Bakteri Vibrio: Tip Aman Berenang di Perairan Eropa
Vibriosis atau infeksi musiman yang muncul di musim panas, bisa jadi masalah serius. Bakteri Vibrio berkembang pesat di beberapa destinasi wisata para turis, seperti di Laut Baltik ini.

Hal-hal yang perlu diketahui:
Vibriosis disebabkan oleh bakteri Vibrio, yang hidup alami di perairan pesisir yang hangat, di air payau dan rendah kadar garam. Lokasi umum di Eropa: Laut Baltik, Laut Utara, dan Laut Hitam. Perubahan iklim dapat membuat kondisi laut semakin ideal untuk pertumbuhan bakteri ini. Gejala jika terinfeksi: diare, kram perut, mual, demam. Lindungi diri dengan tidak mengonsumsi kerang mentah atau setengah matang, dan jangan berenang di laut dengan luka terbuka.Para ilmuwan kini banyak mengaitkan berbagai hal dengan perubahan iklim. Dalam kasus infeksi bakteri Vibrio, tampaknya ada kaitan yang cukup kuat, karena bakteri ini mudah berkembang di perairan hangat dengan kadar garam yang rendah.
Di Laut Baltik, suhu permukaan laut memang terus meningkat, sementara kadar garamnya menurun. Penelitian mengaitkan kondisi itu sebagai dampak perubahan iklim.
Negara-negara Nordik yang berbatasan dengan Laut Baltik mencatat adanya peningkatan kasus infeksi Vibrio, seiring dengan naiknya suhu air laut.
Meskipun infeksi Vibrio masih tergolong jarang, lembaga kesehatan seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa ECDC memperingatkan, risiko infeksi meningkat selama musim panas yang disertai gelombang panas berkepanjangan.
Apa itu Vibriosis?
Bakteri Vibrio bisa menyebabkan dua penyakit: kolera dan vibriosis. Artikel ini fokus pada vibriosis, atau kadang disebut vibriosis non-kolera.
Vibriosis adalah infeksi yang bisa jadi serius, bahkan mengancam nyawa, terutama bagi orang dengan sistem imun yang lemah.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Penyebabnya adalah beberapa jenis bakteri Vibrio seperti:
Vibrio vulnificus Vibrio parahaemolyticus Vibrio alginolyticusBeberapa infeksi bahkan bisa menyebabkan kematian jaringan di sekitar luka terbuka (necrotizing fasciitis). Dalam kasus langka, infeksi Vibrio vulnificus bisa menyebabkan kondisi serius yang memerlukan perawatan intensif atau amputasi.
Di Amerika Serikat (AS), sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi Vibrio vulnificus meninggal dunia dalam dua hari, lapor Pusat Pengawasan Penyakir dan Pencegahan AS, CDC. Diperkirakan ada 80.000 kasus dan 100 kematian akibat infeksi Vibrio setiap tahunnya di AS.
Bagaimana bisa terinfeksi Vibriosis?
Mayoritas orang terinfeksi vibriosis lewat saluran pencernaan, setelah mengonsumsi kerang tiram atau remis, yang mentah atau kurang matang.
Infeksi juga bisa terjadi saat seseorang berenang dan tidak sengaja menelan air laut yang terkontaminasi, atau saat terjaid kontak dengan luka terbuka di kulit.
Orang dengan kondisi medis tertentu juga memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi bakteri ini. Misalnya, mereka yang mengalami kerusakan hati seperti hepatitis atau sirosis, dan yang mengonsumsi alkohol atau obat-obatan berlebihan.
Risiko juga meningkat pada penderita kanker, diabetes, HIV, bahkan pasien dengan terapi penekan sistem imun atau yang mengonsumsi obat penurun asam lambung
Perlu dicatat, Vibriosis tidak menular dari orang ke orang.
Bagaimana cara mencegahnya?
Untuk mencegah terinfeksi Vibriosis, sebaiknya hindari mengonsumsi kerang mentah atau setengah matang.
Lembaga kesehatan juga menyarankan agar tidak berenang di air laut atau perairan payau, jika sedang memiliki luka terbuka. Apabila terluka saat berenang, segera keluar dari air, bersihkan lukanya dengan baik dan perban luka dengan layak.
Jika memiliki kondisi medis tertentu dan sistem imun tubuh sedang lemah, atau baru saja menjalani operasi, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum berenang di laut.
Apa saja gejalanya?
Gejala vibriosis tergantung dari jenis infeksinya, tapi secara umum mirip seperti flu atau gangguan pencernaan ringan:
Diare Kram perut Mual Muntah Demam MenggigilUntuk infeksi yang masuk ke aliran darah, biasanya tekanan darah bisa menurun secara drastis dan kulit pun melepuh.
Sedangkan infeksi lewat luka terbuka, biasanya muncul kemerahan, rasa nyeri, pembengkakan, bahkan menyebabkan luka bernanah.
Di mana bakteri Vibrio paling banyak ditemukan?
Di Eropa, Laut Baltik adalah lokasi utama berkembangnya bakteri Vibrio. Ini memengaruhi masyarakat di wilayah pesisir Denmark, Jerman timur laut, Finlandia, Estonia, Latvia, Swedia, Lituania, Polandia, bahkan Rusia.
Di Laut Utara, bakteri ini ditemukan di sekitar pesisir Belanda dan Belgia. Sementara di Eropa Tenggara, mereka terkonsentrasi di Laut Hitam, memengaruhi wilayah pesisir Rumania, Bulgaria, Turki, dan Ukraina.
Jumlah kasus tahunan di Eropa mencapai ratusan. Lonjakan kasus tercatat pada 2018, dengan 445 kasus dilaporkan.
Amerika Utara dan Asia Tenggara juga mengalami dampak serupa. Perairan payau seperti muara sungai jadi tempat favorit bakteri ini karena hangat, tertutup, dan kadar garamnya rendah, kondisi ideal bagi bakteri berkembang tanpa gangguan.
Apakah perubahan iklim penyebabnya?
Perubahan iklim bukan penyebab langsung munculnya wabah bakteri Vibrio.
Namun, ECDC memperingatkan pada 11 Juli 2025 bahwa kondisi ideal untuk bakteri ini tumbuh "semakin sering terjadi di beberapa wilayah Eropa akibat perubahan iklim."
Menurut Badan Lingkungan Eropa (EEA), gelombang panas pada Juni 2025 telah menyebabkan lonjakan kasus vibriosis di pesisir Laut Baltik dan Laut Utara.
Data EEA menunjukkan suhu permukaan Laut Baltik naik dari -1°C pada 1990 menjadi sekitar 0,5°C pada 2024.
Penelitian lain juga menyebut, peningkatan aliran air sungai ke Laut Baltik akibat perubahan iklim juga menurunkan kadar garam di Laut Baltik.
Jadi, meskipun perubahan iklim bukan yang menciptakan bakteri Vibrio, tapi cukup bisa memperbesar ancaman penyebarannya.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi Editor: Hendra Pasuhuk
ind:content_author: Zulfikar Abbany
Posting Komentar untuk "Bakteri Vibrio: Tip Aman Berenang di Perairan Eropa"
Posting Komentar