoh penting Hamas, khususnya Khalil al-Hayya yang merupakan bagian dari pimpinan mereka.
Tim mediasi gencatan senjata dari Gaza yang terdiri atas Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat sedang bekerja keras menemukan breakthrough agar dapat mengumulkan kesepakatan damai sebelum atau serentak dengan kedatangan Presiden AS Donald Trump ke daerah itu minggu depan.
Seorang petinggi tingkat tinggi dari pihak Palestina menyampaikan hal tersebut kepada Reuters Pada hari Minggu, Hamas tengah berunding dengan pemerintahan Amerika Serikat tentang traktat pengebumian senjata di Wilayah Gaza serta penetrasi bantuan humaniter ke dalam area-area terserbu tersebut.
Sumber-sumber dari Hamas membenarkan pada Asharqu Al Awsath bahwa diskusi, yang turut diikuti oleh Qatar serta Mesir, "pada kali ini menunjukkan adanya harapan kuat akan keberhasilan dalam meraih suatu perjanjian."
Israel menyebabkan krisis pangan di Gaza
Hamas, kelompok pejuang Palestina, pada Selasa mengutuk secara kuat langkah Israel yang menutup semua gerbang perbatasan di Jalur Gaza untuk periode lebih dari 50 hari terus-menerus.
Hamas mengingatkan bahwa situasi tersebut berpotensi menyebabkan bencana lapar besar-besaran serta wabah kesehatan merambah ke area Palestina terdampak perang genosida rejim Zionis.
"Lintasan Gaza saat ini menghadapi musibah kemanusiaan tanpa tanding di masa lalu, bersama dengan kurang lebih segala keperluan esensial untuk bertahan hidup seperti pangan, air, bahan bakar, obat-obatan, dan imunisasi vital bagi anak-anak. Kekurangan-kekurangan tersebut telah membawa penduduk mendekati kemiskinan gizi dan situasi kesulitan medis yang semakin memprihatinkan dari hari ke hari," demikian disampaikan dalam pernyataan formal oleh Hamas.
Hamas pun mengklaim bahwa tentara Israel tetap melaksanakan "penggenjotan kejam terhadap warga sipil yang tidak bersalah setiap harinya di pemukiman, lokasi penampungan, dan kemah-kemah darurat, serta pembasmian sistematik atas rumah sakit dan instalasi sipil."
Pada pernyataan itu, Hamas menyatakan bahwa menggunakan lapar sebagai alat adalah "kesalahan militer yang melanggar semua keputusan global dan aturan humanis."
Kelompok pejuang Palestina yang memegang kendali di Gaza tersebut menegaskan bahwa pemberlakuan sanksi oleh Israel terus-menerus merupakan "bukti kegagalan sistem global dalam aspek politik, etika, dan kemanusiaan."
Hamas juga mengulangi permintaannya terhadap masyarakat global untuk mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rezimnya agar cepat membuka perbatasan guna memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.
Pada kesempatan sebelumnya dalam hari yang sama, Jens Laerke, juru bicara OCHA PBB, menyampaikan bahwa kondisi kemanusiaan di Gaza sudah memasuki "peringkat paling buruk selama konflik di daerah itu."
Mulai tanggal 2 Maret kemarin, Israel sudah memblokade seluruh titik masuk ke Jalur Gaza dan mencegah bantuan esensial mencapai sana, walaupun ada berbagai laporan yang menyebutkan bahaya kelaparan di area itu.
Dalam sebuah pernyataan tersendiri, Hamas turut mengkritik serbuan udara Israel yang menyerang "markas Marcopolo kota beserta dengan perlengkapan konstruksi yang dipakai dalam misi evakuasi korban dan membersihkan sisa-sisa reruntuhan, seperti bulldozer dan mesin berat lainnya." (There seems to be an error as 'Marcopolo' does not fit into this sentence correctly; I've kept it as-is since changing proper nouns was avoided.)
Pada hari Selasa pagi, pasukan Israel melancarkan serangan ke arah kantor Pemerintahan Kota Nazlat Jabalia bersama dengan perlengkapan berat yang ada di dalamnya, lokasi ini berada di wilayah utara Jalur Gaza. Informasi tersebut disampaikan oleh salah satu pejabat setempat kepada Anadolu Agency.
Hamas mengatakan bahwa serangan itu merupakan bagian dari "politik kolonial fasisme Israel yang bertujuan meningkatkan kesengsaraan masyarakat kami di Gaza dan merusak semua infrastruktur serta sumber daya kehidupan sipil."
Diantara perlengkapan yang diserang, ada sembilan bulldozer yang dulunya diimpor dari Mesir dalam rangka perjanjian gencatan senjata, menurut Hamas.
"Tindakan terorganisir untuk meruntuhkan infrastruktur hidup dan fasilitas sipil di Jalur Gaza tidak akan membawa hasil dalam mendorong penduduk kami menyerah pada rencana deportasi brutal," tegas Hamas.
Militer Israel sekali lagi menggelar serangan keras terhadap Gaza pada tanggal 18 Maret 2025, merusak perjanjian damai dan barter tawanan yang telah disetujui pada 19 Januari.
Sejak memulai agresi genosida terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel sudah menewaskan lebih dari 51.200 orang Palestina di daerah tersebut. Mayoritas korban yang meninggal adalah wanita dan anak-anak.
Di bulan November 2024, ICC atau Mahkamah Pidana Internasional menerbitkan warrant penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta bekas Menteri Pertahananya, Yoav Gallant. Keduanya didakwa melakukan tindakan yang melanggar hukum internasional seperti kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Gaza.
Israel sedang menghadapi pula tuntutan genocide di Pengadilan Internasional (ICJ) berkaitan dengan konflik militer yang mereka luncurkan di daerah itu.
Posting Komentar untuk "Negosiasi AS-Hamas: Bantuan Kemanusiaan Akan Mengalir ke Gaza Palestina"
Posting Komentar