Militer Lebanon Bergerak ke Perbatasan Adang Israel

menggapaiasa.com.CO.ID,BEIRUT – Tentara Lebanon mengerahkan pasukannya pada Ahad di kota perbatasan Meiss El-Jabal di Lebanon selatan, menyusul pergerakan militer Israel di dekat perbatasan. Mereka diinstruksikan mencegah serangan lebih lanjut pasukan Israel.

Menurut kantor berita Lebanon NNA, pasukan tentara Israel disiagakan di dalam wilayah pendudukan di sebelah lingkungan Kroum al-Marah, sebelah timur Meiss El-Jabal, sehingga mendorong tentara Lebanon untuk memobilisasi dan mengerahkan kendaraan dan pasukan di daerah tersebut.

Perkembangan ini terjadi beberapa hari setelah Presiden Lebanon Joseph Aoun pada hari Kamis memerintahkan tentara untuk menghadapi setiap serangan militer Israel ke wilayah-wilayah Lebanon yang telah dibebaskan di selatan. Perintahnya menyusul serangan Israel yang menyebabkan seorang pegawai kota tewas di dalam gedung kotamadya Blida di Lebanon selatan.

Ketegangan meningkat di Lebanon selatan selama berminggu-minggu, dengan tentara Israel mengintensifkan serangan udara hampir setiap hari di wilayah Lebanon meskipun gencatan senjata telah diberlakukan sejak November 2024.

Pada Kamis pekan lalu, pasukan darat Israel melakukan serangan mematikan ke Lebanon selatan, sehingga mendorong Joseph Aoun memerintahkan tentara untuk menghadapi serangan tersebut.

Para pelayat membawa peti mati lima Hizbullah yang syahid dalam serangan Israel dalam beberapa hari terakhir, selama prosesi pemakaman mereka di kota selatan Nabatieh, Lebanon, Ahad, 2 November 2025. - (AP Photo/Mohammad Zaatari)

Aoun menyerukan pembicaraan dengan Israel pada pertengahan Oktober, setelah Presiden AS Donald Trump membantu menengahi gencatan senjata di Gaza. Namun Aoun kemudian menuduh Israel menanggapi tawarannya dengan meningkatkan serangannya, yang terakhir menewaskan empat orang di distrik Nabatiyeh pada Sabtu, menurut kementerian kesehatan Lebanon.

Kantor Berita Nasional Lebanon resmi melaporkan bahwa tentara Israel mengenai sebuah mobil "dengan peluru kendali". Militer Israel membenarkan serangan tersebut dan mengatakan serangan itu menewaskan seorang anggota Pasukan Radwan Hizbullah di Lebanon selatan.

Sehari sebelumnya, pemerintah Lebanon mengumumkan pembunuhan seorang "pejabat pemeliharaan Hizbullah", yang dikatakan sedang berupaya memulihkan infrastruktur gerakan tersebut.

Ratusan orang berkumpul di Nabatiyeh pada Ahad  untuk memberikan penghormatan kepada anggota Hizbullah yang terbunuh. Para peserta melemparkan kelopak bunga ke peti mati yang dibalut bendera Hizbullah sambil meneriakkan: "Matilah Israel, matilah Amerika." 

“Ini adalah harga yang harus dibayar setiap hari di Lebanon selatan,” Rana Hamed, ibu dari salah satu dari lima pria yang terbunuh, mengatakan kepada AFP. “Kami tahu bahwa Israel telah menjadi musuh kami selama beberapa dekade.”

KOnflik Israel-Hizbullah dalam Angka - (menggapaiasa.com)
 

Pada Jumat, lembaga penyiaran publik Israel, KAN, melaporkan bahwa Tel Aviv sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan operasi militernya di Lebanon, dengan alasan perlunya melawan upaya Hizbullah untuk meningkatkan kemampuannya.

Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai hampir 17.000 orang dalam serangannya di Lebanon, yang dimulai pada Oktober 2023 dan berubah menjadi serangan skala penuh pada September 2024.

Berdasarkan gencatan senjata, tentara Israel seharusnya menarik diri dari Lebanon selatan pada bulan Januari ini, namun mereka hanya menarik sebagian dan terus mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.

Para pejabat Lebanon sebelumnya mengatakan serangan Israel sering kali merugikan warga sipil dan menghancurkan infrastruktur yang tidak terkait dengan Hizbullah dan menyerukan pasukan Israel untuk mundur. Mereka juga menyatakan bahwa serangan Israel memberikan kelompok tersebut alasan untuk mempertahankan senjatanya.

Para pelayat mendukai lima pejuang Hizbullah yang syahid dalam serangan Israel dalam beberapa hari terakhir, selama prosesi pemakaman mereka di kota selatan Nabatieh, Lebanon, Ahad, 2 November 2025. - (AP Photo/Mohammad Zaatari)

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 270 orang telah tewas dan sekitar 850 orang terluka akibat tindakan militer Israel sejak gencatan senjata. Setidaknya 107 dari mereka yang tewas adalah warga sipil, menurut temuan kantor hak asasi manusia PBB.

Meskipun ada gencatan senjata dengan kelompok militan Lebanon pada November 2024, Israel mempertahankan pasukan di lima wilayah di Lebanon selatan dan terus melakukan serangan rutin. “Hizbullah sedang bermain api, dan presiden Lebanon sedang menunda-nunda,” kata Menteri Pertahanan Israel Katz dalam sebuah pernyataan pada Ahad.

“Komitmen pemerintah Lebanon untuk melucuti senjata Hizbullah dan mengusirnya dari Lebanon selatan harus dilaksanakan. Penegakan hukum secara maksimal akan terus berlanjut dan bahkan ditingkatkan – kami tidak akan membiarkan ancaman apapun terhadap penduduk di utara.” 

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Hizbullah berusaha untuk "mempersenjatai kembali" dirinya sendiri. “Kami berharap pemerintah Lebanon memenuhi komitmennya – untuk melucuti senjata Hizbullah – namun jelas kami akan menggunakan hak pertahanan diri kami berdasarkan ketentuan gencatan senjata,” kata Netanyahu kepada kabinet pada pertemuan mingguannya pada hari Ahad.

Unit artileri Israel, selama latihan militer di dekat perbatasan Israel dengan Lebanon meninjau pangkalan militer Har Dov di Gunung Hermon, pos terdepan strategis di persimpangan antara Lebanon, Suriah, dan Israel, pada 28 Agustus 2023. - (EPA-EFE/ATEF SAFADI)

“Kami tidak akan membiarkan Lebanon menjadi front baru yang melawan kami, dan kami akan bertindak sesuai kebutuhan,” katanya, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

Ribuan warga Israel yang tinggal di dekat perbatasan utara dengan Lebanon terpaksa mengungsi dari rumah mereka selama berbulan-bulan setelah Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel menyusul pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023.

Hal ini memicu konflik selama lebih dari setahun yang berpuncak pada perang terbuka selama dua bulan sebelum gencatan senjata tahun lalu disepakati. Kelompok militan yang didukung Iran, yang menentang Israel, telah sangat lemah akibat perang namun tetap memiliki persenjataan dan ketahanan finansial.

Pada bulan September 2024, Israel membunuh pimpinan kelompok tersebut, Hassan Nasrallah, bersama dengan banyak pemimpin senior lainnya selama perang. Sejak gencatan senjata, Amerika Serikat telah meningkatkan tekanan pada pemerintah Lebanon untuk melucuti senjata kelompok tersebut, sebuah tindakan yang ditentang oleh Hizbullah dan sekutunya.

Tiga Front Perlawanan

Posting Komentar untuk "Militer Lebanon Bergerak ke Perbatasan Adang Israel"