Dorong Hilirisasi dan Industrialisasi, Indonesia Bersiap Ambil Peran Besar di Pasar Global Lewat Nikel
Media Purwodadi – Hilirisasi yang diiringi industrialisasi dinilai mampu membawa Indonesia berperan besar di pasar global, terutama lewat kekuatan sektor nikel.
Pengamat ekonomi energi dari UGM, Fahmy Radhi, menegaskan hilirisasi nikel harus jadi pintu masuk menuju industrialisasi menyeluruh untuk menguatkan daya saing.
Fahmy menyebut hilirisasi dan industrialisasi membuka jalan transformasi ekonomi nasional menuju status negara maju yang kompetitif di pasar global.
“Selama ini Indonesia mengandalkan konsumsi. Kalau manufaktur berkembang lewat industrialisasi, kita bisa jadi negara berbasis industri,” ujar Fahmy.
Pemerintah terus mendorong hilirisasi nikel sebagai strategi jangka panjang membangun industri kendaraan listrik dan memperkuat ekonomi nasional.
Langkah ini tak hanya mendukung transisi energi hijau, tetapi juga menempatkan Indonesia dalam jalur negara industri berbasis teknologi ramah lingkungan.
Hilirisasi menjadi pondasi bagi pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik yang kini menjadi tren global dan pendorong masa depan energi.
Komitmen pemerintah terhadap net zero emission (NZE) 2060 juga mendorong penguatan hilirisasi nikel demi menekan emisi dan mengurangi energi fosil.
Melalui pengolahan nikel dari hulu ke hilir, Indonesia bisa menghasilkan produk akhir seperti baterai yang bernilai tinggi dan ramah lingkungan.
Fahmy menyarankan agar hilirisasi tidak berhenti di pembangunan smelter, melainkan lanjut hingga produksi akhir, termasuk kendaraan listrik berbasis baterai.
"Harus ada keberlanjutan investasi, tidak hanya bangun smelter, tapi juga lanjut ke baterai bahkan EV," kata Fahmy, Jumat (27 Juni 2025).
Ia juga menekankan pentingnya transfer teknologi agar tenaga kerja Indonesia bisa terlibat aktif dan tidak bergantung pada tenaga kerja asing.
"Minimal lima tahun pertama proses bersama, lima tahun berikutnya SDM kita harus bisa mandiri produksi baterai listrik," tegas Fahmy.
Nikel sebagai bahan utama baterai memiliki nilai strategis karena Indonesia memiliki cadangan terbesar yang sangat potensial bagi masa depan energi dunia.
Dengan sumber daya melimpah, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk jadi pemain utama dalam industri global berbasis energi bersih dan berkelanjutan.
Pengamat ekonomi dari UI, Toto Pranoto, juga mendukung hilirisasi nikel sebagai kebijakan yang berdampak besar terhadap pendapatan negara.
"Hilirisasi nikel jelas memberikan kontribusi positif bagi pendapatan negara," kata Toto saat ditemui secara terpisah.
Namun, Toto mengingatkan pentingnya tata kelola industri yang transparan, agar manfaat hilirisasi benar-benar dirasakan masyarakat dan daerah penghasil.
Ia juga menyoroti risiko kerugian negara jika pengelolaan hilirisasi tidak disertai pengawasan ketat dan perhatian pada dampak lingkungan sekitar.
Hilirisasi dan industrialisasi berbasis nikel harus dijalankan dengan prinsip berkelanjutan agar posisi Indonesia di pasar global terus menguat.
Jika dijalankan konsisten dan berkeadilan, hilirisasi akan menjadikan Indonesia sebagai negara industri maju dengan nikel sebagai motor utamanya.***
Posting Komentar untuk "Dorong Hilirisasi dan Industrialisasi, Indonesia Bersiap Ambil Peran Besar di Pasar Global Lewat Nikel"
Posting Komentar