5 Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 2 PPG Guru Tertentu 2025 Tahap 2

Modul 2 Topik 2 PPG, para guru diminta mengisi cerita reflektif minimal 50 karakter tentang Materi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE).
Pertanyaan:
Sekarang, kami ingin Bapak/Ibu menceritakan pengalaman saat berlatih salah satu keterampilan sosial emosional. Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat melakukan latihan tersebut? Pikirkan, strategi dalam mengImplementasi PSE ke dalam pembelajaran di kelas. Seperti apakah praktek pembukaan pembelajaran yang hangat, kegiatan belajar yang menantang dan berpusat kepada peserta didik, dan penutupan yang optimistik terlihat?
5 Kunci Jawaban sebagai Referensi untuk menjawab
Kunci Jawaban 1:
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) merupakan pendekatan holistik dalam pengelolaan pendidikan di sekolah, yang melibatkan seluruh komunitas sekolah secara aktif.
Dalam metode ini, kolaborasi antara siswa, guru, kepala sekolah, dan staf pendukung menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional.
Ada 4 strategi utama dalam penerapan PSE, yakni:
- Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara langsung dan eksplisit untuk memastikan siswa memahami keterampilan sosial-emosional dengan jelas.
- Mengintegrasikan KSE ke dalam pembelajaran dan interaksi sehari-hari, sehingga guru dapat mengimplementasikannya dalam gaya mengajar dan interaksi dengan siswa.
- Mengubah kebijakan dan harapan sekolah terhadap siswa guna menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung perkembangan sosial-emosional.
- Mempengaruhi pola pikir siswa tentang diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar agar mereka dapat membentuk persepsi yang lebih positif dan sehat.
Dengan penerapan yang efektif, PSE dapat mendukung terciptanya komunitas sekolah yang harmonis, di mana keterampilan sosial-emosional dianggap sama pentingnya dengan pengetahuan akademis.
Kunci Jawaban 2:
Saat saya berlatih keterampilan sosial emosional, salah satunya adalah keterampilan kesadaran diri (self-awareness), saya mulai lebih mengenali emosi yang saya rasakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Contohnya, ketika saya merasa frustrasi karena siswa kurang fokus, saya mencoba menenangkan diri dan menyadari bahwa mungkin siswa sedang mengalami kesulitan lain yang tidak saya ketahui.
Saya merasa lebih tenang dan terbuka untuk memahami kondisi siswa.
Perasaan itu memberikan saya dorongan untuk lebih empatik dalam menyusun strategi pembelajaran yang ramah emosi.
Dalam mengimplementasikan PSE di kelas, saya memulai pembelajaran dengan pembukaan yang hangat, misalnya dengan sapaan pribadi, ice breaking ringan, atau tanya kabar sederhana.
Hal ini menciptakan hubungan yang lebih akrab dan suasana kelas yang nyaman.
Kegiatan belajar saya rancang agar berpusat pada peserta didik, dengan memberikan pilihan aktivitas dan ruang untuk kolaborasi.
Tantangan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan siswa agar mereka merasa percaya diri, namun tetap termotivasi untuk berkembang.
Di akhir pembelajaran, saya melakukan penutupan yang optimistik, misalnya dengan memberi apresiasi atas usaha siswa hari itu, dan mengajak mereka merefleksikan hal positif yang telah mereka pelajari. Ini membantu siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar.
Kunci Jawaban 3:
Saya pernah melatih keterampilan pengelolaan emosi (self-management) saat menghadapi siswa yang sangat aktif dan sulit diatur.
Awalnya saya merasa lelah dan kesal, tetapi saya memilih untuk menarik napas dalam, memberi jeda sejenak, dan merespon dengan cara yang lebih tenang dan suportif.
Saya merasa lebih mampu mengendalikan diri dan memberikan contoh kepada siswa tentang cara mengelola emosi dengan sehat.
Saya menyadari bahwa sikap guru sangat memengaruhi suasana kelas dan hubungan sosial di dalamnya.
Dalam penerapan PSE, saya mengawali pelajaran dengan sesi berbagi singkat seperti “bagaimana perasaanmu hari ini?” atau “apa hal baik yang terjadi pagi ini?”.
Ini membuat siswa merasa diperhatikan secara emosional.
Kegiatan pembelajaran saya buat interaktif dan kontekstual, dengan menyisipkan diskusi kelompok, simulasi, dan pemecahan masalah yang melibatkan kerja sama.
Sehingga menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab, dan empati antar siswa.
Kemudian, di akhir pelajaran saya isi dengan pesan motivasi, evaluasi reflektif, atau pernyataan positif yang membangun harapan untuk pertemuan berikutnya.
Siswa terlihat lebih semangat dan merasa lebih terlibat secara emosional.
Kunci Jawaban 4
Pengalaman yang saya rasakan setelah berlatih keterampilan sosial emosional yang diajarkan di kelas yaitu saya lebih merasakan adanya peningkatan secara empati dan simpati kepada orang-orang yang berada di sekitar saya.
Informasi penting disajikan secara kronologis
Selain itu, saya dapat mengontrol emosi saya kepada orang di sekitar saya dalam melakukan interaksi baik itu mengenai kehidupan atau proses pembelajaran yang salah lakukan di sekolah.
Dalam konteks perilaku, saya merasa dapat mengontrol perilaku saya pada momen-momen tertentu. Karena itu, saya dapat menjaga sikap saya dan menyesuaikan sikap saya dengan keadaan di lingkungan saya.
Kunci Jawaban 5
Sebagai seorang siswa, tentunya saya banyak belajar mengenai sikap, perilaku, pemikiran hingga emosi. Dalam proses pembelajaran sosial emosional, saya harus dapat memposisikan diri selaras dengan perilaku, pemikiran dan emosi.
Pada proses implementasinya, saya lebih banyak menerapkan ini dalam menyelesaikan problem solving yang saya hadapi sehari-hari.
Dalam menghadapi problem solving ini, saya harus bisa menentukan perilaku yang akan saya lakukan, harus dapat berpikir sejauh apa saya bergerak dan harus tetap mengontrol emosi saya dalam menghadapi permasalahan tersebut.***
Posting Komentar untuk "5 Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 PSE Topik 2 PPG Guru Tertentu 2025 Tahap 2"
Posting Komentar