Dosen POLSUB ciptakan sistem verifikasi ijazah - MENGGAPAI ASA

Dosen POLSUB ciptakan sistem verifikasi ijazah

Dosen POLSUB ciptakan sistem verifikasi ijazah

PR Subang - Dua dosen Politeknik Negeri Subang (POLSUB) menghadirkan terobosan yang patut mendapat perhatian nasional.

Mereka adalah Haryati dan Dwi Vernanda, dosen dari Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer, sukses merancang sistem verifikasi ijazah berbasis blockchain bernama DiplomaValidator

Sistem ini menawarkan solusi cepat, aman, dan bebas biaya, sebuah loncatan yang berpotensi mengubah cara verifikasi ijazah di Indonesia.

"Bayangkan Anda seorang HRD. Ratusan berkas lamaran menumpuk di meja. Ijazah-ijazah tampak resmi, tapi apakah semuanya benar-benar asli?" kata Haryati, Senin (8/12/2025).

"Selama ini, jawabannya hanya satu: menghubungi kampus terkait dan menunggu berhari-hari. Bahkan, tidak jarang prosesnya bisa memakan waktu 2–4 minggu," imbuhnya.

Jadi, lanjut dia, tak mengherankan bila banyak perusahaan akhirnya tidak melakukan verifikasi sama sekali.

Padahal, data verifile mencatat bahwa 30 persen pelamar kerja memberikan informasi palsu soal kualifikasi pendidikan. 

Menurut Haryati, persoalan mendasarnya ada pada sistem verifikasi yang masih terpusat di masing-masing kampus.

“Sistem sekarang seperti menyimpan semua telur dalam satu keranjang dan data tersentralisasi. Kalaupun ada manipulasi dari orang dalam, sangat sulit terdeteksi," Kata Haryati.

Dengan struktur seperti itu, pemalsuan ijazah menjadi sangat mungkin. Bahkan, beberapa modus pemalsuan sering kali dilakukan dengan memalsukan kop kampus dan nomor seri ijazah. 

"Oleh karena itu, DiplomaValidator hadir untuk memecahkan masalah itu dengan pendekatan yang lebih modern yaitu, blockchain," tegasnya.

Sederhananya, blockchain adalah buku catatan digital yang tersimpan di ribuan komputer. Begitu sebuah data masuk, tidak ada siapa pun, bahkan pencatatnya, yang bisa menghapus atau mengubahnya. 

“Kami tidak menyimpan ijazahnya, tapi hash SHA-256-nya, setiap ijazah punya kode unik hasil proses kriptografi. Kalau ada pemalsuan, hash-nya langsung berbeda,” jelas Haryati.

Untuk prosedurnya, Haryati menyebutkan lima langkah utama dalam pemrosesannya, (1) Kampus memasukkan data ijazah, (2) Sistem membuat hash SHA-256, (3) Hash dicatat di blockchain, (4) QR-Code dicetak pada ijazah, dan (5) Perusahaan cukup memindai untuk verifikasi

Bahkan, hasilnya pun mencengangkan. Sistem dapat memberikan status keaslian hanya dalam 9,4 milidetik, lebih cepat dari kedipan mata manusia.

Yang lebih menarik lagi adalah verifikasi ini tidak membutuhkan biaya. 

“Verifikasi ini gratis. Kami memanfaatkan fungsi ‘view’ di blockchain yang tidak memerlukan biaya apa pun,” tegas Haryati.

Inovasi ini tidak berhenti di konsep. DiplomaValidator berhasil melewati 38 skenario pengujian, mulai dari pendaftaran biasa hingga simulasi serangan siber. 

Audit keamanan pun memberikan nilai nyaris sempurna yaitu 95 dari 100. Hasil ini menunjukkan bahwa sistem tidak hanya inovatif, tetapi juga sangat kokoh.

"Dengan adanya sistem ini, arah baru untuk Pendidikan Tinggi Indonesia semakin baik. Dengan jutaan mahasiswa lulus setiap tahun, Indonesia membutuhkan ekosistem verifikasi ijazah yang cepat dan bebas manipulasi," ungkapnya.

Dikatakan Haryati, penelitian ini selaras dengan upaya pemerintah mendorong transformasi digital dunia pendidikan.

 “Kami berharap sistem ini bisa menjadi rujukan standar nasional autentikasi kredensial digital,” ucapnya.

Saat ini, lanjut Haryati, DiplomaValidator sudah diuji di laboratorium menggunakan data ijazah POLSUB dan jaringan simulasi (Ganache). Tahap berikutnya adalah pengujian pada jaringan blockchain publik serta implementasi di perguruan tinggi lain.

“Teknologinya sudah siap, tinggal membangun ekosistemnya, baik di kampus, perusahaan, dan regulator supaya bisa bersama-sama mengadopsinya,” kata Haryati optimistis.

Kehadiran sistem ini diharapkan bisa menjadi titik awal semakin cepatnya proses verifikasi ijazah di kampus, guna mengatasi pemalsuan ijazah dan lambannya proses verifikasi tradisional.

"Inovasi dari dosen POLSUB ini bisa menjadi game changer. Verifikasi lebih cepat, aman, dan transparan, membuat peluang pemalsuan semakin sempit. DiplomaValidator bukan sekadar alat, tetapi pondasi baru bagi era kredensial digital Indonesia," pungkasnya.***

Posting Komentar untuk "Dosen POLSUB ciptakan sistem verifikasi ijazah"