Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.288: Trump Akui Kecewa Berat dengan Putin

Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.288: Trump Akui Kecewa Berat dengan Putin

menggapaiasa.comPerang Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 1.288 hari hingga Rabu (3/9/2025).

Konflik ini bukanlah peristiwa mendadak, melainkan akumulasi ketegangan historis sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Setelah Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan, hubungan dengan Moskow dipenuhi kecurigaan dan perebutan pengaruh.

Ketegangan memuncak pada 2014 saat Revolusi Euromaidan menggulingkan pemerintahan pro-Rusia di Kyiv.

Sebagai respons, Rusia mencaplok Krimea dan mendukung kelompok separatis di Donbas.

Invasi skala penuh dimulai pada Februari 2022, mengubah konflik regional menjadi perang besar di Eropa.

Terkini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan peningkatan pasukan Rusia di garis depan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan perdamaian hanya mungkin jika “realitas teritorial baru” diakui.

Perang ini bukan sekadar perebutan wilayah, tetapi juga pertarungan narasi, legitimasi, dan masa depan tatanan dunia.

Dunia menyaksikan bahwa akar konflik masih dalam, dan jalan menuju perdamaian belum terlihat jelas.

Berikut adalah rincian lengkap peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina hari ke-1.288:

Trump Kecewa Putin Abaikan Tenggat

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump belum mengambil langkah nyata setelah tenggat waktunya bagi Vladimir Putin untuk bertemu Volodymyr Zelensky terlewati.

Ia mengaku sangat kecewa terhadap penguasa Rusia itu.

Trump menyatakan berencana "melakukan sesuatu untuk membantu kehidupan rakyat".

Ia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai rencana tersebut.

Pernyataan ini disampaikannya dalam acara radio Scott Jennings, seorang analis konservatif AS.

Zelensky: Rusia Tambah Pasukan

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky melaporkan penambahan pasukan Rusia di beberapa sektor garis depan pada Selasa (2/9/2025).

Ia menegaskan Rusia terus melancarkan serangan terhadap target-target Ukraina.

"Kita melihat penambahan pasukan Rusia di beberapa sektor garis depan," ujarnya, dikutip dari The Guardian.

Zelensky menambahkan, "(Putin) menolak untuk dipaksa berdamai. Rusia terus menyerang, dan kami akan menanggapi tindakan ini."

Eropa Tunggu Dukungan AS untuk Ukraina

Sekutu Eropa siap berkontribusi pada jaminan keamanan pascaperang bagi Ukraina.

Mereka menunggu dukungan nyata dari Amerika Serikat, kata kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (2/9/2025).

Presiden Prancis dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dijadwalkan memimpin pertemuan koalisi pada Kamis (4/9/2025).

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot dan rekannya dari AS, Marco Rubio, melakukan pembicaraan melalui telepon pada Selasa (2/9/2025).

Bantuan AS yang diminta koalisi bisa mencakup intelijen, dukungan logistik, dan komunikasi.

Lavrov Tegaskan Syarat Damai Rusia

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan bahwa setiap kesepakatan damai harus mengakui "realitas teritorial baru".

Pernyataan ini merujuk pada pendudukan wilayah Ukraina oleh Rusia.

Lavrov menekankan bahwa Rusia ingin menjadi bagian dari jaminan keamanan pascaperang meskipun dianggap sebagai penjajah.

Ia menyatakan harapan agar perundingan antara Rusia dan Ukraina terus berjalan.

Putin menolak perundingan bilateral dengan presiden Ukraina yang dijanjikan Donald Trump.

Ukraina Makamkan Andriy Parubiy

Warga Ukraina memberikan penghormatan terakhir kepada politisi Andriy Parubiy pada Selasa (2/9/2025).

Ia dimakamkan setelah ditembak mati pada siang hari Sabtu di kota Lviv.

Kejadian ini merupakan pembunuhan kedua di Lviv dalam waktu sedikit lebih dari satu tahun.

Polisi menahan tersangka pelaku dan mencurigai adanya keterlibatan pihak Rusia.

Intelijen: 2.000 Tentara Korut Tewas di Ukraina

Sekitar 2.000 tentara Korea Utara tewas dalam pertempuran mendukung Rusia di Ukraina, menurut intelijen Korea Selatan.

Pada April lalu, jumlah korban dilaporkan minimal 600.

Berdasarkan penilaian terbaru, jumlah korban meningkat menjadi sekitar 2.000, kata anggota parlemen Lee Seong-kweun setelah pengarahan intelijen.

Lee menambahkan, Pyongyang berencana mengirim 6.000 tentara dan insinyur tambahan ke Rusia.

Ia menyebutkan bahwa 1.000 di antaranya sudah tiba di medan perang.

(menggapaiasa.com/Andari Wulan Nugrahani)

Posting Komentar untuk "Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.288: Trump Akui Kecewa Berat dengan Putin"