Bangsring diterpa pungli, Banyuwangi balikkan keadaan dalam hitungan jam, citra pariwisata dijaga mati-matian
PR SURABAYA — Isu dugaan pemalakan terhadap rombongan bus wisatawan asal Surabaya di kawasan Bangsring Underwater, Kecamatan Wongsorejo, sempat mengguncang kepercayaan publik.
Namun alih-alih membiarkan bara membesar, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi justru memilih langkah berani, bergerak cepat, terbuka, dan tegas!
Sebuah manuver krisis yang kini dipuji sebagai standar baru pengelolaan keamanan wisata.
Begitu informasi mencuat pada Sabtu, 13 Desember 2025, roda koordinasi lintas sektor langsung berputar.
Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, memimpin respons cepat bersama Pokdarwis, pemerintah desa, kecamatan, hingga Polsek Wongsorejo.
Dalam hitungan jam, dua oknum terduga pelaku diamankan untuk dimintai keterangan.
“Kami tidak akan membiarkan praktik yang mencederai citra pariwisata Banyuwangi,” tegas Taufik, Minggu 14 Desember 2025.
Klarifikasi Terbuka, Tanggung Jawab Nyata
Tak berhenti pada penindakan, Pemkab Banyuwangi memilih jalur empati dan transparansi.
Taufik Rohman melakukan video call langsung dengan Timothy, tour leader rombongan wisatawan. Hasilnya jelas, oknum yang meminta pungutan bukan bagian dari pengelola resmi dan bertindak atas nama pribadi.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pemerintah daerah siap mengembalikan dana pungutan dan menyampaikan permohonan maaf resmi atas ketidaknyamanan yang terjadi.
Pesannya lugas, wisatawan adalah tamu kehormatan yang harus dilindungi.
Polisi Tak Menunggu Laporan, Bukti Diamankan
Sementara itu, Polsek Wongsorejo mengirimkan pesan tegas ke publik. Meski belum ada laporan korban resmi, penyelidikan tetap berjalan.
Berdasarkan Laporan Informasi tertanggal 13 Desember 2025, polisi mengurai peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.30 WIB di area parkir Bangsring Underwater, dengan modus permintaan uang jasa pengawalan bus senilai Rp150 ribu.
Pemeriksaan terhadap sejumlah warga dan saksi kunci dilakukan, disertai pengamanan uang tunai Rp250 ribu sebagai barang bukti.
Kepala Desa Bangsring menegaskan tidak pernah ada mandat penarikan biaya, pernyataan yang diperkuat oleh Ketua RT setempat.
Pendekatan persuasif dipilih sebagai langkah awal: klarifikasi terbuka, permohonan maaf, surat pernyataan tidak mengulangi, serta wajib lapor.
Namun pengawasan ditingkatkan, patroli rutin, koordinasi lintas sektor, dan peran aktif Bhabinkamtibmas digencarkan, terutama menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Suara Wisatawan: Potensi Besar, Jangan Dirusak Oknum
Timothy, perwakilan wisatawan, mengakui pesona Banyuwangi yang sedang “naik daun”.
Ia berharap kejadian serupa tak terulang karena dampaknya bukan hanya pada wisatawan, tetapi juga pelaku wisata lokal.
“Wisata Banyuwangi bisa jadi raja di ujung timur Jawa. Jangan sampai citranya tercoreng oleh oknum,” ujarnya.
Pesan Akhir, Nol Toleransi Pungli
Kasus ini menjadi penanda, Banyuwangi memilih nol toleransi terhadap pungutan liar.
Dengan respons cepat, klarifikasi terbuka, dan penguatan pengawasan, pemerintah daerah dan kepolisian mengirim sinyal kuat, pariwisata Banyuwangi dijaga dengan serius.
Wisatawan pun diimbau tak ragu melapor bila menemukan indikasi pungli.***
Posting Komentar untuk "Bangsring diterpa pungli, Banyuwangi balikkan keadaan dalam hitungan jam, citra pariwisata dijaga mati-matian"
Posting Komentar