Harga Sawit di Jambi Naik Lagi Jadi Rp 3.345 per Kg,Di Tingkat Toke Hanya Rp2.300-2.600

menggapaiasa.com, JAMBI - Harga kelapa sawit di Jambi naik jadi Rp 3.345,08 per kilogram.

Namun harga di tingkatan petani yang menjual ke tengkulak hanya kisaran Rp2.300 per Kg.

Harga kelapa sawit di Jambi periode 18-24 Juli 2025 naik Rp 196,13 per kilogram.

Namun meski ada kenaikan harga kelapa sawit di Jambi saat ini sedang musim trek buah.

Selain itu, harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi berlaku di tingkatan pabrik kelapa sawit (PKS) dan petani plasma.

Sementara untuk petani kelapa sawit mandiri atau yang menjual di tengkulak/toke hanya di kisaran Rp2.300per Kg.

Harga TBS Kelapa Sawit di Jambi

Periode 18-24 Juli 2025, harga sawit termahal di Jambi Rp 3.345,08 per kilogram (Kg) untuk kelapa sawit usia 10-20 tahun.

Periode ini kenaikan harga sawit di Jambi termasuk tinggi, dibandingkan kenaikan periode sebelumnya.

Harga kelapa sawit di Jambi ini sesuai rilis yang dikeluarkan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi untuk harga kelapa sawit periode 18-24 Juli 2025.

Harga CPO (crude palm oil atau minyak sawit mentah) Rp 13.897,25 per kilogram.

Harga kernel (minyak inti sawit) Rp 10.080.82 per kilogram, indeks K 93,65 persen.

Berikut harga TBS kelapa sawit di Jambi periode  11-17 Juli 2025:

Harga TBS kelapa sawit umur 3 tahun Rp  2.616,58 per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 4 tahun Rp 2.789,10 per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 5 tahun Rp 2.917,79 per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 6 tahun Rp  3.039,98  per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 7 tahun Rp  3.116,74 per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 8 tahun Rp 3.182,60  per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 9 tahun Rp  3.245,54  per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 10-20 tahun Rp 3.345,08 per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 21-24 tahun Rp 3.244,05 per kilogram

Harga TBS kelapa sawit umur 25 tahun Rp 3.094,51 per kilogram

Demikian update harga sawit di Jambi terbaru periode 18-24 Juli 2025.

Harga kelapa sawit ini hanya berlaku di tingkat pabrik dan petani plasma, sementara untuk petani mandiri berbeda. (*)

Simak berita terbaru menggapaiasa.comdi Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook , Instagram dan X Tribun Jambi