Wow, Daya Saing Indonesia di IMD WCR Drop Drastis, Jatuh 13 Peringkat!

menggapaiasa.com.COI-JAKARTA Lampu kuning untuk usaha Indonesia dalam menggaet investasi asing. Menurut laporan terkini World Competitiveness Ranking (WCR) 2025, posisi daya saing Indonesia merosot.

Peringkat daya saing Indonesia merosot 13 tempat menjadi urutan ke-40 dari keseluruhan 69 negara pada Laporan Peringkat Daya Saing Dunia (World Competitiveness Ranking/WCR) tahun 2025 yang diterbitkan oleh Pusat Kekompetitan Dunia IMD (IMD World Competitiveness Center/WCC). Kemerosotan signifikan tersebut akibat masalah ekonomi serta angka pengangguran yang masih tinggi dan belum terselesaikan.

Penurunan tersebut memberikan dampak besar terhadap Indonesia yang sebelumnya telah mengalami pertumbuhan positif dalam tiga tahun beruntun. Peringkat daya saing negara kita meningkat dari posisi ke-44 pada tahun 2019, melonjak ke peringkat ke-34 pada tahun 2020, dan akhirnya meraih posisi ke-27 pada tahun 2021.

"Setelah pandemi, Indonesia menjadi salah satu negeri dengan penampilan daya saing paling baik, bahkan sempat meroket sebanyak 11 tingkatan. Akan tetapi, di tahun ini daya saing Indonesia mengalami tekanan, antara lain disebabkan oleh efek dari perseteruan tarif yang menjangkit wilayah Asia Tenggara," jelas Direktur WCC IMD Arturo Bris dalam kutipan pada hari Kamis (19/6).

Indonesia bukan satu-satunya negara yang menghadapi hal ini. Turki juga merosot 13 tingkatan dan kini berada di posisi kedua sebagai salah satu negara dengan penurunan daya saing paling signifikan menurut Laporan Kompetitivitas Dunia versi 2025.

Di wilayah Asia Tenggara, tiga dari kelima negeri yang dinilai ini pula menunjukkan penurunan. Thailand merosot sebanyak lima tingkatan, sementara itu Singapore jatuh hanya satu posisi saja. Di sisi lain, Malaysia melompat sejauh sepuluh tingkatan dan Filipina meningkatkan statusnya dengan satu tempat lagi, berbekalkan strategi industri dan digitaisasi yang agresif.

Berikut adalah peringkat lima besar negara di ASEAN menurut WCR 2025:

1.Singapura: peringkat 2 (mundur 1 tingkatan)

2. Malaysia: posisi 23 (meningkat 11 tingkatan)

3. Thailand: peringkat 30 (mundur 5 tingkatan)

4. Indonesia: peringkat 40 (menurun sebanyak 13 peringkat)

5. Filipina: peringkat 51 (meningkat 1 peringkat)

Isu Ekonomi dan Ketidakseimbangan Sistematik

Riset WCR 2025 menggabungkan 170 jenis data luaran dengan 92 temuan dari survei yang melibatkan 6.162 pemangku kepentingan di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 66,1% responden di Indonesia menyatakan bahwa kurangnya kesempatan ekonomi merupakan faktor paling dominan dalam meningkatkan polarisasi masyarakat dan perbedaan kesejahteraan.

Beberapa alasan di balik rendahnya kemampuan bersaing Indonesia meliputi infrastruktur yang masih kurang memadai, kelangkaan tenaga kerja berkompetensi, institusi yang dipersepsikan sebagai lemah, angka pengangguran yang tinggi serta kesenjangan pembangunan di antar daerah.

Kurangnya pembentukan lapangan pekerjaan baru menyebabkan sebagian besar orang kesulitan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Masalah semacam itu pun dialami oleh Afrika Selatan dan Cina, tetapi keluhannya kurang umum terdengar di negeri-negeri Nordic seperti Denmark dan Islandia yang memiliki sistem tenaga kerja kuat serta penyebaran pendapatan yang lebih merata.

Indonesia saat ini menghadapi berbagai masalah utama dalam upaya meningkatkan ketahanannya di panggung internasional. Menurut Laporan Peringkat Daya Saing Dunia (World Competitiveness Ranking/WCR) tahun 2025 yang diterbitkan oleh Pusat Kekompetitan Dunia IMD (IMD World Competitiveness Center/WCC), ada beberapa aspek krusial yang perlu segera mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah dan pengusaha lokal sebagai prioritas.

Pertama , Indonesia harus menyatukan suatu peta strategis yang meliputi keseluruhan rangkaian nilai, mulai dari tahap awal sampai dengan akhirnya. Tindakan ini krusial guna memperbaiki efisiensinya serta merangsang perkembangan industri yang didasari oleh penambahan nilai.

Kedua Pengembangan sumber daya manusia yang efektif telah menjadi suatu keharusan. Tenaga kerja di Indonesia perlu memperkuat kompetisi mereka serta menyesuaikan diri dengan permintaan pasar internasional yang kian berkembang.

Ketiga Kontribusi bidang keuangan pada ekonomi nyata harus ditingkatkan lagi. Ini mencakup mendukung perkembangan institusi keuangan selain bank untuk bisa menyediakan pendanaan dengan jangkauan dan jenis yang lebih bervariasi.

Keempat , Indonesia diharapkan bisa menuruti beragam permintaan dunia terkait bidang lingkungan, social, etika bisnis, serta pengelolaannya (Environmental, Social, and Governance/ESG). Kesesuaian dengan kaidah-kaidah internasional tersebut semakin jadi prasyarat penting agar bisa bertanding di pangsa pasar global.

Akhirnya, meningkatkan nilai tambah ekonomi bisa diraih dengan mengoptimalkan kontribusi dari diaspora Indonesia yang berada di luar negeri dan juga dengan mengeraskan fokus investasi dalam sektor riset dan pengembangan.

Tantangan-tantangan tersebut perlu ditangani dengan menyeluruh untuk menghindari bahwa Indonesia tak hanya gagal menambah keunggulannya, namun juga kesulitan menjaga tempatnya dalam persaingan dunia yang kian sengit.

Menurut data dari WCR 2025, Indonesia masih belum maju di beberapa bidang utama:

-Pendidikan: urutan ke-62 dari 69 negara

-Kesehatan dan lingkungan: peringkat ke-63

-Efisiensi lembaga pemerintahan: peringkat 51

"Efisiensi dalam pemerintahan tak seharusnya berhenti pada jargon belaka. Perlu adanya tindakan konkret supaya Indonesia mampu mengembangkan ketahanan ekonominya serta menjelma sebagai destinasi investasi yang menggiurkan untuk masa mendatang," ujar Bris.

Posting Komentar untuk "Wow, Daya Saing Indonesia di IMD WCR Drop Drastis, Jatuh 13 Peringkat!"