Kenali penyakit RSV, ancaman serius yang sering dianggap remeh

DOKTER Spesialis Penyakit Dalam dengan Subspesialis Penyakit Tropik dan Infeksi Robert Sinto mengatakan penyakit Respiratory Syncytial Virus (RSV) bisa menyebabkan komplikasi serius hingga kematian. "Virus ini bisa menyebabkan komplikasi serius hingga kematian, terutama jika dilihat dari populasi global yang besar,” kata Robert pada acara ‘Menjaga Napas di Usia Senja: Mengulik Bahaya RSV Pada Lansia dan Cara Mencegahnya’ by Pfizer yang digelar di World Trade Centre 3, Jakarta, Rabu awal Desember 2025.
Penyakit RSV kini menjadi perhatian serius di dunia medis karena dampaknya yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Meski sering dianggap sebagai batuk pilek biasa, RSV bisa memicu komplikasi berat, terutama pada kelompok rentan seperti lansia atau orang dengan penyakit penyerta. Penelitian internasional menunjukkan 3–7 persen populasi umum dapat terinfeksi RSV dalam satu periode, sementara pada kelompok berisiko angkanya meningkat menjadi 4–10 persen. Dari mereka yang terinfeksi, 17–28 persen membutuhkan pertolongan medis, 4–10 persen dirawat inap, 6–15 persen masuk ICU, dan 1–10 persen berakhir dengan kematian.
Robert menjelaskan hasil studi dari Singapura yang menunjukkan sekitar 5 persen kasus infeksi saluran napas atas yang negatif influenza disebabkan oleh RSV. Risiko penyakit ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Di negara lain, RSV bahkan menyumbang sekitar 10 persen kasus infeksi paru komunitas. Virus ini tidak hanya menyerang saluran napas atas, tetapi juga berpotensi berkembang menjadi infeksi berat yang membutuhkan intervensi medis intensif, terutama pada kelompok rentan. Temuan ini menegaskan bahwa RSV merupakan ancaman serius yang sering diremehkan.
Komplikasi RSV disebut jauh lebih kompleks daripada sekadar infeksi akut. Kelompok dengan komorbiditas seperti PPOK, penyakit jantung, diabetes, gangguan ginjal, gangguan neurologis, hingga pasien immunocompromised berada pada risiko paling tinggi. “Pasien dengan gagal ginjal memiliki risiko 6,5 kali lipat masuk rumah sakit akibat RSV dibandingkan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut,” kata Robert.
Kelompok lansia yang tampak sehat pun mengalami peningkatan risiko enam kali lipat masuk rumah sakit ketika memasuki usia 75 tahun ke atas. Selain infeksi paru, RSV juga dapat memicu gagal jantung, serangan jantung, hingga kegagalan transplantasi pada pasien dengan imunitas rendah.
Jika dibandingkan influenza, RSV memiliki dampak yang tidak kalah buruk. Di Amerika Serikat, 12 persen pasien influenza harus dirawat di rumah sakit, sementara pada RSV angkanya mencapai 15 persen. Dalam penggunaan ventilator, influenza mencatat 13 persen dan RSV 10 persen. Setelah keluar dari rumah sakit, 5 persen pasien RSV masih membutuhkan perawatan jangka panjang. Sedangkan sekitar 6 persen pasien Influenza yang juga membutuhkan perawatan jangka panjang. “Tingkat kematiannya pun hampir sama, yakni 8 persen untuk RSV dan 7 persen untuk influenza. Artinya, RSV tidak lebih ringan dan sama berbahayanya,” kata Robert menegaskan.
Karena terapi antivirus yang efektif untuk RSV, seperti ribavirin, belum tersedia di Indonesia, pencegahan menjadi langkah utama. Vaksin RSV hadir sebagai solusi dengan efektivitas sekitar 80 persen mencegah infeksi bergejala dan rawat inap, yang bertahan hingga tahun kedua dengan efektivitas 77 persen. Vaksin ini telah diberikan lebih dari delapan miliar dosis secara global dan terbukti aman, dengan risiko efek samping serius seperti Guillain-Barré Syndrome (GBS) sangat rendah, hanya 0–18 kasus. Bahkan, risiko stroke setelah vaksinasi lebih kecil dibandingkan risiko akibat infeksi RSV alami.
“Vaksin RSV dapat diberikan bersamaan dengan vaksin influenza, COVID-19, pneumonia, atau zoster tanpa menurunkan efektivitas masing-masing vaksin,” tambahnya. Karena itu, Robert menekankan pentingnya vaksinasi terutama bagi lansia dan orang dengan penyakit penyerta, mengingat kelompok ini adalah yang paling rentan mengalami komplikasi berat.
Dengan meningkatnya kesadaran dan akses vaksinasi yang lebih luas, diharapkan risiko penyakit serius akibat RSV dapat ditekan. Langkah preventif terbukti menjadi cara paling efektif untuk melindungi kelompok rentan sekaligus mengurangi beban kesehatan secara keseluruhan.
APRILIAN RODO RIZKY
Posting Komentar untuk "Kenali penyakit RSV, ancaman serius yang sering dianggap remeh"
Posting Komentar