Hangatnya Sambutan Diaspora Indonesia di Malaysia untuk Presiden Prabowo

menggapaiasa.com - Kehangatan dan kebanggaan mewarnai malam kedatangan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (25/10).

Ratusan diaspora Indonesia berkumpul di area hotel tempat Presiden menginap, menyambut dengan penuh antusiasme dan rasa rindu yang membuncah. Sorak-sorai

“Selamat datang Bapak Presiden Prabowo!” menggema di udara saat rombongan tiba.

Pemandangan mengharukan terlihat ketika dua anak kecil berpakaian adat menyambut Presiden dengan karangan bunga.

Prabowo yang baru keluar dari mobil kepresidenan langsung tersenyum dan membalas sapaan hangat itu dengan lembut.

“Terima kasih, terima kasih,” ucapnya sambil menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan.

Tak hanya warga dewasa, anak-anak pun tampak begitu antusias.

Salah satunya, Shafa, gadis kecil yang tak mampu menyembunyikan rasa gembiranya setelah bisa bersalaman dan berfoto dengan sosok yang dikaguminya.

“Saya big fans sama Bapak Prabowo, karena dia gemoy,” ujarnya polos dengan tawa lebar.

Sang ibunda pun mengaku terharu dengan momen tersebut.

“Rasanya bahagia sekali bisa lihat langsung dan bahkan berjabat tangan dengan Presiden. Semoga Bapak selalu sehat dan diberi kekuatan memimpin negeri,” katanya sambil menahan senyum haru.

Momen penuh keakraban itu menandai betapa kuatnya ikatan antara pemimpin dan rakyatnya, meski dipisahkan jarak dan perbatasan negara.

Bagi diaspora Indonesia, kehadiran Presiden bukan sekadar kunjungan kenegaraan, melainkan simbol kedekatan dan perhatian terhadap warganya di luar negeri.

s

Prabowo pun tampak meladeni permintaan foto bersama tanpa ragu. Ia berbincang santai dengan beberapa perwakilan komunitas diaspora, menanyakan kabar dan keseharian mereka di Malaysia.

“Tetap semangat, tetap bangga jadi orang Indonesia,” pesan singkatnya yang disambut tepuk tangan meriah.

Kunjungan Prabowo ke Malaysia dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN itu tak hanya berisi agenda diplomasi, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan emosional antara pemimpin dan rakyat di rantau.

Suasana malam itu menjadi bukti bahwa cinta terhadap tanah air tidak pernah pudar, di mana pun langkah kaki berada.***