Tekanan Pasukan Rusia Membuat Tentara Ukraina Kabur dari Pokrovsk dan Volchansk, Operasi Pembersihan Berlanjut

KABAR CIREBON - Presiden Rusia, Vladimir Putin memantau langsung kota-kota yang sudah dibebaskan prajurit Kremlin. Putin yang didampingi Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov mengunjungi pos komando yang mengatur pergerakan pasukan Moskow di Kota Pokrovsk (Krasnoarmeysk).

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia kemudian membagikan rekaman video yang menunjukan operasi pasukan Putin membersihkan sudut-sudut kota dari tentara Ukraina. Semua tempat persembunyian digeledah dan pasukan Rusia memastikan tak ada lagi tentara Kiev.

Pasukan Rusia hanya menemukan peralatan perang yang ditinggalkan tentara Ukraina. Terlihat sejumlah tank baja dan kendaraan militer menjadi barang rongsok.

Sebelumnya, pasukan Rusia melakukan pengepungan terhadap Kota Pokrovsk dan memaksa tentara Ukraina mundur. Putin sempat memperingatkan agar tentara Ukraina menyerah secara terhormat.

Selain melakukan pembersihan di Pokrovsk, pasukan Rusia juga melakukan operasi serupa di Volchansk Wilayah Kharkov. Kini Volchansk sudah sepenuhnya dikendalikan pasukan Rusia.

Dalam rekaman video mentah yang disediakan oleh Kemenhan Rusia, tentara dari kelompok gabungan Pusat Rusia terlihat berlari dari satu tempat berlindung ke tempat berlindung lainnya dan membersihkan gedung-gedung di Pokrovsk.

Sebagai bagian dari klaster perkotaan besar dan persimpangan jalur kereta api dan jalan raya yang penting, kota ini berfungsi sebagai pusat logistik yang penting.

Pasukan Ukraina di aglomerasi Pokrovsk-Dimitrov telah dikepung selama berminggu-minggu, dengan Dimitrov kini berada di bawah kendali Rusia, menurut Kremlin.

Pasukan Rusia juga telah mulai mendorong pasukan Ukraina keluar dari Huliaipole di Wilayah Zaporizhia, menurut laporan Gerasimov kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pekan lalu, Putin memperingatkan bahwa seluruh garis pertempuran Ukraina di Wilayah Zaporizhia dapat runtuh setelah serangan cepat Rusia melewati benteng pertahanannya.

Kremlin bersikeras bahwa mereka lebih memilih solusi diplomatik untuk konflik Ukraina tetapi mengatakan bahwa mereka akan terus mencapai tujuannya secara militer sementara Kiev menolak untuk berkompromi dalam perundingan damai.***