Huey vs Colt, ketika helikopter transportasi Amerika merontokkan pesawat Vietcong dalam Perang Vietnam - MENGGAPAI ASA

Huey vs Colt, ketika helikopter transportasi Amerika merontokkan pesawat Vietcong dalam Perang Vietnam

Saat Perang Vietnam, terjadi pertempuran udara (dogfight) di mana helikopter transportasi UH-1D Huey merontokkan dua pesawat angkut ringan Vietnam Utara buatan Rusia Antonov An-2 dalam Pertempuran Lima Site 85.

Penulis: A. Winardi, pertama tayang di Majalah Angkasa dengan judul "Huey vs Colt dalam Perang Vietnam"

---

menggapaiasa.comhadir di whatsapp channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

menggapaiasa.comOnline.com -Meskipun berlangsung secara kebetulan, helikopter transportasi di era Perang Vietnam ternyata bisa menjatuhkan pesawat lawan melalui pertarungan udara (dogfight) sengit. Keberhasilan heli jenis UH-1D Huey merontokkan An-2 Colt itu bahkan masih menjadi bahan pembicaraan di kalangan para pilot AS Amerika Serikat hingga saat ini.

Selain sebagai ajang pertempuran yang dahsyat, Perang Vietnam (1954-1975) juga menjadi ajang duel perang udara yang sangat mematikan. Puluhan jet tempur dari kedua belah pihak yang bertikai, baik milik Vietnam Utara yang didukung Rusia maupun Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat, saling bertarung sengit di udara demi merontokkan pesawat lawan.

Tidak hanya jet-jet tempur, heli transport AS juga turut bertempur di udara. Bahkan dalam sebuah pertempuran, helikopter itu sanggup merontokkan pesawat Vietnam Utara di kawasan gunung paling terjal, Phou Pha Thi, Laos.

Selama Perang Vietnam, Laos sejatinya adalah negara netral. Mereka tidak memperbolehkan pihak mana pun menggunakan wilayahnya sebagai pangkalan militer. Tapi berkat pendekatan yang gigih dari duta besar AS untuk Laos William H Sullivan, pemerintah Laos yang saat itu dipimpin Pangeran Souvanna mengizinkan kawasan puncak gunung Phou Pha Thi sebagai pos pengintaian rahasia militer AS dan CIA.

Diuntungkan

Pemerintah Laos sendiri merasa diuntungkan dengan adanya pos pengintaian itu. Bagi mereka, pos itu bisa digunakan untuk memantau warga Laos yang menjadi simpatisan Vietnam Utara (Vietcong) yang dikenal sebagai Gerilyawan Pathet Lao.

Sebenarnya puncak gunung itu adalah tempat sakral dan pusat spiritual bagi suku pedalaman Laos, Hmong dan Yeo. Tapi bagi militer AS dan CIA, puncak gunung itu justru menjadi pos pengintaian yang strategis dan sekaligus tempat ideal untuk menempatkan radar.

Selama Perang Vietnam – juga ketika perang saudara di Laos – pegunungan Phou Pha Thi yang memiliki ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut itu memang menjadi kawasan yang strategis untuk mengintai pergerakan musuh. Jarak puncak gunung dengan perbatasan Vietnam Utara cuma sekitar 24 km. Sedangkan dari ibu kota Laos berjarak 48 km. Dari posisi itu, wilayah Laos dan Vietnam, khususnya bagian utara, bisa diamati secara jelas.

Saat Perang Vietnam, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan CIA bahkan telah mendirikan landasan udara (air strip) dan pos pengintaian secara permanen. Fasilitas air strip sepanjang 210 meter yang berada di lembah bawah puncak Phou itu biasa digunakan sempat pendaratan pesawat dan helikopter. Sementara satu lagi air strip, yang panjangnya 700 meter, digunakan untuk pangkalan rahasia pesawat ringan CIA. Lokasi air strip ini berada di salah satu lembah yang dinamai Lima Site 85 – penerbangan rahasia CIA rute Laos, Filipina, Thailand, dan Vietnam selama Perang Vietnam lalu dikenal sebagai Air America.

Selain untuk pendaratan helikopter, Lima Site 85 juga menjadi pangkalan radar pemandu pesawat tempur bernama Tactical Air Navigation System (TACAN). Fungsi radar TACAN adalah untuk memandu pesawat-pesawat tempur dan pengebom USAF yang akan menghajar target di wilayah Vietnam Utara. Berkat panduan radar TACAN dari puncak gunung Phou, jarak terbang terbang pesawat pembom USAF jadi lebih efektif dan sasaran yang dihajar pun bisa dihancurkan dengan lebih akurat. Jalur suplai logistik Vietcong yang membentang dari Laos hingga Vietnam yang dikenal sebagai Ho Chi Minh Trail juga bisa dipantau secara visual dari puncak gunung Phou Pha Thi.

Demi meningkatkan kemampuan dan daya pukulnya, pada 1967, USAF meng-upgrade radar TACAN dengan radar pemandu pesawat pengebom dan pesawat tempur yang lebih canggih dan bisa beroperasi di segala cuaca yang dikenal sebagai AN/TSQ-81. Kehadiran radar baru itu terbukti secara signifikan. Pesawat-pesawat pembom USAF bisa menghantam target secara akurat dalam segala cuaca, siang ataupun malam.

Dalam sandi operasi tempur bertajuk Commando Club itu, para personel USAF dan CIA bahkan bisa bertugas secara santai dan aman karena posisi pangkalan rahasianya belum berhasil diketahui militer Vietnam Utara. Ketika berada di Laos, para personel militer AS dan CIA menyamar sebagai teknisi sipil dari Lockheed yang bertugas merawat pesawat-pesawat milik Laos. Padahal sesungguhnya mereka adalah anggota dari satuan militer 1st Mobile Communication Group yang bermarkas di Udorn Royal Thai Air Force Base, Thailand, dan bertugas secara bergilir.

Untuk keperluan logistik personel USAF yang mengoperasikan TACAN, setiap minggunya adanya penerbangan rahasia yang dioperasikan oleh satuan 20th Special Operation Squadron. Pilot penerbangan itu tentu harus bermental baja dan harus mahir terbang di antara tebing gunung. Penerbangan itu berangkat dari Pangkatan Udorn.

Untuk mengamankan Lime Site 85, CIA diam-diam bekerja sama dengan jenderal militer Laos dari Suku Hmong bernama Jenderal Vang Pao. Berkat jasanya, CIA berhasil membentuk pasukan paramiliter dari suku Hmong sebanyak 1.000 orang. Tugas mereka adalah mengamankan fasilitas di kawasan Lima Site 85. Pasukan paramiliter yang mahir perang gerilya itu dilengkapi sejumlah senapan mesin anti-serangan udara dan sejumlah meriam lapangan Howitzer.

Pasukan paramiliter itu dibagi dua. 200 personel untuk mengamankan fasilitas CIA dan USAF yang berada di puncak gunung sementara 800 lainnya mengamankan bagian lembah yang mimiliki dua air strip. Kekuatan pasukan tempur itu juga disiagakan untuk menghadapi gempuran pasukan Vietnam Utara jika sewaktu-waktu datang.

Dan personel CIA sudah memprediksi bahwa serangan itu pasti akan datang. Dan benar, pasukan Vietnam Utara yang akhirnya mengetahui lokasi pangkalan rahsia itu melakukan serangan artileri pada 10 Januari 1986.

Dogfight legendaris

Tapi serangan itu disebut tidak terlalu efektif, karena bersifat acak dan tanpa adanya panduan tembakan dari pasukan infanteri. Tapi masalahnya, jika ada pasukan infanteri masuk perbatasan Laos justru akan berabe, bisa memicu perang darat melawan pasukan Laos juga Thailand.

Karena itulah, dalam serangan tersebut, Vietnam Utara mengerahkan empat pesawat angkut ringan buatan Rusia bernama Antonov An-2 Colt bersayap ganda alih-alih jet tempur. Meski begitu, pesawat pengangkut itu sudah dilengkapi pod peluncur roket kaliber 57mm di bagian sayapnya, juga mengangkut mortir-mortir kaliber 120mm yang siap dilontarkan untuk menghancurkan musuh.

Serangan udara dilancarkan pada 12 Januari 1968. Hari itu sebanyak empat pesawat An-2 Colt melesat dari pangkalan udara yang berlokasi di timur laut Vietnam Utara. Pesawat-pesawat itu terbang secara beriringan menuju kawan udara Laos.

An-2 adalah pesawat transportasi yang biasa dioperasikan di lahan pertanian untuk menyiram tanaman, juga untuk mengangkut atlet terjung payung. Tapi dalam kondisi tertentu, pesawat ini juga bisa digunakan untuk kepentingan militer. Terlebih An-2 bisa beroperasi di landasan pendek yang tidak beraspal.

Kehadiran empat An-2 yang terbang menuju Lima Site 85 itu segera diketahui spotter CIA yang sedang berjaga. Meski begitu, mereka tidak mengira empat pesawat yang terbang lambat itu akan melancarkan serangan.

Tiba-tiba dua pesawat An-2, yang melintas di atas puncak Phou Pha Thi tempat pangkalan radar, menjatuhkan mortir melalui pintu yang ada di lantai pesawat. Sedangkan dua An-2 lainnya terbang berputar untuk mempersiapkan serangan berikutnya sambil melakukan observasi. Salah satunya kemudian terbang menuju pangkalan Lima Site 85.

Ledakan hujan mortir langsung menciptakan suara menggelegar. Dalam posisi terbang rendah dua pesawat An-2 yang bertugas menyerang pangkalan radar lalu menghujani sasaran dengan roket-roket kaliber 57mm-nya.

Serangan roket itu kemudian direspon oleh tembakan senapan mesin anti-serangan udara yang ditembakkan pasukan paramiliter suku Hmong. Satu pesawat An-2 kena tembakan dan jatuh di hutan yang berada di lereng gunung.

Ditembak jatuh

Dalam situasi sedang mendapat serangan, personel yang menjaga Lima Site 85 segera mengontak Air America untuk mendatangkan helikopter dilengkapi penembak senapan mesin. Mereka yakin jika An-2 dapat dilawan menggunakan helikopter karena kecepatan terbangnya masih di bawah kecepatan terbang helikopter UH-1D Huey.

Kebetulan ketika itu pilot Air America Kapten Ted Moore sedang menerbangkan Huey menuju Lima Site 85 untuk mengirimkan logistik berupa amunisi. Ted yang melihat serangan pesawat-pesawat Vietnam Utara menganggapnya sebagai “serangan udara seperti era PD I”.

Kapten Ted Moore lalu menerbangkan Huey-nya tepat di atas An-2. Dia kemudian memerintahkan krunya, Glenn Woods, menghajar An-2 dengan senapan serbu AK-47. An-2 itu pun terbakar lalu jatuh meluncur ke lereng gunung. Setelah melihat dua An-2 tertembak, dua lainnya buru-buru ngibrit, balik ke kandangnya di Vietnam Utara.

Keberhasilan Kapten Moore dan Glenn Woods menembak jatuh An-2 ternyata satu-satunya dogfight legendaris antara helikopter vs pesawat sayap ganda. Angkatan Udara Vietnam Utara sendiri merasa dipermalukan dalam insiden tersebut.

Karena itulah, opsi untuk menghancurkan pangkalan radar di puncak gunung Phou Pha Thi semakin mendapat prioritas. Pasukan Vietnam Utara lalu merancang serbuan yang lebih terkoordinasi dengan kekuatan besar untuk menguasai kawasan Lima Site 85.

Setelah melalui beberapa kali pertempuran sengit kawasan Phou Pha Thi akhirnya jatuh ke tangan Vietnam Utara pada November 1968.

Dalam pertempuran mempertahankan pangkalan Lima Site 85, sebanyak sebelas personel USAF tewas dan hilang dalam tugas alias missing in action (MIA). Upaya pencarian jasad mereka bahkan terus dilakukan hingga 2012, tapi tak semuanya berhasil ditemukan.

Terlepas bahwa Amerika Serikat dinyatakan kalah dalam Perang Vietnam, kisah heroik heli Huey yang sukses merontokkan An-2 telah menjadi cerita tersendiri. Dan masih jadi pembicaraan para pilot heli tempur AS hingga saat ini.

Posting Komentar untuk "Huey vs Colt, ketika helikopter transportasi Amerika merontokkan pesawat Vietcong dalam Perang Vietnam"