Elkan Baggott Buka Rahasia Traumanya di Medsos karena Tindakan Warganet

menggapaiasa.com - Setelah lama absen memperkuat Timnas Indonesia, kabar mengejutkan muncul dari Elkan Baggott. Bek yang memiliki ribuan pendukung di platform media sosial ini sebenarnya tersembunyi masa lalu pahit di balik kepopulerannya secara online.

Pengalaman tak mengenakkan itu dialaminya di platform media sosial Twitter—yang kini sudah berganti nama menjadi X. Tanpa menjelaskan secara spesifik waktu kejadiannya, Baggott mengaku sempat merasa sangat tidak nyaman hingga akhirnya memutuskan meninggalkan platform tersebut.

"Pernah memiliki pengalaman negatif di Twitter membuat saya memutuskan untuk meninggalkannya saat ini," ungkap Baggott pada siaran Sherbert Lemon yang diposting di YouTube.

Hal serupa juga ia ceritakan dalam podcast bersama Brand Stories, saat ia mengingat momen yang mengubah caranya melihat media sosial.

"Iya, karena saya memiliki pengalaman menggunakan Twitter. Jadi beberapa tahun yang lalu, ketika saya sedang berlomba dan kemudian masuk ke ruang ganti, hal pertama yang saya temui adalah Twitter," ungkap Elkan Baggott pada podcast bersama Brand Stories.

Adegan tersebut masih tertancap kuat dalam pikirannya. Dia menyaksikan betapa tegasnya respons beberapa individu dapat berdampak padanya, meskipun dia yakin tidak telah melakukan kekeliruan yang signifikan.

"Elkan menuturkan dia menyadari bahwa orang lain memandangnya seolah-olah ia sudah menjalankan tindakan amat buruk. Karena itu pula, dirinyalah yang kemudian memilih untuk menghapus akun Twitter miliknya," jelasnya kembali.

Namun, pria kelahiran Bangkok tersebut menyadari hal itu lumrah terjadi kepada pemain sepak bola, sehingga Elkan lebih memilih untuk mengontrol apa yang bisa dia kendalikan secara pribadi.

"Tapi sangat penting untuk menjauh dari media sosial. Karena Anda tahu, itu bukan hanya saya, tetapi 95 persen pemain sepak bola juga merasakannya. Saya berpikir, kita akan terus-menerus melihat penilaian orang terhadap kita," imbuhnya.

Baggott menyebutkan bahwa dia sekarang sangat mengurangi aktivitasnya di media sosial. Dia mematikan pemberitahuan dan lebih suka menggunakan platform-media tersebut secara sadar dan terkontrol.

Pemain yang telah lama absen dari tim nasional Indonesia ini menyatakan bahwa dirinya tidak mematikan pemberitahuan pada platform-media sosial. Ia menggunakan media tersebut dengan kesadaran, bukannya sebagai respon spontan.

Menariknya, walaupun memiliki latar belakang trauma terhadap media sosial, akun Instagram Elkan tetap beroperasi dengan lebih dari 2,3 juta pengikut—sebagian besar berasal dari Indonesia. Nama Elkan mulai populer karena polemik mengenai kewarganegaraannya, dan semakin dikenali publik semenjak dirinya secara resmi bergabung sebagai bagian penting tim nasional sepak bola Indonesia.

Akan tetapi, petualangannya bersama Garuda tidak selalu berjalan lancar. Elkan terpaksa menghadapi tekanan dari harapan publik yang besar dan masalah-masalah mendadak. Sebagai contoh, pada pertandingan playoff Olimpiade Paris 2024, dia dikritik karena diduga enggan mewakili Indonesia. Keadaan itu sampai-sampai menyebabkan sang pelatih, Shin Tae-yong, memutuskan untuk tidak mempertimbangkan namanya lagi dalam daftar tim.

Peristiwa tersebut memecah pendapat masyarakat—beberapa orang mendukungnya, tetapi banyak juga yang memberikan kritikan tajam. Beban berat di ranah daring merupakan salah satu faktor penting bagi Elkan untuk menjauh dari platform-media sosial.

Tidak seperti kebanyakan pemain sepak bola profesional lainnya, Baggott enggan menggunakan bantuan seorang administrator untuk mengurus akun media sosialnya. Dia lebih suka mengontrol langsung isi serta interaksinya sendiri melalui pendekatan yang dia anggap tepat.

Menurut dia, menciptakan image di media sosial sungguh diperlukan, apalagi lantaran seorang atlet dapat jadi teladan untuk anak muda. Akan tetapi, dia menggarisbawahi bahwa penampilan di lapangan tetaplah prioritas utamanya.

Menurut Baggott, "Saya rasa citra diri itu penting. Kami menjadi teladan untuk banyak anak, tetapi pada dasarnya, tanggung jawab kami yang utama adalah bermain dan menampilkan performa terbaik di lapangan."

Sebagai pemain muda yang baru berusia 22 tahun, Baggott pun membagi nasihat berharga untuk sesama rekannya, terlebih lagi para pemain muda lainnya. Dia sangat menekankan akan pentingnya memiliki ketenangan batin saat menghadapi naik turunnya karier di dunia sepak bola profesional.

"Jangan terlalu sombong ketika memenangkan pertandingan dan jangan terlalu down saat mengalami kekalahan. Pertahankan kesetaraan dalam pikiran Anda," katanya sambil menyampaikan nasihat kepada para atlet muda tersebut.

Kisah Elkan Baggott mengungkapkan kepada banyak orang bahwa beban dalam sepak bola tidak hanya berasal dari pertandingan saja, tetapi juga dari media sosial. Walaupun ia memiliki followers yang berjumlah jutaan, Baggott lebih memilih untuk mundur dari perhatian publik daring agar dapat menjamin keseimbangan dirinya.

Pengalaman trauma tersebut mengubah pemikirannya tentang betapa krusialnya untuk menjaga jarak dari pendapat publik yang kadang sulit diatur. Di zaman berbasis teknologi ini, langkah tersebut tidak merujuk pada ketidakmampuan melainkan merupakan ekspresi kekuatan dalam mengetahui batasan sehat bagi seorang atlit profesional.

Posting Komentar untuk "Elkan Baggott Buka Rahasia Traumanya di Medsos karena Tindakan Warganet"