Dedi Mulyadi Tentang Kemarahan terhadap Pendukung Persikas Subang: Pemerintah Daerah Harusnya Tidak Terlibat dalam Pengelolaan Tim Bola
menggapaiasa.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sekali lagi mengungkapkan pendapatnya tentang kekesalan terhadap para penggemar tim sepak bola dari Subang yaitu Persikas. Kejadian tersebut sempat menjadi sorotan di media sosial.
Saat olahraga pagi di sekitar persawahan di daerah kehuniannya, Lembur Pakuan, Kabupaten Suban, dia menceritakan alasannya untuk merasa kesal.
Menurut dia, Persikas adalah sebuah tim sepak bola profesional yang dijalankan oleh suatu perusahaan. Perusahaan itu tentu saja harus mempertimbangkan segi finansial serta pengelolaan secara menyeluruh.
Karena bersifat profesi, pihak pemerintah daerah tidak seharusnya turun tangan dalam mengurus manajemen klub. Jika benar-benar berniat mendukung, keterlibatan mereka harus dibatasi hanya pada penyediaan fasilitas saja.
"Jika dia membantu, bantuannya harus bersifat personal dan tidak boleh melibatkan dana pemerintah," ujar Dedi Mulyadi seperti dikutip dari akun Instagram @dedimulyadi71, Jumat (30/5).
Dia pun menceritakan tentang para pendukung yang mengepakkan banner dengan tulisan 'Simpan Persikas!' sambil berseru dalam acara 'Nganjang ka Warga'. Tindakan tersebut memicu amarah karena dilancarkan ketika dia sedang mendengarkan cerita pahit dari warganya tentang perjuangan kehidupannya.
Para pendukung muda tersebut diyakini sudah direncanakan dan berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Subang. Beberapa di antaranya bahkan baru duduk di bangku SMP.
"Anak-anak tersebut kurang mandiri, mereka berasal dari beragam lokasi dengan jarak yang cukup lebar; ada yang datang dari satu desa, beberapa bahkan dari satu kecamatan dan sebagian lainnya dari berbagai kecamatan di area Kabupaten Subang. Mereka berhasil mengatur diri untuk menyebar spanduk secara efektif seperti yang telah dipersiapkan," ungkap Dedi.
Dedi merasa ada kekuatan politik yang menguasai dunia sepak bola dari belakang. Karena itu, dia sangat menyesalkan tindakan menjadikan pemain muda sebagai alat dalam urusan politik.
"Di belakang kekuatan politik ini terdapat penggunaan sepak bola sebagai alat dalam upaya mengokohkan posisi politik. Hal tersebut seharusnya tidak diperbolehkan karena dapat merugikan dan menjadikan sepak bola sarana politik, lebih-lebih lagi jika digunakan untuk mempengaruhi anak muda pada usia remaja yang sering berkendara jarak jauh hingga larut malam, hal ini tentunya cukup membahayakan," ungkapnya.
Bukan hanya itu saja, Dedi Mulyadi pun kelihatan tidak perduli meskipun sifat marahnya berdampak pada image-nya sebagai pemimpin.
"Pertanyaannya adalah bagaimana berbagai kamera mulai mengarah dan menjadikan hal tersebut sebagai sebuah perdebatan politis yang dapat merusak reputasi; namun bagi saya, hal itu tak jadi soal. Saya tidak terlalu peduli dengan penampilan atau citra publik. Tujuan utama saya dalam hidup ini adalah bekerja demi kepentingan masyarakat. Selain itu, tujuanku juga ingin meningkatkan moralitas wargaku yang belum mampu bersikap secara tepat, apalagi mereka sekarang masih di bawah umur," demikian kata Gubernur Jawa Barat itu.
Posting Komentar untuk "Dedi Mulyadi Tentang Kemarahan terhadap Pendukung Persikas Subang: Pemerintah Daerah Harusnya Tidak Terlibat dalam Pengelolaan Tim Bola"
Posting Komentar