Titan Saturnus: Tempat Peradaban Asing yang Jarang Terlihat

menggapaiasa.com , Jakarta - Sebuah penelitian yang belakangan dipublikasikan di The Planetary Science Journal menyebutkan kemungkinan keberadaan alien di Titan , bulan terbesar Saturnus , namun jumlahnya sangat sedikit. Hasil studi yang terbit pada 7 April 2025 itu membuat upaya pendeteksian kehidupan di planet lain lebih menantang.

Titan dikenal sebagai salah satu objek paling menarik di Tata Surya karena memiliki sungai, danau, serta lautan. Wilayah perairan Titan terdiri dari metana dan etana cair, serta sebuah lautan air yang tersembunyi di bawah permukaannya. Kandungan organik yang melimpah di satelit alami itu membuat para ilmuwan mempertimbangkannya sebagai kandidat tempat hidup, seperti Bumi.

“Kami berfokus pada apa yang membuat Titan unik bila dibandingkan dengan bulan es lainnya, yakni kandungan organiknya yang melimpah,” ujar Antonin Affholder, peneliti pascadoktoral dari Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi Universitas Arizona, dikutip dari Space.com Pada hari Kamis, tanggal 24 April 2025.

Affholder, salah satu penulis dari studi pendampingan ini, menjelaskan bahwa Titan harus memiliki cukup bahan makanan berkat kadar organik yang tinggi di dalamnya. Temuan ini diperoleh dari analisis model bioenergetika, yakni permodelan matematika untuk memperkirakan energi yang digunakan pada proses kimia biologi.

Tim riset telah menyimpulkan bahwa hipotesis terkuat untuk adanya kehidupan di Titan mungkin melibatkan proses fermentasi, suatu cara metabolisme yang tak bergantung pada oksigen. Proses semacam itu diyakini sudah eksis semenjak permulaan evolusi hidup di Bumi. "Kita tidak perlu merumuskan kemungkinan-kemungkinan spesulatif yang belum tentu berlaku di Titan," jelas Affholder.

Titan mempunyai atmosfir berisi zat-zat padat yang terus melahirkan reaksi fotokimia, sehingga secara kontinu membentuk molekul organik rumit. Estimasinya, molekul-molekul tersebut kemudian meredam ke lapisan permukaannya. Dengan perpindahan materi serta reaksi geokimia, deposit ini pun mungkin sampai ke laut bawah tanahnya—menjadi bukti potensial untuk kondisi hunian yang layak ada di sana.

Affholder masih menggarisbawahi bahwa seluruh temuan tersebut belum secara langsung menunjukkan kalau Titan dapat mendukung keberlangsungan hidup dalam skala besar. Sebab, tidak semuanya dari molekul organik ini memiliki potensi sebagai sumber nutrisi. "Osean di Titan amat luas dan proses tukar-menukar antara osean dengan lapisan permukaannya yang merupakan lokasi ditemukan semua komponen organik ini sangat terbatas," jelasnya.

Dalam simulasi, tim peneliti menggunakan glisin, asam amino paling sederhana yang umum keberadaannya di Tata Surya. Hasilnya menunjukkan bahwa Titan bisa mendukung kehidupan mikroba melalui fermentasi, namun populasinya sangat terbatas.

“Mungkin hanya cukup untuk menopang populasi mikroba yang sangat kecil dengan total massa hanya beberapa kilogram saja. Setara dengan berat seekor anjing kecil,” tutur Affholder.

Keberadaan bahan organik, lanjutnya, masih belum menjamin bahwa Titan sudah memenuhi syarat untuk ditinggali sebagaimana dipahami oleh manusia. Riset tersebut mengindikasikan hal itu. The Planetary Science Journal Hanyalah menggarisbawahi eksistensi kehidupan di Titan. Tetapi, usaha untuk mendeteksi wujud hidup di situ setara dengan pencarian jarum dalam tumpukan jerami.

Posting Komentar untuk "Titan Saturnus: Tempat Peradaban Asing yang Jarang Terlihat"