Pakar: Pemulihan Pasca-Stroke Adalah Perjalanan Menemukan Makna Hidup - MENGGAPAI ASA

Pakar: Pemulihan Pasca-Stroke Adalah Perjalanan Menemukan Makna Hidup

Pakar: Pemulihan Pasca-Stroke Adalah Perjalanan Menemukan Makna Hidup

Mitra Jakarta - Pemulihan pasca-stroke bukan sekadar proses medis, tetapi juga perjalanan pribadi dalam menemukan kembali makna hidup. Para pakar kesehatan dan psikologi menekankan bahwa pemulihan tidak hanya berfokus pada rehabilitasi fisik, tetapi juga pada aspek mental dan emosional penyintas stroke.

Menurut dia, bukan hanya karena tubuh yang tidak lagi merespons seperti dahulu, tetapi juga karena rasa kehilangan, baik terhadap kemampuan fisik, peran sosial, maupun jati diri.

Stroke bisa mengganggu berbagai fungsi tubuh, mulai dari gerak motorik hingga kemampuan bicara. Namun, pemulihan tidak sebatas mengembalikan apa yang hilang secara fisik. Di balik terapi dan latihan rutin, terdapat kebutuhan akan pemulihan mental, emosional, dan sosial yang sering kali luput dari perhatian.

Prof Hananiel menekankan bahwa fase ini tidak boleh dipandang sebagai kelanjutan pasif dari masa rawat inap.

“Pemulihan pasca-stroke tidak berhenti di hospital. Banyak pasien kehilangan kemandirian karena kurangnya dukungan yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Menurut dokter spesialis rehabilitasi medik Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Raymond Posuma, Sp.KFR, MS (K), FIPM (USG), rehabilitasi pasca-stroke merupakan fase penting yang harus dijalankan untuk mendukung pemulihan pasien.

"Stroke memang dapat memengaruhi berbagai fungsi motorik dan kognitif, namun dengan terapi yang tepat, pasien memiliki peluang besar untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berbicara, bahkan makan secara mandiri," katanya.

Menurutnya, intervensi rehabilitatif yang terstruktur dan berkelanjutan dapat membantu pasien meminimalkan risiko disabilitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Rehabilitasi tidak hanya berfokus pada pemulihan gerak, tapi juga melatih ulang fungsi otak serta membangun kembali kemandirian dan kepercayaan diri pasien, jelasnya.

Langkah pertama yang penting dalam proses ini adalah memastikan pasien memulai rehabilitasi sesegera mungkin setelah kondisi medis stabil. Terapi seperti fisioterapi dan okupasi bukan sekadar rutinitas, melainkan upaya mengembalikan kemampuan dasar yang selama ini dianggap remeh seperti berdiri, mengambil barang, atau bahkan tersenyum. Namun, tidak semua proses ini berjalan mulus. Banyak pasien merasa frustrasi, kehilangan motivasi, bahkan menarik diri dari lingkungan sosial mereka.

Di sinilah dukungan psikososial menjadi penting. Kesehatan mental memainkan peran besar dalam menentukan seberapa cepat dan seberapa jauh pasien bisa pulih. Konseling, dukungan keluarga, dan keterlibatan dalam aktivitas sosial dapat membantu membangun kembali kepercayaan diri dan semangat hidup pasien.

Beberapa pusat rehabilitasi bahkan mulai mengintegrasikan pendekatan yang disebut social prescription, yaitu menghubungkan pasien dengan komunitas atau aktivitas sosial yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Aktivitas seperti berkebun, melukis, atau sekadar duduk bersama dalam kelompok diskusi ringan telah terbukti mampu memberikan dampak positif terhadap proses penyembuhan.

Selain dukungan sosial, lingkungan fisik juga memegang peran penting. Sebuah tempat yang aman, nyaman, dan dirancang untuk mendorong kemandirian dapat mempercepat pemulihan.***

Posting Komentar untuk "Pakar: Pemulihan Pasca-Stroke Adalah Perjalanan Menemukan Makna Hidup"