Agama di Iran: Konflik Islam vs Kristen dan Perang Melawan Israel
menggapaiasa.com - Iran dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk yang memeluk Islam Syiah, khususnya aliran Syiah Dua Belas Imam (Itsna 'Ashariyah).
Iran dan Israel tengah landa perang, dua negara yang perbatasan dengan Yordania saling meluncurkan rudal hingga menimbulkan kerusakan an jumlah korban jiwa. Mata dunia tertuju kepada kedua negara tersebut karena dampak pada ekonom, public banyak bertanya soal perang agama yang dianut warga Iran.
Aliran ini bahkan ditetapkan sebagai agama resmi negara, sebagaimana tercantum dalam konstitusi Republik Islam Iran.
Namun, selain penganut Syiah, Iran juga dihuni oleh komunitas Sunni dan kelompok agama minoritas lainnya seperti Kristen, Yahudi, dan Zoroastrianisme, dilansir dari wikipedia.
Prosentasi Agama di Iran
1.Islam Syiah (Dua Belas Imam): Mayoritas penduduk Iran.
2.Islam Sunni: Tersebar di wilayah tertentu dan umumnya berasal dari kelompok etnis seperti Kurdi, Arab, dan Turkmen.
3.Agama-agama minoritas: Kristen (terutama Ortodoks dan Armenia), Yahudi, dan penganut Zoroaster tetap eksis dalam jumlah kecil dan secara hukum diakui negara.
Mengapa Iran Menganut Syiah sebagai Agama Resmi? berikit sejarahnya.
1. Transformasi oleh Dinasti Safawi
Pada awal abad ke-16, Dinasti Safawi di bawah kepemimpinan Ismail I menetapkan Syiah sebagai agama resmi kerajaan.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk identitas politik sekaligus upaya untuk membedakan Iran dari kekuasaan tetangganya seperti Kekhalifahan Ottoman yang beraliran Sunni.
Lewat kebijakan ini, mayoritas rakyat Iran yang sebelumnya Sunni secara bertahap diubah menjadi Syiah, bahkan dengan pendekatan yang sangat keras pada masa itu.
2. Revolusi Islam 1979
Posisi Syiah semakin mengakar ketika Revolusi Islam terjadi pada tahun 1979, menggulingkan monarki Shah Iran dan melahirkan Republik Islam Iran.
Tokoh utama revolusi ini adalah Ayatollah Ruhollah Khomeini, seorang ulama besar Syiah yang menjadi simbol perjuangan melawan dominasi Barat.
Sejak saat itu, struktur politik dan sistem hukum Iran sepenuhnya berlandaskan prinsip-prinsip Syiah.
3. Pengaruh Ajaran Syiah Imamiyah
Syiah Imamiyah meyakini bahwa kepemimpinan umat Islam seharusnya berada di tangan keturunan langsung Nabi Muhammad dari garis Imam Ali.
Konsep wilayah al-faqih (kepemimpinan oleh ulama) yang menjadi dasar pemerintahan Iran pascarevolusi, berakar kuat dalam teologi ini. Hal tersebut memberikan landasan ideologis yang kokoh bagi keberlangsungan dominasi Syiah dalam kehidupan bernegara.
4. Perubahan Bertahap Sejak Abad ke-17
Meskipun jejak Syiah sudah hadir sejak awal masuknya Islam ke Persia, perubahan besar dalam komposisi agama baru terjadi setelah kebijakan sistematis Dinasti Safawi dan pengaruh jangka panjang dari jaringan ulama Syiah.
Seiring waktu, masyarakat Iran secara luas mengadopsi ajaran Syiah, dan kini menjadi pusat dunia Syiah global.
Iran menjadi negara Syiah bukan karena sejak awal demikian, melainkan melalui proses panjang sejarah, kebijakan politik kerajaan, serta transformasi ideologis yang dibangun melalui revolusi.
Kini, identitas Syiah tidak hanya menjadi keyakinan religius, tetapi juga pilar utama dalam sistem sosial, budaya, dan politik negara tersebut.***
Posting Komentar untuk "Agama di Iran: Konflik Islam vs Kristen dan Perang Melawan Israel"
Posting Komentar