Rancang Sertifikasi Berkualitas: BGN Tingkatkan Mutu Makanan Bergizi di Dapur UmumGratis

menggapaiasa.com.CO.ID - JAKARTA Badan Gizi Nasional (BGN) bertekad untuk memperbaiki kualitas dan keselamatan makanan dalam implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dadan Hindayana selaku Kepala BGN menjelaskan bahwa BGN berkolaborasi dengan Komite Akreditasi Nasional (KAN) sudah merancang sertifikasi untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang juga dikenal sebagai dapur umum, guna mencapai tujuan keamanan pangan tersebut.

"Kami tengah merancang rute sertifikasi untuk SPPG, berkolaborasi dengan KAN, yang mencakup pula sertifikasi Kebersihan dan Keselamatan (SLHS) serta Analisis Bahaya terhadap Kontrol Titik-Kritis (HACCP)," jelas Dadan saat menghadiri pertemuan bersama Komisi IX DPR RI, pada hari Rabu (21/5).

Sertifikat ini bertujuan untuk menjamin bahwa tiap SPPG telah mencapai standar kepatutan dalam pengelolaan pangan yang bersih dan aman.

Dadan mengatakan bahwa nanti tiap SPPG akan dievaluasi dari aspek layaknya dapur sampai dengan jenis makanan yang akan dihidangkan. Sedangkan penerapan sertifikasinya direncanakan baru dimulai pada bulan Juni atau Juli dalam tahun ini.

" Ini merupakan sertifikasi yang telah kami susun, semoga dapat diterapkan pada bulan Juni atau Juli," katanya.

Telah dicatat bahwa pelaksanaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari program makanan bergizi tanpa biaya sudah menjangkau 1.397 masak dan telah memberikan layanan kepada 3.979.954 orang yang berhak mendapatkan manfaat di setiap wilayah di Indonesia.

Dadan menyebutkan bahwa jumlah SPPG kemungkinan akan meningkat hingga 294 unit mulai pekan mendatang, yang mana hal ini dapat menambah daftar penerima manfaat sebesar 882.000 orang.

Maka, jumlah keseluruhan dari SPPG yang akan berfungsi menjadi 1.691 unit dan diharapkan bisa menjangkau sebanyak 4,8 juta orang penerima manfaat sampai dengan akhir bulan Mei nanti.

"Presiden menargetkan mencapai angka 4 juta di akhir bulan. Insyallah, kita berharap bisa melampaui target tersebut menjadi 4,8 juta," ujar Dadan