Asosiasi Berikan Pandangan soal Prospek Dana Pensiun pada 2026 - MENGGAPAI ASA

Asosiasi Berikan Pandangan soal Prospek Dana Pensiun pada 2026

menggapaiasa.com, JAKARTA — Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) memproyeksikan bisnis industri dana pensiun pada 2026 mendatang tetap positif dan menjanjikan.

Humas ADPI Syarifudin Yunus berpendapat demikian lantaran yakin bahwa kondisi ekonomi tahun depan bisa mendukung dan potensi pekerja untuk diajak memiliki program pensiun sukarela sangatlah besar.

“Menurut saya, prospek dana pensiun di tahun 2026 relatif positif dan menjanjikan, baik dari sisi aset kelolaan [AUM] maupun jumlah peserta,” katanya kepada Bisnis, Selasa (2/12/2025).

Sebab demikian, Syarif menekankan bahwa ekosistem dana pensiun harus diciptakan. Bukan hanya sebatas untuk kesejahteraan hari tua, tetapi juga perlu melakukan edukasi masif dan membuat akses yang mudah untuk membelinya.

Dia juga mengusulkan agar regulator terus mendorong penetrasi dana pensiun, khususnya bagi pekerja sektor informal. Menurutnya pula, tingkat kepercayaan publik terhadap dana pensiun harus tetap ditingkatkan.

“Dana pensiun perlu fokus dalam membangun kepercayaan publik bahwa dana pensiun memang program yang didedikasikan untuk menyiapkan pensiun pekerja, termasuk untuk pekerja informal dan UMKM,” tegas Syarif.

Syarif menegaskan seperti itu karena menurutnya minat masyarakat, terutama pekerja informal terhadap dana pensiun masih sangat besar. Baginya, untuk pemberi kerja karena memang memiliki kewajiban membayar uang pesangon atau kompensasi pasca kerja,  sebaiknya dialokasikan di dana pensiun.

“Di sisi lain, pekerja pun perlu menyiapkan hari tua yang mampu memenuhi standar hidupnya. Pemberi kerja dan pekerja yang belum punya dana pensiun masih sangat besar. Itulah yang jadi tantangan untuk didobrak,” jelasnya.

Selain tantangan tersebut, Syarif membeberkan beberapa tantangan lain yang masih harus diatasi industri dana pensiun. Misalnya, tingkat literasi dan inklusi dana pensiun, kemampuan teknologi dan operasional, skema produk dana pensiun khususnya DPLK yang lebih fleksibel untuk pekerja informal.

Selanjutnya adalah keterbatasan distribusi dana pensiun agar bisa dijangkau semua kalangan dan kinerja investasi serta dinamika ekonomi makro yang kian menjadi tantangan utama.

ADPI, kata Syarif, merekomendasikan agar pada dana pensiun memastikan tata kelola dan manajemen risiko yang berkualitas dan sesuai dengan aturan.

“Kinerja investasi yang optimal, permudah onboarding dan pengelolaan dana pensiun lewat digital, komunikasi yang transparan dengan peserta, dan edukasi yang berkelanjutan,” sebutnya.

Tak sampai di situ, dia merekomendasikan agar dana pensiun menggandeng pemberi kerja sebagai mitra pertumbuhan dana pensiun untuk menyiapkan dana pesangon dan uang pensiun pekerja.

“Jadi, seharusnya tahun 2026 jadi momen bagus untuk tingkatkan aset kelolaan dan jumlah peserta dana pensiun,” pungkasnya.

Posting Komentar untuk "Asosiasi Berikan Pandangan soal Prospek Dana Pensiun pada 2026"