Samsul Alam: Karir profesional hingga panggilan kemanusiaan di Langkahan, Aceh

Nah, diary kali ini saya cuman pengen bilang bersyukur banget masih punya teman-teman baik yang terjun, langsung ke korban bencana Sumatra, di bidangnya, dan dia bersedia melaporkan apa adanya dari sana. Semoga jadi kompas untuk kita semua agar bisa melihat lebih jauh tentang apa yang bisa kita bantu.
Tepat pada 6 Desember kemarin, saya memutuskan untuk secara singkat menghubungi seorang kawan lama yang kini tengah mengemban tugas mulia. Ia adalah bagian dari tim medis, khususnya dari RSA Yogyakarta, yang saat ini tengah terlibat dalam upaya evakuasi dan penanganan di Langkahan, Aceh.
Pertemuan dan persahabatan kami bukanlah kisah semalam. Kami berasal dari daerah yang sama, menempuh studi lanjut bersama di Yogyakarta, bahkan sempat satu kontrakan di daerah Pandean 2, dekat Gejayan.
Mengenang masa-masa di Yogyakarta, kami berdua berjuang menempuh pendidikan lanjutan dengan segala liku-likunya. Alur hidup mempertemukan kami kembali di Kota Pelajar setelah sebelumnya terpisah pasca-SMA. Teman saya, setelah menamatkan S1-nya di Makassar, melanjutkan studi di Jogja, dan di sanalah kami kembali dipertemukan. Kebersamaan itu, yang disaksikan oleh banyak teman lainnya, kini terasa begitu emosional untuk diceritakan.
Kebanggaan dan Laporan Harian dari Garis DepanHari ini, kebanggaan itu memuncak. Kawan saya ini, seorang tenaga medis yang sudah lama mengabdi, kini terjun langsung sebagai relawan tim medis untuk saudara-saudara kita di Aceh.
Melihat dedikasi ini, saya memutuskan untuk menjadi 'penghubung' informasi. Meminta laporan daily langsung dari lapangan kepadanya.
Laporan up-to-date tersebut sudah dikirimkan hari ini. Laporan ini bukan sekadar statistik, melainkan jurnalisme hati dari garis depan, yang kelak akan saya tuangkan dalam tulisan, sebagai bentuk bantuan sukarela untuk teman-teman pembaca sekalian.
Harapannya, laporan ini bisa membuka pikiran, bahkan hati kita. Agar tergerak untuk membantu dengan cara yang paling tepat dan efektif.
Saya hanya bisa bilang, betapa bersyukurnya masih memiliki kawan-kawan baik yang bersedia terjun langsung ke lokasi bencana, bergerak di bidang keahliannya. Mereka dengan tulus melaporkan kondisi apa adanya, dari sudut pandang seorang profesional, langsung bersentuhan dengan realitas.
Kompas KemanusiaanSodara tolong kirimkan kondisi terkini, biar saya bisa membantu melalui format tulisan dan jika ada honorarium sedikit akan kita alokasikan ke sana. Tanpa pikir panjang teman saya ini menyanggupi. Laporan per hari ini pun sudah masuk.
Laporan kawan saya ini, yang saya sebut saja namanya Samsul Alam. Seorang tenaga medis dari RSA UGM, harus menjadi salah satu kompas bagi kita semua.
Ia kini sedang berjibaku dengan tim medis dan dokter di sana. Ini bukan tentang menjadi viral; ini tentang jiwa kemanusiaan yang masih berdenyut kencang.
Saya pribadi hanya bisa menggoreskan pena catatan seperti ini. Namun, setiap orang punya peran:
Yang ahli membuat video, mari kita buat kondisi ini menjadi lebih viral dan tersampaikan secara visual.Yang memiliki kemampuan menulis, mari kita ikut menulis dan menyebarkan informasi.Yang memiliki keahlian di media sosial, mari kita bantu walau dalam kerja-kerja sunyi.Yang bisa terjun langsung, tentu saja, adalah hal paling powerful.Kita doakan Samsul Alam dan seluruh tim medis di sana agar harapan dan asa tentang kepulihan segera terwujud. Jiwa kemanusiaan itu masih ada, dan kini saatnya kita bantu dengan cara kita masing-masing.
Semoga layak untuk disebarkan dan bermanfaat. Salam. Nantikan laporan selanjutnya dari Langkahan, Aceh!
Posting Komentar untuk "Samsul Alam: Karir profesional hingga panggilan kemanusiaan di Langkahan, Aceh"
Posting Komentar