Ini lah Lagu Terbaik Sepanjang Masa - MENGGAPAI ASA

Ini lah Lagu Terbaik Sepanjang Masa

Di sela-sela waktu luang akhir pekan, Saya mencoba menelusuri melalui Google Search, lagu dengan judul apa, siapa penyanyinya, yang secara universal dianggap terbaik sepanjang masa, hasilnya ternyata berbeda-beda.

Majalah Rolling Stones, melalui situs resminya menempatkan lagu "Respect"ciptaan Ottis Redding dan dinyanyikan oleh Aretha Franklin, dinobatkan sebagai yang terbaik sepanjang masa.

Spotify, layanan web player music yang cukup terkenal, menjadikan lagu yang dipopulerkan oleh Elvis Presley berjudul "Jailhouse Rock" dianggap yang paling "the best."

Sementara, Apple Music, menganggap lagu milik band legendaris asal Inggris Queen, "Bohemian Rhapsody" sebagai yang paling baik. 

Berbeda lagi, jika kita mengacu pada situs Worldlisteningpost.com, lagu terbaik versi mereka adalah "Like a Rolling Stones" yang dinyanyikan dan diciptakan oleh musisi asal Amerika Serikat, Bob Dylan.

Mungkin jika ditelusuri lebih jauh lagi, setiap situs berbasis musik akan menampilkan lagu berbeda-beda sebagai "the best song of all time"

Hal yang menandakan bahwa universalitas dalam seni, khususnya musik, tak akan pernah ada.

Universalitas Adalah Ilusi dalam Dunia Seni

Keragaman hasil penelusuran tersebut adalah bukti nyata bahwa lagu "terbaik sepanjang masa" tidak akan pernah ada sebagai fakta yang objektif, melainkan hanyalah sebuah cerminan dari kriteria penilaian si pembuat daftar. 

Setiap institusi memiliki cara pandang yang berbeda dalam melihat keagungan sebuah karya.

Sebagian situs-situs musik terkemuka mungkin berfokus pada dampak sejarah dan budaya, sehingga menempatkan "Respect" di posisi teratas. 

Mengutip CBSNews, lagu yang aslinya ditulis dan dinyanyikan pertama kali oleh Otis Redding ini diubah secara radikal oleh Aretha Franklin pada tahun 1967 menjadi sebuah seruan tegas yang menuntut pengakuan. 

Dengan penambahan bagian ikonik "R-E-S-P-E-C-T" dan performa vokal yang kuat, lagu ini dianggap sebagai anthem gerakan hak-hak sipil dan feminisme, melampaui musik dan menjadi pernyataan sosial yang kuat. 

Sementara itu, Bob Dylan sering kali diunggulkan oleh akademisi karena ia dianggap merevolusi lirik yang mengubah lagu pop menjadi puisi serius. 

"Like a Rolling Stone," misalnya, seperti diungkapkan situs Forward.com, dikenal karena kekuatan transformasional dan emosionalnya yang mengubah struktur folk dan rock pada tahun 1965,

Layanan musik modern di sisi lain bisa jadi mempertimbangkan inovasi musikal dan kompleksitas komposisi, seperti yang dilakukan Apple Music terhadap "Bohemian Rhapsody" yang dianggap merevolusi struktur musik mainstream  

Karena musik adalah seni yang didasarkan pada perasaan dan memori, mencoba menobatkannya secara mutlak sama sulitnya dengan menyepakati satu makanan paling lezat yang harus disukai semua orang.

Waktu Penguji Sejati Sebuah Lagu

Meskipun hasil pencarian "the best song of all time" itu saling berbeda satu sama lain, tergantung situs mana yang merilisnya, saya menemukan satu benang merah yang menarik dan konsisten, sebagian besar lagu yang menyandang gelar "terbaik" adalah "lagu lama." 

Kecenderungan ini menurut hemat saya bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari sebuah seleksi alamiah yang disebut The Test of Time.

Agar sebuah lagu dapat disebut evergreen atau abadi, lagu tersebut harus mampu bertahan selama beberapa dekade, melintasi generasi, dan masih terasa relevan bagi pendengar yang lahir jauh setelah lagu itu dirilis. 

Kita ambil contoh lagu"Bridge Over Troubled Water" dari Simon & Garfunkel, yang emosinya masih relevan hingga kini. Lantaran bertutur tentang dukungan dan solidaritas di saat sulit serta didukung oleh aransemen musik yg dirasa timeless.

Lagu-lagu baru, sekuat apa pun dampaknya saat ini, belum memiliki durasi waktu yang cukup untuk membuktikan daya tahannya yang abadi. 

Selain itu, para kritikus musik sering kali mengambil sudut pandang sejarah yang jelas, memudahkan kita untuk mengukur dampak revolusioner yang ditimbulkan oleh musik dari era 1950-an hingga 1990-an, sebuah angle yang sulit diterapkan pada karya-karya yang masih terlalu dekat dengan masa kini.

Simfoni Terbaik Ada Di Hati Kita Masing-Masing

Dalam pandangan sederhana saya, keindahan musik justru terletak pada sifatnya yang sangat subjektif dan personal. Lagu terbaik sejatinya bukanlah lagu yang masuk dalam daftar yang tertera di situs-situs musik tersebut, melainkan lagu yang paling berarti bagi kita. 

Bisa jadi itu adalah lagu "receh" pengantar tidur dari masa kecil, soundtrack saat kita sedang patah hati, atau lagu yang menemani ketika kita berjuang meraih mimpi. 

Tahta "lagu terbaik sepanjang masa" yang dicari-cari secara universal itu akan selalu kosong, sebab tahta tersebut sejatinya telah diduduki secara eksklusif dan tak terbatas di dalam hati setiap pendengarnya.

Posting Komentar untuk "Ini lah Lagu Terbaik Sepanjang Masa"