Pengadaan internet rakyat pada 2026 berpotensi tingkatkan persaingan industri

menggapaiasa.com.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bakal mengadakan internet rakyat 100 Mbps dengan harga terjangkau pada 2026.
Sebelumnya, langkah ini merupakan hasil dari lelang frekuensi 1,4 GHz untuk broadband wireless access (BWA) yang diadakan Komdigi pada Oktober 2025 lalu.
Hasilnya, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) memenangkan lelang untuk Regional I melalui anak usahanya, PT Telemedia Komunikasi Pratama. Sedang, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menang di Regional II dan Regional III.
Menjelang 2026, pengadaan internet rakyat ini dinilai berpotensi meningkatkan persaingan bisnis penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ISP).
Salah satu ISP, PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) pun mengamini, tantangan ke depan terdapat pada harga layanan internet yang nantinya semakin ketat.
Namun demikian, Vice President Marketing Biznet Hutomo Siswanto mengatakan, masyarakat saat ini sudah memahami pentingnya kualitas layanan serta kapasitas bandwidth yang besar dan stabil.
“Karena itu, kami sendiri akan tetap fokus dalam meningkatkan dan menjaga kualitas layanan dengan menggunakan teknologi dan infrastruktur terkini,” ujarnya kepada menggapaiasa.com, Selasa (16/12/2025).
Bagaimanapun, Hutomo memandang, kebijakan ini mampu mempercepat penetrasi internet di wilayah yang belum terkoneksi internet sepenuhnya.
Dus, agar terus mampu berdaya saing, ia membeberkan sejumlah strategi yang akan dilakukan Biznet pada 2026.
Biznet, kata dia, akan berinvestasi dalam memperkuat infrastruktur jaringan, mulai dari backbone fiber optik, data center, dan kabel submarine. “Kami juga akan terus memperkuat layanan after sales dan keandalan teknis,” imbuh Hutomo.
Adapun strategi harga yang diterapkan Biznet akan tetap mengacu pada pricing yang kompetitif. Namun, harga disebut akan tetap sehat, dengan penekanan pada value-for-money dan memenuhi daya beli masyarakat.
Hutomo melanjutkan, ekspansi juga akan tetap jadi fokus utama Biznet pada 2026. “Khususnya, di area dengan potensi pertumbuhan tinggi, baik untuk segmen residential maupun bisnis,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O. Baasir melihat bahwa seiring pengadaan internet rakyat, operator atau penyedia layanan ke depannya akan mempertimbangkan peta persaingan. “Mereka pasti akan melakukan evaluasi, bagaimana mengoptimalkan produk, menetapkan tarif, dan sebagainya,” ujarnya.
Yang penting, kata Marwan, pemerintah perlu memastikan layanan internet rakyat tidak dijual di bawah biaya produksi. Dengan begitu, pemerintah tetap mempertimbangkan kesehatan industri.
“(Apakah nanti ada tantangan kompetisi), biarkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang melakukan evaluasi dan penilaian terhadap hal tersebut,” imbuh Marwan kepada menggapaiasa.com, Senin (15/12/2025).
Posting Komentar untuk "Pengadaan internet rakyat pada 2026 berpotensi tingkatkan persaingan industri"
Posting Komentar