Manchester City gagal di Premier League? FA Cup Bisa Jadi Penawar Kesedihan untuk Pep Guardiola

menggapaiasa.com– Walaupun terpaut jauh dari Liverpool di Premier League musim ini, Manchester City tetap memiliki kesempatan untuk mengakhiri musim dengan prestasi berkat pertandingan final Piala FA. Tetapi, bisakah hal tersebut menjadikan musim mereka sebagai keberhasilan yang memuaskan?

Musim 2024/2025 mungkin akan dikenal sebagai titik terendah Manchester City selama era Pep Guardiola. Setelah empat tahun beruntun memenangi Liga Primer, City secara mengejutkan jatuh dari puncak klasemen.

Tidak hanya kehilangan gelar juara, tetapi juga performanya, jati diri, serta dominasinya yang lama kelamaan hilang. Sekarang, harapan terakhir mereka hanyalah bisa meraih trofi FA Cup ketika berjumpa dengan Crystal Palace di partai puncak.

Namun demikian, Guardiola dengan jujur mengungkapkan bahwa hanya dengan meraih gelar FA Cup belum bisa disebut sebagai musim yang berhasil.

"Kami ketinggalan satu miliar angka dari Liverpool," kata Pep dengan nada yang frustasi.

Menurutnya, kesuksesan tak melulu ditentukan oleh jumlah trofi yang diraih, tetapi juga bagaimana City bermain dan bertanding dalam tiap pertarungan di ajang-ajang bergengsi tersebut. Ucapan itu pun mengundang perbincangan seru dari Steven McInerney, seorang analis Manchester City dari kanal Esteemed Kompany .

Menurutnya, Pep Guardiola memiliki alasan yang tepat dan keliru mengenai penilaian musim ini. "Segalanya bergantung pada konteks," ujar Steven McInerney saat diwawancara oleh Sports Mole .

Apabila kita bandingkan dengan patokan yang sudah mereka bangun selama empat tahun terakhir, musim ini mungkin kelihatan kurang memuaskan. Tetapi bila diukur dari sudut pandang tim lain, prestasi Manchester City tetap termasuk luar biasa.

Pada saat ini, The Citizens menempati posisi keempat dalam tabel sementara dengan total 66 gol, yang merupakan penurunan signifikan dari 96 gol pada musim sebelumnya. Selain itu, mereka tidak berhasil melaju jauh di Liga Champions setelah dikalahkan oleh Real Madrid, serta tereliminasi di fase 16 besar EFL Cup.

Meskipun demikian, mereka tetap memiliki kesempatan untuk menyudahi musim ini dengan memenangkan dua gelar dalam negeri. Mereka dapat meraih piala FA Cup dan Community Shield, serta sekaligus mendapatkan tempat di Liga Champions musim depan.

"Jika ini merupakan musim terburuk bagi City, mungkin sebagian besar tim akan senang bertukar posisi dengannya dan memiliki musim terbaik seperti yang mereka inginkan," kata McInerney.

Dia menggarisbawahi bahwa kesuksesan di Piala FA tidak hanya semacam hadiah pembawa kegembiraan, tetapi dapat pula menjadi dasar yang kuat untuk merencanakan hegemoni mereka pada musim depan. Penting juga disebutkan bahwa pencapaian Manchester City di ajang tersebut bakal membekali para pemain muda serta penandatangan kontrak baru dengan banyak pelajaran berharga, misalnya Nico O'Reilly, Matheus Nunes, dan Omar Marmoush, sambil meningkatkan keyakinan diri dalam skuad inti klub.

Semua tiga diproyeksikan untuk memainkan peran penting dalam pertandingan akhir nantinya, dan keberhasilan tersebut dapat menjadi titik balik dari segi psikologi bagi kemajuan mereka.

McInerney mengatakan bahwa makna FA Cup pada kesempatan ini sangat signifikan. Bagi Guardiola tidak hanya berarti memenangkan trofi, tetapi juga merupakan pengalaman penting untuk para pemain muda yang belum banyak merasakan ajang bergengsi seperti ini.

" Ini dapat menjadi saat yang menginspirasi dan memvalidasi untuk mereka," ungkap Steven McInerney.

Dia menyebutkan pula bahwa keberhasilan ini dapat diartikan sebagai peringatan bagi kompetitor lainnya yang melihat Manchester City dalam kondisi terpuruk namun masih sanggup memenangkan gelar dan tetap berbahaya.

Guardiola sempat menyuarakan kekecewaannya di tengah musim. Dia berkomentar dalam konferensi pers bahwa ia mungkin tidaklah cocok untuk merubah situasi tersebut. Akan tetapi, sebagaimana biasanya, menjelang berakhirnya musim, Pep sukses membalikan kondisi tim. Manchester City pun kemudian pulih dan menampilkan permainan tangguh mereka lagi.

"Musim ini mungkin sudah tidak dapat diselamatkan, namun kemenangan di Piala FA bisa menjadi penyambung nyawa," kata McInerney.

Ini berarti gelar tersebut dapat menjadi sumber pengingat bagi Manchester City bahwa tim masih memiliki standar tinggi walaupun tengah menghadapi masa sulit dalam musim ini. Meskipun demikian, City tentunya tidak terbebas dari tantangan apa pun. Performa merosot pada beberapa pemain kunci bersamaan dengan serbuan cedera turut menyumbangkan keadaan kurang baik saat ini. Akan tetapi, apabila akhirnya mampu menyelesaikan musim dengan mendapatkan dua piala dan tempat urutan empat besar, hal tersebut pastilah merupakan prestasi yang patut untuk diberi nilai positif.

Lebih jauh lagi, kompetisi baru seperti Piala Dunia Antarklub yang akan diadakan dengan format lebih luas mulai musim depan, dapat menunjukkan bahwa Manchester City tetap perlu dipertimbangkan pada skala dunia.

Meskipun City tengah mengalami kesulitan, mereka berhasil memenangi FA Cup dan lolos ke Liga Champions. Bayangkan prestasi apa yang dapat dicapai tim tersebut musim depan ketika situasinya telah kembali normal," demikian penjelasan dari McInerney.

Di penghujung musim, hal ini menjadi pembelajaran penting bagi Guardiola dan para pemainnya. Mereka menyadari bahwa di dunia sepak bola, tidak selalu mungkin mempertahankan kendali penuh. Namun, dari masa-musim yang sulit tersebut, dapat tumbuh semangat baru untuk kembali bangkit dengan kekuatan lebih besar.

Apakah FA Cup sudah cukup sebagai pembalas kekecewaan musim ini? Jawaban atas pertanyaan itu akan kita ketahui pada bulan Mei mendatang di Stadion Wembley, yang kemungkinan besar menjadi titik awal era baru bagi Manchester City.

Posting Komentar untuk "Manchester City gagal di Premier League? FA Cup Bisa Jadi Penawar Kesedihan untuk Pep Guardiola"