AS Kosongkan Pangkalan Militer di Qatar
menggapaiasa.com.CO.ID, DOHA – Amerika Serikat (AS) Dilaporkan mulai mengosongkan pangkalan militer mereka di Timur Tengah. Hal ini seiring ancaman Iran akan menyerang pangkalan-pangkalan itu jika AS bersikeras membantu ISrael melakukan serangan.
Beberapa puluh pesawat militer AS sudah tak ada di landas pacu basis utamanya di Qatar, sesuai dengan foto satelit. Dari tanggal 5 sampai 19 Juni, sebagian besar kapal terbang yang tadinya kelihatan di pangkalan Al Udeid kini lenyap, seperti tampak dalam gambar dari Planet Labs PBC serta telah ditelaah. AFP .
Hampir 40 pesawat militer – termasuk pesawat angkut seperti Hercules C-130 dan pesawat pengintai – diparkir di landasan pada tanggal 5 Juni. Dalam gambar yang diambil pada tanggal 19 Juni, hanya tiga pesawat yang terlihat.
Kedutaan Besar AS di Qatar mengumumkan pada hari Kamis bahwa akses ke pangkalan tersebut akan dibatasi “demi kehati-hatian dan mengingat konflik regional yang sedang berlangsung,” dan mendesak personel untuk “meningkatkan kewaspadaan.”
The Times of Israel melansir, Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee pada Rabu mengatakan kedutaannya sedang “mengerjakan penerbangan evakuasi dan keberangkatan kapal pesiar” bagi warga Amerika yang ingin meninggalkan Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Iran.

Huckabee mengunggah tautan bagi orang Amerika yang tertarik untuk mendaftar di Smart Traveler Enrollment Program (STEP) sehingga mereka dapat menerima informasi terbaru.
Beberapa detik sebelum pernyataan Huckabee, dua petugas Amerika Serikat mengungkapkan bahwa sebuah pesawat resmi telah dievakuasi beberapa diplomat dan anggota keluarga mereka yang ingin meninggalkan Israel. Mereka memberikan informasi ini dengan syarat anonimitas karena sifat dari operasi diplomatis yang sangat sensitif itu.
Beberapa negara sudah memulai operasi evakuasi bagi warga mereka dari Israel setelah Iran memulai serangan dengan peluru kendali terhadap negeri Yahudi itu pada hari Jumat.
Penerbangan perdana yang mengangkut para pengungsi dari Israel mendarat di Slovakia dan Republik Ceko pada hari Senin malam, demikian menyatakan otoritas selasa ini.
Pihak berwenang Slovakia mengatakan penerbangan evakuasi pertama dengan 73 orang, termasuk 25 turis Slovakia dan lima anggota keluarga diplomat Slovakia yang bekerja di Tel Aviv, tiba di ibu kota, Bratislava.
Presiden AS Donald Trump diberitakan baru akan mengambil keputusan tentang ikuti atau tidak dalam serangan udara Israel atas instalasi nuklir Iran dalam dua pekan mendatang. Ini sementara menantikan hasil dari usaha diplomatis di antara Tehran dan Washington, sebut Kantor Putih pada hari Kamis lalu.
Pengumuman tersebut, yang dibacakan dengan lantang oleh Sekretaris Pers Karoline Leavitt, tampaknya menandakan perubahan terbaru pemerintah AS mengenai pertanyaan apakah akan mengerahkan pasukan Amerika setelah seminggu ia terombang-ambing secara tajam antara dukungan untuk solusi damai dan ancaman untuk membunuh Ayatollah Ali Khamenei.
“Berdasarkan fakta bahwa ada peluang untuk perundingan besar yang mungkin atau mungkin tidak terjadi dengan Iran dalam waktu dekat – saya akan membuat keputusan apakah akan melakukan perundingan atau tidak dalam dua minggu ke depan,” kata Leavitt pada konferensi pers di Gedung Putih.
Dia menyatakan bahwa perundingan masih berjalan antara Amerika Serikat dan Iran tentang isu senjata nuklir walaupun adanya serangan dari Israel, hal ini muncul setelah laporan Reuters menunjukkan bahwa duta khusus Trump Steve Witkoff sudah melakukan beberapa pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.
Leavitt menyebut bahwa setiap perjanjian seharusnya mencegah Tehran dari memperkaya uranium serta meniadakan kapabilitas Iran dalam pembuatan senjata nuklir.

“Presiden selalu tertarik pada solusi diplomatik… jika ada peluang untuk diplomasi, presiden akan selalu memanfaatkannya,” katanya. “Tapi dia juga tidak takut menggunakan kekuatan, saya akan menambahkan.”
Menteri Luar Negeri Britania Raya David Lammy menyampaikan usai berdiskusi di gedung White House bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio bahwa terdapat kesempatan bagi penyelesaian diplomatis dengan Iran tentang proyek senjata nuklernya guna menghindari perang skala besar.
"Kondisi di Timur Tengah tetap memprihatinkan. Kami menegaskan komitmen kami agar Iran tidak mengembangkan senjata nuklir," ungkap Lammy melalui pernyataan resmi dari Kedutaan Besar Britania Raya di Washington.
"Kami membahas bagaimana Iran harus membuat kesepakatan untuk menghindari konflik yang semakin dalam. Sekarang ada peluang dalam dua minggu ke depan untuk mencapai solusi diplomatik," kata Lammy tentang pembicaraannya dengan Rubio dan utusan khusus AS Steve Witkoff.
Posting Komentar untuk "AS Kosongkan Pangkalan Militer di Qatar"
Posting Komentar