OPEC Siap Genjot Produksi, Harga Minyak Global Terkoreksi

menggapaiasa.com, JAKARTA — Harga minyak dunia terpantau melemah seiring dengan rencana OPEC untuk kembali meningkatkan produksi yang mengimbangi sentimen positif dari pembahasan kesepakatan dagang AS–China dan sanksi baru Amerika Serikat terhadap Rusia.
Melansir Reuters pada Selasa (28/10/2025), harga minyak berjangka jenis Brent turun 32 sen atau 0,5% menjadi US$65,62 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 19 sen atau 0,3% ke US$61,31 per barel. Kedua acuan sempat merosot sekitar 1% pada awal sesi perdagangan.
Menurut empat sumber yang mengetahui pembahasan internal, delapan negara anggota OPEC+ cenderung sepakat untuk kembali menaikkan produksi secara moderat pada Desember mendatang, seiring dorongan Arab Saudi untuk merebut kembali pangsa pasar.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu pada Kamis (30/10) guna membahas kesepakatan yang berpotensi menunda tarif baru AS dan pembatasan ekspor logam tanah jarang dari China, yang diharapkan dapat meredakan ketegangan perang dagang.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada Minggu (26/10) bahwa kedua negara telah menyusun kerangka substansial untuk kesepakatan dagang yang dapat menghindari tarif 100% atas produk China dan menunda pembatasan ekspor logam tanah jarang dari Beijing.
“Kontrak minyak berjangka tampak mengambil jeda setelah reli tajam pekan lalu menjelang pertemuan Trump dan Xi yang diharapkan dapat menyelesaikan sebagian besar perbedaan dalam negosiasi,” ujar Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.
Kissler menambahkan sanksi baru Washington terhadap perusahaan minyak besar Rusia pekan lalu dapat menekan ekspor negara tersebut jika diberlakukan secara ketat, yang pada gilirannya bisa menjadi sentimen positif bagi harga minyak.
“Pasar berjangka telah memperhitungkan potensi peningkatan perdagangan AS–China dan berkurangnya ekspor minyak Rusia, namun pelaku pasar tetap berhati-hati mengenai sejauh mana hal itu akan memengaruhi pasokan global,” imbuhnya.
Permintaan Masih Lemah
Kekhawatiran terhadap permintaan global yang lesu masih membebani pasar. Sebelumnya, harga Brent sempat jatuh ke posisi terendah sejak Mei, meskipun sanksi baru AS terhadap Rusia dan peningkatan konsumsi minyak di AS membantu menopang harga.
“Harapan bagi pihak yang optimistis adalah konsumsi AS terus pulih. Jika tidak, pelemahan harga yang terlihat hari ini berpotensi berlanjut,” kata Chris Beauchamp, Kepala Analis Pasar di IG Bank.
Sepanjang tahun ini, OPEC dan sekutunya telah mengubah arah kebijakan dengan membalikkan pemangkasan produksi sebelumnya guna merebut kembali pangsa pasar, langkah yang turut menahan kenaikan harga minyak.
Menteri Perminyakan Irak Hayan Abdel-Ghani menyebutkan bahwa negaranya sedang bernegosiasi mengenai besaran kuota produksi dalam kapasitas 5,5 juta barel per hari. Ia juga memastikan bahwa kebakaran di ladang minyak Zubair pada Minggu (26/10) tidak berdampak terhadap ekspor.
Pekan lalu, harga Brent melonjak 8,9% dan WTI naik 7,7% setelah AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
“Masih ada tantangan bagi minyak Rusia untuk masuk ke pasar global, tergantung seberapa ketat sanksi itu ditegakkan,” ujar analis Rystad Energy, Janiv Shah.
Posting Komentar untuk "OPEC Siap Genjot Produksi, Harga Minyak Global Terkoreksi"
Posting Komentar