Sayur Asem dan Sambal Kacang: Cerita Rasa yang Selalu Menghadirkan Cinta
Sayur Asem dan Sambal Kacang: Cerita Rasa yang Selalu Menghadirkan Cinta Di rumah kami, ada satu kebiasaan yang rasanya tak pernah bisa hilang: setiap hari ada menu harian antibosan, selalu ada sayur asem di meja makan. Entah kenapa, tradisi ini seperti sudah melekat, bukan hanya di keluarga saya, tapi juga di keluarga istri. Seakan-akan sayur asem sudah menjadi bagian dari keseharian kami, sesuatu yang membuat rumah terasa "lengkap".
Mungkin karena bahan-bahannya mudah didapat: jagung manis, labu siam, daun tangkil dan buahnya yang masih muda, kacang panjang, dan asam jawa, semua mudah diperoleh baik di pasar maupun di tukang sayur keliling.
Cara memasaknya pun cepat dan sederhana, tapi aroma yang keluar sungguh luar biasa. Setiap kali uap kuah sayur asem naik dari permukaan panci, ada rasa hangat yang langsung menyebar di seluruh rumah.
Selain sayur asem, satu lagi yang tak pernah ketinggalan adalah sambal kacang. Biasanya ada stok sambal kacang di dapur atau tersimpan rapi di lemari es. Kadang istri membuat sendiri, tapi sering juga kami memesan dari adik yang tinggal di Yogyakarta, "Sambal Pecel Mbak Ninik," begitu kami menyebutnya. Sudah lama sambal itu jadi favorit keluarga kami. Rasanya khas, gurih, pedasnya pas, dan seakan membawa kenangan tersendiri setiap kali disantap.
Sambal kacang memang juara dalam hal kepraktisan. Setelah dibuat, bisa tahan lama di lemari es. Kalau ingin makan, tinggal ambil secukupnya, campur air hangat, aduk, dan sudah siap. Mau kental, mau agak encer, semua bisa disesuaikan selera. Tak perlu repot mengulek atau menumbuk, benar-benar penyelamat di hari-hari sibuk.
Yang paling menyenangkan adalah saat sayur asem bertemu dengan sambal kacang di satu meja. Perpaduan rasa agak-agak asam yang segar dari sayur asem dengan gurih pedas sambal kacang, menciptakan harmoni yang sempurna. Sesederhana itu, tapi rasanya seperti makan hidangan spesial.
Kalau sudah begitu, lauk apa pun jadi cocok. Dengan ikan asin pepetek atau peda merah, rasanya luar biasa. Kalau ditambah ayam goreng atau daging gepuk, jadi semakin nikmat dan istimewa. Bahkan dengan ikan bakar, sambel kacang memberikan sentuhan khas yang mendalam, dipadu dengan seruputan kuah seger dari sayur asem, bikin susah berhenti makan. Dan kalau cuma ada telur dadar atau ceplok mata sapi, tidak ada masalah, tetap saja terasa lezat.
Mungkin karena itu kami tidak pernah bosan. Sayur asem dan sambel kacang bukan hanya menu antibosan, tapi bagian dari cerita keluarga kami. Di balik setiap sendok kuah sayur asem dan setiap guyuran sambel kacang, ada kehangatan, ada kenangan, dan ada rasa kebersamaan yang tak tergantikan.
Bagi kami, suasana makan bukan sekadar kepuasan mengenyangkan perut. Tapi juga cara untuk pulang: pulang pada rasa, pulang pada rumah, dan pulang pada orang-orang yang kita cintai. (*)
Posting Komentar untuk "Sayur Asem dan Sambal Kacang: Cerita Rasa yang Selalu Menghadirkan Cinta"
Posting Komentar