Perang! Thailand–Kamboja saling hantam dua hari nonstop, ratusan ribu warga mengungsi
menggapaiasa.com–Kamboja kembali berubah menjadi zona perang, setelah bentrokan sengit memasuki hari kedua dan meluas ke sejumlah titik baru pada Selasa. Kedua negara saling menuduh melakukan serangan terhadap wilayah sipil, sementara Thailand menegaskan operasi militernya akan terus berlanjut.Ketegangan meningkat sejak bentrokan pada Senin, yang meruntuhkan harapan terhadap kesepakatan gencatan senjata yang sebelumnya difasilitasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Juli lalu. Dengan kedua pihak saling menyalahkan atas dimulainya kembali konflik, masa depan kesepakatan damai tersebut kini berada di ujung tanduk.
Thailand Luncurkan Serangan Darat dan Udara
Militer Thailand menyatakan tank-tanknya menembakkan peluru artileri ke kompleks kasino di perbatasan, yang menurut Bangkok digunakan oleh tentara Kamboja sebagai lokasi penyimpanan senjata dan titik tembak. Serangan udara juga dilakukan pada hari kedua, dengan jet tempur menargetkan apa yang disebut Thailand sebagai “sasaran militer strategis”.
Kamboja Balas Tudingan, Thailand Serang Warga Sipil
Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut pihaknya terpaksa melakukan aksi defensif dan menuduh Thailand melakukan serangan tak pandang bulu terhadap permukiman warga. Pemerintah Thailand membantah keras tuduhan itu.
Bangkok Siap Perang Total
Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul menegaskan tidak ada ruang bagi negosiasi dalam situasi saat ini.
“Kita tidak bisa berhenti sekarang. Operasi yang sudah direncanakan harus dijalankan penuh. Pemerintah mendukung penuh angkatan bersenjata,” ujar Anutin.
Thailand dan Kamboja sama-sama mengklaim telah mengevakuasi ratusan ribu warga dari wilayah perbatasan. Kamboja melaporkan 9 warga sipil tewas dan 20 luka berat sejak Senin, sedangkan Thailand menyebut tiga tentaranya tewas dan 29 orang terluka.
Bentrok Terburuk Sejak Juli
Konflik ini menjadi yang paling intens sejak bentrokan lima hari pada Juli lalu, ketika pertukaran roket dan artileri menewaskan sedikitnya 48 orang dan memaksa 300.000 warga mengungsi sebelum disepakatinya gencatan senjata.
Ketegangan kembali meningkat setelah Thailand bulan lalu menghentikan langkah-langkah de-eskalasi yang sebelumnya diawasi oleh Amerika Serikat, menyusul insiden seorang prajurit Thailand yang terluka parah akibat ranjau darat. Bangkok menuduh ranjau tersebut baru dipasang oleh Kamboja, klaim yang dibantah Phnom Penh.
Pertempuran Meluas ke Titik Perbatasan Baru
Pertempuran terbaru kini merambah lokasi-lokasi baru sepanjang 817 kilometer garis perbatasan, dari hutan berbukit dekat Laos hingga wilayah pesisir Provinsi Trat. Militer Thailand mengatakan operasi laut juga dilakukan untuk mendorong mundur pasukan Kamboja, yang menggunakan artileri, roket, hingga drone pembom.
Mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyebut pihaknya telah menahan diri selama 24 jam untuk menghormati gencatan senjata dan memberi waktu untuk evakuasi, sebelum melancarkan serangan balasan semalam terhadap posisi Thailand.
“Kamboja membutuhkan perdamaian, tetapi kami harus bertahan demi kedaulatan,” tulis Hun Sen di Facebook.
Warga Sipil Mengungsi Massal
Rekaman terverifikasi dari Kamboja menunjukkan antrean panjang kendaraan meninggalkan perbatasan, serta asap tebal membumbung setelah ledakan di dekat kota Samroang. Di Thailand, pengungsi di Provinsi Buriram tampak tidur beralaskan tikar dalam tenda-tenda darurat.
Laongdao Chulsri, 34 tahun, yang kembali mengungsi untuk kedua kalinya sejak bentrokan Juli lalu, berharap konflik segera berakhir.
“Saya ingin ini berhenti. Ini harus menjadi pertarungan terakhir,” katanya sambil menggendong bayinya.
Kekuatan Militer Tidak Imbang
Thailand memiliki kekuatan militer yang jauh lebih besar dibanding Kamboja, dengan jumlah personel, anggaran pertahanan, dan armada persenjataan yang lebih unggul. Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri menegaskan operasi hanya menyasar posisi militer musuh.
“Operasi Thailand hanya fokus pada target militer untuk melemahkan kemampuan tempur Kamboja,” ujarnya.
Konflik Bersenjata Berakar Sejarah Panjang
Thailand dan Kamboja telah terlibat sengketa perbatasan selama lebih dari satu abad, terutama di wilayah yang belum selesai didemarkasi. Perselisihan tentang kompleks candi kuno berulang kali memicu sentimen nasionalis dan bentrokan bersenjata, termasuk konfrontasi mematikan pada 2011.
Sejauh ini tidak ada tanda kedua negara akan menghentikan serangan. Situasi kian mengarah pada perang terbuka, meninggalkan dunia menantikan apakah upaya diplomasi baru dapat menghentikan pertumpahan darah di Asia Tenggara itu. ***
Posting Komentar untuk "Perang! Thailand–Kamboja saling hantam dua hari nonstop, ratusan ribu warga mengungsi"
Posting Komentar