Fast Charging dan Dampaknya pada Kesehatan Baterai EV - MENGGAPAI ASA

Fast Charging dan Dampaknya pada Kesehatan Baterai EV

JAKARTA, menggapaiasa.com – Kebiasaan pengguna kendaraan listrik (EV) di Indonesia yang semakin sering memanfaatkan fast charging membuat kebutuhan akan sistem pendingin baterai yang optimal kian penting.

Pengisian cepat memang menawarkan kenyamanan dan efisiensi waktu, namun juga menghasilkan suhu yang jauh lebih tinggi di dalam baterai dibandingkan pengisian AC biasa.

Jika tidak ditangani dengan baik, panas berlebih ini berpotensi mempercepat penurunan kesehatan baterai dalam jangka panjang.

Menurut Product Planning and Strategy GAC Aion Indonesia, Iqbal Taufiqurrahman, suhu baterai akan meningkat signifikan saat melakukan fast charging, terutama pada pengisian DC. “Suhu baterai menjadi panas saat menggunakan DC charging. Apabila sistem pendingin pada baterai tidak bagus, maka akan terjadi penurunan pada battery health,” kata Iqbal kepada menggapaiasa.com, Senin (1/12/2025).

Ia menjelaskan, baterai kendaraan listrik sejatinya memiliki rentang suhu kerja ideal.

Saat fast charging, arus besar yang masuk membuat sel baterai cepat memanas.

Pada kondisi ini, cooling system berperan menjaga temperatur tetap aman, sekaligus menekan potensi degradasi yang bisa muncul bila baterai terlalu sering beroperasi dalam kondisi panas berlebih.

Iqbal menambahkan bahwa peningkatan kualitas sistem pendinginan tidak hanya penting bagi performa, tetapi juga keselamatan. “Pendinginan yang baik memastikan baterai tetap bekerja pada suhu aman, sehingga risiko kerusakan dan potensi bahaya bisa ditekan sejak awal,” ujarnya.

Teknologi pendinginan pada baterai modern terus berkembang.

Beberapa pabrikan sudah memakai liquid cooling untuk memastikan suhu selalu stabil, terutama ketika pengisian cepat dilakukan berulang kali dalam satu hari.

Sistem ini dianggap jauh lebih efektif dibandingkan pendingin udara yang bekerja pasif.

Dalam praktiknya, kata dia, kesehatan baterai sangat bergantung pada bagaimana sistem pendingin mampu menyalurkan panas keluar secara konsisten.

Jika pendinginan tidak memadai, proses degradasi bisa terjadi lebih cepat, membuat kapasitas baterai menurun dan jarak tempuh mobil berkurang dari waktu ke waktu.

Iqbal pun mengimbau para pemilik EV agar lebih bijak dalam memanfaatkan fast charging.

Pengisian cepat tetap aman selama cooling system bekerja optimal dan kondisi baterai sehat.

Namun, untuk penggunaan harian, sebaiknya tetap mengandalkan pengisian AC yang lebih ramah terhadap umur baterai.

Dengan semakin luasnya infrastruktur fast charging di Indonesia, produsen mobil listrik juga didorong untuk terus meningkatkan performa sistem pendinginan baterai agar dapat mengimbangi gaya hidup pengguna yang serba cepat.

Pada akhirnya, efisiensi dan kenyamanan hanya dapat dicapai bila teknologi pengisian dan manajemen suhu bekerja sejalan.

Posting Komentar untuk "Fast Charging dan Dampaknya pada Kesehatan Baterai EV"