Pemerintah bantah temuan 15 titik pembalakan liar di hulu DAS sumber banjir bandang Padang - MENGGAPAI ASA

Pemerintah bantah temuan 15 titik pembalakan liar di hulu DAS sumber banjir bandang Padang

PIKIRAN RAKYAT - Ribuan kubik kayu gelondongan yang terseret banjir bandang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Air Dingin dan Batang Kuranji. Peristiwa galodo yang terjadi pada (27/11/2025) itu tidak hanya dipicu cuaca ekstrem dan pengaruh siklon tropis, tetapi juga diduga kuat berkaitan dengan rusaknya tutupan hutan.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatra Barat menegaskan bahwa kayu-kayu besar yang terbawa arus merupakan “jejak visual” masifnya praktik penebangan liar. Dari analisis citra satelit, organisasi itu menemukan sedikitnya 15 titik aktivitas illegal logging di kawasan hutan lindung dan Suaka Margasatwa Bukit Barisan.

“Gelondongan kayu yang dibawa galodo adalah bukti paling jelas. Citra satelit menunjukkan kerusakan serius di hulu DAS Air Dingin,” kata Kepala Divisi Penguatan Kelembagaan dan Penegakan Hukum Lingkungan WALHI Sumbar, Tommy, dikutip Jumat, (12/12/2025).

Ia menilai banjir bandang tersebut bukan semata bencana alam, melainkan dampak langsung dari hilangnya tutupan hutan secara masif. Tommy juga mempertanyakan sikap pemerintah daerah.

“Apa yang sudah dilakukan Pemprov Sumbar? Kita tunggu niat baiknya,” ujarnya.

Bantahan Pemerintah

Namun, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat membantah temuan tersebut. Kepala Dinas Kehutanan Sumatra Barat, Ferdinal Asmin, mengatakan bahwa hasil pemantauan drone dan inspeksi lapangan tidak menemukan aktivitas perusahaan kayu di hulu galodo Lubuk Minturun.

“Kawasan atas itu hutan primer. Yang terlihat adalah longsoran tebing bukit di ketinggian 1.300–1.500 mdpl. Material longsor itulah yang menutup alur sungai,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sebagian kayu yang terseret banjir berasal dari pohon yang tercerabut oleh longsor serta sisa ladang masyarakat di area tengah hingga hilir DAS.

Menurut Ferdinal, aktivitas pembukaan lahan memang ditemukan, tetapi berada di Area Penggunaan Lain (APL) dekat permukiman warga, bukan di hutan negara.

“Kalau ada pelanggaran tentu akan ditindak. Tapi perusahaan kayu tidak ada di sana,” ujarnya.

Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi menegaskan bahwa bencana banjir bandang merupakan kombinasi faktor hidrometeorologi, ekologi, serta adanya indikasi penebangan kayu yang kini tengah diselidiki.

“Ada indikasi penebangan kayu, dan itu akan kita pastikan lewat penyelidikan di lapangan,” kata Mahyeldi.

Kapolda Sumatra Barat Irjen Gatot Tri Suryanta memastikan kepolisian turun tangan untuk menelusuri asal-usul kayu gelondongan.

“Kami sedang menyelidiki apakah kayu itu hasil pembalakan atau bagian dari material longsor,” tegasnya.

Hingga kini, banjir bandang yang melanda sejumlah DAS di Kota Padang menewaskan 11 orang. Sementara secara keseluruhan di Sumatra Barat, total korban meninggal mencapai 238 orang.***

Posting Komentar untuk "Pemerintah bantah temuan 15 titik pembalakan liar di hulu DAS sumber banjir bandang Padang"