Belum Sempat Mendapatkan Perawatan yang Memadai, Anak Kecil di Gaza Ini Meninggal Dunia Usai Luka Parah

menggapaiasa.com - Seorang anak kecil bernama Ahmed Mohammad Badwan di Gaza ini meninggal dunia usai mendapatkan cedera kepala (otak) dan luka bakar yang parah pada serangan Israel yang terjadi di lingkungan Al-Zaytoun beberapa waktu yang lalu.

Jurnalis dengan akun Instagram @m.saed.gaza mengunggah sebuah video beberapa hari lalu yang memperlihatkan seorang pria yang berada disamping anak yang sedang terbaring dengan tubuh dibalut perban. Pria itu memohon agar anak yang telah kehilangan ibu dan saudara perempuannya tersebut bisa mendapatkan izin untuk keluar negeri demi menyelamatkan hidup anak itu.

"Kami menuntut dunia untuk mendukung kami dan membantu anak ini, Ibunya dan saudara perempuannya menjadi martir. Dia tidak punya siapa-siapa sekarang. Kami menuntut agar dia diizinkan bepergian ke luar negeri," ujar pria tersebut.

Kondisi anak tersebut sangat memperihatinkan akibat luka yang ia derita di kepala serta kaki, sedangkan obat juga tidak tersedia, dan ayah sang anak dalam kondisi yang sulit. 

Pria di samping bocah itu memohon agar anak ini bisa dibawa ke luar negeri untuk menyelamatkan anak tersebut, karena seperti diketahui bahwa sistem kesehatan di Gaza yang runtuh akibat serangan Israel.

Tetapi selang beberapa hari setelah video itu diunggah, anak tersebut meninggal dunia, hal tersebut kembali dikabarkan oleh akun Instagram @m.saed.gaza.

"Ahmed Mohammad Badwan, seorang anak, meninggal dunia saat menunggu perjalanan ke luar Gaza untuk mendapatkan perawatan medis. Kondisinya memburuk karena kurangnya obat-obatan dan penutupan perlintasan. Ahmed terluka dan kehilangan ibu serta saudara perempuannya dalam pelanggaran gencatan senjata terakhir beberapa hari yang lalu. Ia pun pergi sebelum diberi kesempatan untuk bertahan hidup. Ahmed menyusul ibu dan ketiga saudaranya, meninggalkan duka mendalam dan masa kecil yang tak pernah benar-benar dijalani," tulis dalam unggahan sang jurnalis.

Ahmed belum sempat untuk mendapatkan perawatan di luar negeri tetapi takdir berkata lain.***