Yammy Babeh, Camilan Sehat Berbahan Singkong Sukses Ekspor Berkat Pertamina SMEXPO
menggapaiasa.com, JAKARTA - Pasar makanan ringan terus bertumbuh dan tak pernah ada matinya, salah satu camilan yang digemari adalah keripik. Melihat peluang tersebut, Ade Soelistyowati bersama sang suami mengembangkan brand Yammy Babeh, camilan singkong kekinian yang tak hanya sukses di pasar lokal tetapi juga menembus pasar internasional.
Usaha ini bermula dari dapur kecil rumahnya di Sukabumi. Wanita yang akrab disapa Bunda Elis ini memulai bisnisnya bukan dimulai dari situasi yang mapan, melainkan dari kondisi keluarga yang terpuruk pada 2015.
Ketika itu suaminya tak menerima pembayaran dari proyek bangunan yang dikerjakan, sementara Elis sendiri baru pindah dari Jakarta setelah mengalami dua kali stroke, keluarga tersebut harus mencari cara bertahan.
Di tengah keterbatasan, Elis dan suaminya melihat peluang dari melimpahnya singkong di sekitar rumah. Dengan modal hanya Rp50.000, suaminya mulai mengolah singkong menjadi camilan sederhana.
Produk tersebut rupanya sangat disukai pasar. Bahkan putra mereka yang kala itu masih duduk di bangku SMP mampu menjual hingga lebih dari 100 pack per hari. “Awalnya kami memulai bisnis ini hanya untuk bertahan hidup, tapi ternyata pasarnya besar,” tutur Elis ditemui di sela Pertamina SMEXPO 2025 yang diselenggarakan di BXC Mall 2, pada 25 hingga 30 November 2025.

Elis mengolah opak tradisional menjadi camilan modern berbentuk kotak renyah dengan berbagai varian rasa populer seperti cheese, spicy cheese, salted egg, seaweed, corn, barbeque, hingga balado.
Seluruh produk dibuat dari 100% singkong tanpa MSG, sehingga bisa dikonsumsi anak-anak hingga lansia. Varian barbeque bahkan meraih Pangan Award Kementerian Perdagangan 2024.
Transformasi produk menjadi bagian penting perjalanan ini. Awalnya bernama Crispy Yammy, brand tersebut diremajakan menjadi Yammy Babeh untuk memperkuat citra dan kemudahan pemasaran.
Saat ini, produksi Yammy Babeh mencapai 5.000–7.000 pack per bulan, dengan omzet sekitar Rp50 juta dan jaringan distribusi yang paling besar berada di Bali. Usaha ini melibatkan 25 pekerja, sebagian besar ibu rumah tangga di sekitar lokasi produksi. Elis sengaja fokus membangun jalur distribusi ketimbang membuka toko retail, agar volume penjualan lebih stabil dan terukur.
Perkembangan bisnis ini tidak lepas dari peran serta Pertamina. Sejak bergabung menjadi mitra binaan Pertamina dan ikut serta dalam Academy Pertamina, Yammy Babeh mengalami lompatan bisnis yang cukup signifikan.
“Pertamina bukan hanya melatih, tapi membuka jaringan. Dari mempelajari branding, manajemen, hingga pendampingan ekspor, semua itu membuat kami naik kelas,” ujar Elis.
Melalui Pertamina, Yammy Babeh memperoleh kesempatan mengikuti berbagai pameran, termasuk Pertamina SMEXPO hingga Trade Expo Indonesia (TEI). Pada TEI 2024, Elis bertemu buyer dari Brunei, yang kemudian memesan satu kontainer berisi sekitar 28.000 pack produk Yammy Babeh.
Selain Brunei, Yammy Babeh sebelumnya telah menembus pasar Kanada dan Republik Dominika pada 2020. Tahun ini, Elis sedang memproses penjajakan permintaan dari Filipina, Korea Selatan, dan Timur Tengah.
Untuk memperkuat daya saing, dia juga tengah meningkatkan kualitas kemasan menggunakan teknologi, serta mulai melibatkan anaknya dalam pelatihan ekspor untuk regenerasi bisnis.
Yammy Babeh merupakan salah satu mitra binaan Pertamina dan didukung penuh untuk terus berkembang hingga menembus pasar global.
Posting Komentar untuk "Yammy Babeh, Camilan Sehat Berbahan Singkong Sukses Ekspor Berkat Pertamina SMEXPO"
Posting Komentar