Menakjubkan! Stairlift Candi Borobudur: Hanya Satu Menit, Langsung Naik ke Lantai Atas

Kursi pengangkat ditetapkan di kompleks Candi Borobudur untuk menyambut kedatangan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Kamis (29/5).
Lalu bagaimana penampakannya?
Setelah kedatangan kedua presiden itu, menggapaiasa.com memanfaatkan kesempatan untuk mengecek stairliftnya. Letaknya ada di Candi Borobudur bagian selatan.
Stairlift merujuk pada sebuah motorized seat yang berjalan sepanjang rail yang terpasang pada anak tangga. Terdapat 4 kursi untuk menempuh ke lantai 7 atau hampir sampai puncak Borobudur. Sumber tenaga stairlift tersebut adalah listrik.
Operasinya dapat dilakukan dengan menekan remot yang terdapat pada kursi tersebut.
Railing yang dipasang pada anak tangga tersebut tidak menggunakan paku maupun penggalian lubang. Batu lapis dicetak dengan karet terlebih dahulu sebelum dilekatkan ke plat sebagai alas railing.

Tanda-tandanya telah diterangkan sebelumnya bahwa fokusnya hanyalah pada plat baja di bawah saja, sehingga tidak ada pengeboran ke lantai. Sekarang mungkin kita hanya perlu menghitung beban dari segi teknis jika semuanya sudah sesuai dan pastinya harus sangat baik. Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan adalah ini benar-benar luar biasa,” ujar Tanto Soegito Harsono, Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) untuk Jawa Tengah setelah mencoba alat naik turun tangga tersebut.
Tanto menyebutkan bahwa ia sangat terbantukan oleh alat pengangkat tangga (stairlift) sebab kaki beliau seringkali nyeri pasca jalannya prosedur bedah. Hampir setiap pekan, dirinyalah yang mendaki Candi Borobudur.

Saat bergerak dengan cara tradisional, Tanto perlu menggendong tongkat agar bisa menstabilkan tubuhnya.
"Maka kaki saya yang umumnya nyeri, saat ini sudah tak merasakan apa-apa meski sedang naik berkat adanya stairlift," jelasnya.
"Dengan adanya stairlift ini, kita cukup duduk santai sambil memindahkan tempat Duduk saja, dan sudah tiba di lantai atas," terangnya.
Stairlift tersebut menghemat waktu untuk mencapai puncak Borobudur.
"Sudah satu menit dan kami telah berpindah ke lantai lain. Jika kita pergi dengan berjalan kaki, pasti akan merasa capek. Maka dari itu, bisa jadi lebih lamban, harus istirahat sebentar seperti mengambil nafas dahulu," terangnya.

Apakah Perlu Permanen?
Masalah tentang kebutuhan penempatan permanen untuk alat tersebut, Tanto mengarahkan hal itu kepada kementerian yang berwenang dan pihak pemerintahan.
"Bila kita sebagai anggota masyarakat (umat Buddha) yang sudah lanjut usia dan merasa kesulitan saat mendaki ke candi atau menemui gangguan dalam berjalannya, pastinya akan sangat dimudahkan dengan adanya alat pengangkat tangga ini. Apalagi bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik," ucapnya.
"Sungguh bagus, padahal terlihat disayangkan jika harus dibongkar," katanya.

Kata Bhante
Bhante Anusiri menyebutkan bahwa stairlift tersebut sangat baik bagi orang tua.
"Orang yang sudah lanjut usia, terlebih mereka yang memiliki kondisi kesehatan seperti kesulitan dalam bernapas atau mudah lelah, sangat sesuai dengan ini. Begitu pula untuk para manula ataupun individu yang telah menjalani operasi jantung atau hal serupa," ungkap Anusiri.
Ia berharap pihak berwenang akan memberikan izin agar alat bantu naik tangga tersebut dapat dipergunakan bagi orang lanjut usia.
"Sementara para pemuka agama memiliki banyak di antaranya berusia lanjut dengan kondisi kaki dan lutut beberapa diantaranya bahkan telah menjalani operasi. Hal tersebut pada dasarnya menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Jika terdapat alat seperti stairlift, tentunya akan sangat bermanfaat," katanya.

Dia sendiri pun ikut mengujicobakan stairlift tersebut. Ia menyatakan bahwa alat ini sangat nyaman digunakan dan sederhana dalam pengoprasianannya."Ini tidak merusak bebatuan yang sebelumnya sempat menjadi pusaran kontroversi atau dengungan kritik dari beberapa pihak," ungkapnya.
Profesor Philip K Wijaya, Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhii), menyebut bahwa alat pengangkat tangga tersebut dirancang khusus bagi kedua presiden yang berada di acara hari ini. Namun ia tidak pasti jika mereka berdua akan memakainya; mungkin cuma Prabowo sajalah. Ia hanya mengetahui dari sumbernya bahwa Prabowo adalah orang yang telah menggunakan peralatan tersebut.
"Presiden kita yang terpilih, sekadar diketahui memang telah ditentukan demikian, dalam pendapat saya hal ini sudah diatur. Hanya ada dua presiden yang diperbolehkan menggunakan fasilitas tersebut pada kesempatan tadi selama acaranya," ungkap Philip.
"Tetapi, saya tidak tahu pastinya karena saya tidak turut serta," terangnya.
Philip mengakui bahwa instalasi lift tangga ini mendapat berbagai pendapat baik positif maupun negatif. Tetapi menurut dia, hal itu sangat membantu masyarakat. Dia juga menyatakan bahwa pekerjaan tersebut dilakukan dengan hati-hati dan tidak sembarangan.
"Upaya pemerintah untuk memelihara Borobudur telah dilakukan dengan sangat optimal, sesuai dengan berbagai saran yang disampaikan oleh UNESCO dan lainnya. Kami yakin bahwa dalam setiap tindakan yang diambil, pemerintah memiliki pertimbangan mendalam serta penilaian menyeluruh dan selalu berhati-hati," ujarnya.

Philip menyebutkan bahwa tidak terdapat paku maupun lemari pada proses instalasi stairlift tersebut.
"Menurut kata orang sekarang, kalau aku ngobrol sama mereka, yang mereka berikan hanya plat baja yang dipasangkan saja. Jadi tidak ada pengukiran, tidak ada pengeleman atau apapun seperti itu," tuntasnya.
Selama mengunjungi Candi Borobudur, Macron sempat mendaki hingga ke puncak candi tersebut. Namun, informasi yang ada belum jelas tentang penggunaan alat bantu seperti stairlift olehnya. Demikian pula dengan Prabowo; masih diragukan apakah dia turut serta membimbing Macron dalam pendakian itu.
Yang tampak, Macron disertai oleh Menteri Budaya Fadli Zon.
Posting Komentar untuk "Menakjubkan! Stairlift Candi Borobudur: Hanya Satu Menit, Langsung Naik ke Lantai Atas"
Posting Komentar