Ditjen Pemasyarakatan Jawa Barat susun roadmap besar hilirisasi kelapa
PR Jabar — Setelah sukses mengembangkan industri sabut kelapa di tujuh Lapas se-Jawa Barat, Kanwil Pemasyarakatan Jawa Barat kini menyiapkan langkah yang lebih strategis dan terarah. Untuk pertama kalinya, Pemasyarakatan Jawa Barat menyusun roadmap besar hilirisasi kelapa yang membagi peran setiap UPT sesuai potensi wilayah, ketersediaan bahan baku, dan kapasitas ruang produksi masing-masing.
Roadmap ini disusun untuk menjawab meningkatnya permintaan global terhadap produk berbasis kelapa—mulai dari cocofiber, cocopiet, tali rope, coir net, hingga produk jadi seperti coir shade yang kini rutin diekspor ke berbagai negara.
Kakanwil Pemasyarakatan Jawa Barat menyebut rencana ini sebagai loncatan besar untuk menjadikan UPT Pemasyarakatan sebagai bagian penting dari rantai pasok industri kelapa nasional.
*UPT di Wilayah Penghasil Kelapa Akan Difokuskan Menjadi Sentra Bahan Baku*
Dalam roadmap terbaru, UPT yang berada di daerah dengan produksi kelapa tinggi seperti:
• Pangandaran,
• Banjar,
• Tasikmalaya, dan
• Ciamis,
akan diarahkan menjadi sentra produksi material dasar, yaitu:
• Cocofiber (serat kasar sabut kelapa), dan
• Cocopiet (serbuk halus sabut kelapa).
Empat wilayah ini memiliki keunggulan geografis karena berada dekat dengan sentra perkebunan kelapa dan akses bahan baku yang sangat melimpah. Dengan demikian, proses pengangkutan dapat dipangkas, biaya produksi menjadi lebih efisien, dan UPT dapat memaksimalkan potensi lokal.
Kakanwil menegaskan bahwa strategi ini bukan hanya meningkatkan produktivitas UPT, tetapi juga memberikan pasar tetap bagi petani kelapa yang selama ini kesulitan menjual limbah sabut.
*UPT dengan Ruang Produksi Luas Akan Produksi Barang Setengah Jadi*
UPT Pemasyarakatan tertentu di Jawa Barat yang memiliki:
• lahan luas,
• kapasitas bangunan industri memadai, dan
• SDM WBP berjumlah besar,
akan diorientasikan menjadi pabrik pengolahan setengah jadi, seperti:
• Tali rope sabut kelapa,
• Tenun serat,
• Lembaran coir net, dan
• bahan intermediate lain.
Dengan penugasan ini, UPT tersebut akan menjadi penghubung antara produsen bahan baku dan UPT pengrajin akhir. Produksi setengah jadi ini merupakan bagian paling penting dalam rantai nilai sabut kelapa karena menentukan:
• kekuatan produk,
• presisi ukuran,
• dan kualitas ekspor.
Model ini juga memastikan setiap UPT menjalankan fungsi yang jelas sehingga rantai produksi berjalan efisien, tidak tumpang tindih, dan saling mendukung.
*Lapas-Lapas Kreatif Akan Menjadi Pusat Kerajinan dan Produk Jadi Siap Ekspor*
Selain dua klaster di atas, UPT Pemasyarakatan lain yang selama ini sudah memiliki:
• instruktur kerajinan,
• pengalaman produksi,
• serta kemampuan teknis membuat produk jadi,
akan diarahkan menjadi pusat desain, perakitan, dan finishing produk siap ekspor seperti:
• Coir Shade (Lembar/Pola)
• Produk Fergola
• Produk Diagonal/Triangle
• Produk Ornamen Sabut Kelapa
• Produk dekorasi dan lanskap
UPT seperti Lapas Garut, Lapas Cirebon, dan beberapa lainnya akan menjadi sentral ekspor, mengerjakan tahap akhir yang menentukan nilai jual tertinggi. Produk-produk inilah yang akan dikirim ke pasar internasional seperti:
• Spanyol,
• Korea Selatan,
• Jepang,
• Amerika Serikat,
dan negara-negara Eropa lainnya.
Dengan pembagian peran seperti ini, seluruh UPT akan menjadi bagian dari satu sistem produksi terintegrasi—dari sabut kelapa mentah di tingkat petani hingga produk siap kirim di tingkat eksportir.
*Kanwil Ditjenpas Jabar: “Kita Bangun Rantai Industri dari Hulu ke Hilir, dari Petani Hingga Pasar Global”*
Kakanwil Pemasyarakatan Jawa Barat menjelaskan bahwa konsep ini merupakan pengembangan dari ekosistem kelapa yang sudah berjalan.
“Selama ini kita membuktikan bahwa Lapas bisa menembus pasar dunia. Ke depan, kita tidak ingin hanya satu atau dua jenis produk. Kita ingin membangun industrial chain yang lengkap dari hulu ke hilir. Dari petani, WBP, pengusaha, hingga pasar global,” tegasnya.
Beliau menambahkan bahwa pembagian peran UPT akan membuat produksi lebih efisien, standar lebih terjaga, dan kapasitas ekspor bisa meningkat berkali-kali lipat.
*Mewujudkan Role Model Nasional Hilirisasi Kelapa Berbasis Pemasyarakatan*
Dengan roadmap baru ini, Pemasyarakatan Jawa Barat siap naik kelas menjadi role model nasional industri kelapa berbasis pembinaan WBP.
Modelnya lengkap: ada pusat bahan baku, ada pabrik setengah jadi, dan ada sentra finishing produk ekspor.
Tidak ada provinsi Pemasyarakatan lain yang memiliki rancangan sebesar dan seterstruktur ini.
Jika roadmap ini berjalan penuh dalam dua tahun ke depan, Jawa Barat dapat menjadi satu-satunya wilayah Pemasyarakatan di Indonesia yang memiliki rantai industri kelapa lengkap, berkontribusi bagi:
• ekspor nasional,
• pendapatan petani,
• pengembangan UMKM,
• serta pembinaan WBP yang produktif, modern, dan berkelanjutan.***
Posting Komentar untuk "Ditjen Pemasyarakatan Jawa Barat susun roadmap besar hilirisasi kelapa"
Posting Komentar