Densus 88 Beri Edukasi Bahaya Intoleransi kepada Pelajar Pesantren di Sorong

Ringkasan Berita:
- Densus 88 Anti Teror Satgaswil Papua Barat Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Papua Barat menggelar pembinaan wawasan kebangsaan
- Program ini dinilai penting sebagai benteng awal pencegahan paham menyesatkan menyasar generasi muda.
- Penyebaran paham radikalisme kini tidak lagi bersifat terbuka, melainkan bergerak halus melalui ruang digital yang sulit diawasi.
- Media sosial jalur paling mudah digunakan mempengaruhi pelajar, terutama melalui konten-konten yang dikemas menarik dan disebarkan masif.
menggapaiasa.com, AIMAS -Densus 88 Anti Teror Satgaswil Papua Barat Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Papua Barat menggelar pembinaan wawasan kebangsaan di lingkungan pendidikan keagamaan, Pondok Pesantren Hidayatullah Kabupaten Sorong, Selasa (2/12/2025).
Kegiatan bertajuk “Pencegahan Intoleransi dan Radikalisme di Pondok Pesantren.”
Kepala Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah (LPIH) Kabupaten Sorong Ustadz Syarif mengatakan, program ini dinilai penting sebagai benteng awal pencegahan paham menyesatkan menyasar generasi muda.
“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Densus 88, memberikan pencerahan dan pemahaman penting bagi para santri,” ucapnya.
Pihaknya komitmen menjunjung moderasi beragama, wawasan kebangsaan, serta pembentukan karakter santri cinta tanah air.
Katim Pencegahan Anti Teror Satgaswil Papua Barat IPDA M Arfa Jaya mengatakan, penyebaran paham radikalisme kini tidak lagi bersifat terbuka, melainkan bergerak halus melalui ruang digital yang sulit diawasi.
Media sosial menjadi jalur paling mudah digunakan mempengaruhi pelajar, terutama melalui konten-konten yang dikemas menarik dan disebarkan masif.
Menurutnya, kelompok penyebar paham radikal memanfaatkan celah literasi digital yang masih rendah di kalangan remaja.
Banyak pelajar tidak menyadari bahwa video motivasi, ajakan diskusi, hingga tautan kajian yang terlihat biasa saja terkadang berisi muatan ideologi menyimpang.
“Oleh Karena itu, para santri harus mampu mendeteksi hal-hal seperti itu,” ucapnya.
Arfa menambahkan, para santri harus berhati-hati dengan grup percakapan tertutup di platform digital yang menawarkan kajian eksklusif, pemahaman baru, atau ajakan menjauhi lingkungan sekolah dan pesantren.
“Biasanya mereka mulai dari ajakan sederhana melalui grup WA, Telegram, atau akun tertentu. Lama-lama diarahkan pada paham yang bertentangan dengan nilai kebangsaan dan ajaran agama yang benar,” ujarnya.
Ia mengingatkan pentingnya dialog terbuka dengan guru, ustadz, dan orang tua apabila menemukan konten atau ajakan yang mencurigakan.
Kemampuan literasi digital merupakan benteng utama dalam mencegah generasi muda terseret arus radikalisme online.
“Kuncinya adalah bijak bermedia sosial. Jangan mudah percaya, jangan langsung mengikuti, dan selalu cek sumbernya. Santri harus memiliki filter yang kuat agar tidak mudah dimasuki paham yang menyesatkan,” tambah Arfa.
Ipda Arfa didampingi Briptu Halim Hanafi, dan Briptu Iqro Anggi Permadani turut memberikan materi interaktif tentang ciri-ciri penyebaran paham intoleran, pola perekrutan, hingga langkah pencegahan sejak dini. (menggapaiasa.com/ismail saleh)
Posting Komentar untuk "Densus 88 Beri Edukasi Bahaya Intoleransi kepada Pelajar Pesantren di Sorong"
Posting Komentar