Profil Soeripto, Politikus PKS Eks Intelijen

POLITIKUS senior Partai Keadilan Sejahtera, Soeripto, meninggal pada Kamis, 6 November 2025 pukul 12.41 WIB. Pria kelahiran Bandung, 20 November 1936 itu, meninggal di usia ke-89 tahun. "Iya perginya tadi siang. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun," kata Ketua Badan Aspirasi Masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat Ahmad Heryawan di Kompleks DPR, Jakarta, pada Kamis, 6 November 2025.

Karier politik Soeripto tercatat sebagai anggota DPR Fraksi PKS periode 2004-2009. Di era reformasi, ia juga ikut mendirikan Partai Keadilan, cikal bakal PKS. Ayah dari tujuh anak itu juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan dan Perkebunan dari 1999-2001.

Namun, bila ditarik mundur, pengalaman Soeripto sebagai seorang intelijen lebih mendominasi. Kiprahnya di dunia intelijen juga sempat membuatnya dituduh membocorkan aset negara pada Mei 2001 silam.

Sebelum diturunkan dari kursi Sekjen Departemen Kehutanan, Presiden Abdurrahman Wahid saat itu pernah menuduh Soeripto merencanakan makar. Dalam wawancara dengan Tempo pada Mei 2001 silam, Ia merasa diperlakukan secara tak adil.

“Saya merasa sedih mengapa pemerintahan yang sekarang tidak belajar dari rezim Orde Baru,” kata Soeripto saat itu,

Ia akhirnya bisa menepis tuduhan itu karena membuktikan gerak-geriknya dalam kapasitas Ketua Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia atau Lesperssi. Dia mendirikan lembaga itu setelah ia pensiun dari dunia intelijen.

Soeripto menceritakan bahwa petualangannya dimulai sejak ia kuliah di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Pada 1962 kala itu, ia direkrut Kodam VI Siliwangi untuk mendapat pendidikan dasar intelijen. Soeripto juga mengikuti dinas militer sukarela tahun 1961 serta menjadi anggota Komando Ganyang Malaysia.

Dua tahun sebelum Gerakan 30 September meletus pada 1965, Soeripto didapuk menjadi salah satu pemimpin Gerakan Mahasiswa Sosialis atau Gemsos. Gerakan itu terlibat dalam aksi menentang Presiden Sukarno yang berujung menjadi kerusuhan anti-etnis Cina. Ia berakhir di jeruji besi atas partisipasinya.

Namun, karier intelijennya tetap berlanjut. Ia ditugaskan membantu Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Kostrad untuk menjadi intel di Grup I Komando Operasi Tertinggi hingga 1967. Kemudian, Soeripto diangkat menjadi Staf Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara atau Bakin hingga 1970. Lembaga itu setara dengan Badan Intelijen Negara.

Iwan Setiawan dan Darmawan Sepriyossa berkontribusi dalam tulisan ini

Posting Komentar untuk "Profil Soeripto, Politikus PKS Eks Intelijen"