Para Petani di Majalengka Mengeluhkan Bibit Padi yang Dijual di Pasaran Kurang Baik - MENGGAPAI ASA

Para Petani di Majalengka Mengeluhkan Bibit Padi yang Dijual di Pasaran Kurang Baik

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah petani di Kabupaten Majalengka menge­luh­kan kondisi bibit padi yang dijual di kios saprotan kurang baik. Setelah direndam beberapa hari untuk disemai, ter-nyata tidak muncul tunas. Petani pun terpaksa membeli bibit padi baru.

Onah dan Ecin, petani di Desa Pasirmuncang, Kecamat­an Panyingkiran, menyebutkan, dia baru kali ini membeli bibit padi yang ternyata tidak bisa tumbuh. Dia menduga, bibit tersebut telah kedaluarsa sehingga menyebabkan bibit sulit tumbuh.

”Jenisnya inpari 32, karena jenis itu yang sekarang dipa­kai petani di wilayah Panyingkiran. Tapi aneh, setelah direndam tiga hari, biasanya muncul tunas dan langsung disemai. Ini malah tak muncul-muncul tunas,” ujar Onah, Rabu, 5 November 2025.

Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka Gatot Sulaeman meminta para petani untuk berhati-hati ketika membeli bibit padi.

Mereka sebaiknya mengecek dulu masa pakai di kemasan bibit yang dijual di pasaran. Pasalnya, bibit yang terlalu lama tidak akan tumbuh baik.

”Kami memang masih menyarankan petani untuk m­enanam varietas inpari, karena dinilai masih tahan terha­dap serangan hama dibandingkan varietas lain yang sudah lama, seperti ciherang yang mulai rentan hama,” ujarnya.

Awas Hama Tikus

Pada kesempatan yang sama, Gatot pun meminta para petani untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap serangan hama tikus di musim tanam rendeng yang biasanya lebih ganas. Pasalnya, musim kemarau baru saja usai sehingga banyak tikus yang kekurangan makanan.

Oleh karena itu, menurut Gatot, sebelum melakukan tanam, para petani disarankan untuk melakukan grop­yokan terlebih dulu secara gotong royong. Yaitu, mencari sarang tikus di pematang sawah dan lubang-lubang yang ada di sepanjang pinggir saluran air.

Kuota Pupuk

Sementara itu, hingga kini, kuota pupuk untuk Kabupaten Majalengka belum jelas berapa jumlahnya. Namun, menurut Gatot, jumlahnya diperkirakan bakal naik di­bandingkan tahun 2025. Pasalnya, ke depan ada banyak komoditas yang menggunakan pupuk bersubsidi.

”Kuota (pupuk) sekarang belum turun, baru diajukan,” katanya.

Terpisah, Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Kertajati, Suharto, berharap, kuota pu­puk tahun 2026 bisa bertambah sesuai dengan luas lahan yang diajukan dalam sistem elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).

”Di wilayah kami, di Kertajati, jenis pupuk masih tetap urea dan npk. Ada tambahan jenis, hanya untuk tebu, ada za-nya. Untuk pupuk organik, para petani masih belum bersedia menebus,” kata Suharto.

Menurut dia, penyusunan penerima pupuk subsidi dari tingkat kelompok tani ke Balai Penyuluh Pertanian sudah ditutup sejak 25 Oktober 2025. Tinggal diverifikasi di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat.***

Posting Komentar untuk "Para Petani di Majalengka Mengeluhkan Bibit Padi yang Dijual di Pasaran Kurang Baik"