Kongsi Surge (WIFI) dan Orex Sai Bakal Bangun Infrastruktur Telco Rp3,34 Triliun

menggapaiasa.com, JAKARTA – Emiten terafiliasi Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge menggandeng Orex Sai Inc dalam kerja sama menghadirkan teknologi infrastruktur telekomunikasi bernilai US$200 juta atau Rp3,34 triliun (asumsi kurs Rp16.707 per dolar AS) ke Indonesia.

Adapun, Orex Sai yang merupakan perusahaan patungan antara NTT Docomo Jepang dan NEC akan menandatangani kesepakatan dengan Surge untuk mengekspor teknologi infrastruktur bernilai Rp3,34 triliun itu ke Indonesia.

Orex Sai beroperasi dengan menjual solusi berbasis Open Radio Access Network (Open RAN) multi-vendor, berdasarkan blue print yang dapat diterapkan secara komersial. Tujuannya adalah untuk mengomersialkan teknologi yang digunakan NTT Docomo dalam jaringannya sendiri, sehingga memecahkan masalah integrasi bagi operator yang tertarik dengan solusi Open RAN. 

Sebelumnya, pada Maret 2025, Surge dengan Orex Sai juga telah resmi menandatangani perjanjian komersial multi-tahun untuk mendukung program internet terjangkau di Indonesia. Kesepakatan itu merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) pada Desember 2024.

Lewat kerja sama itu, Surge akan menerapkan solusi Fixed Wireless Access atau FWA 5G berbasis open radio access network.

“Kesepakatan ini merupakan langkah besar dalam mewujudkan internet berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, mulai dari Rp100.000 dengan kecepatan hingga 100Mbps,” ujar Direktur WIFI Shannedy Ong pada Maret 2025 lalu.

Sementara itu, Orex Sai bakal menyediakan solusi 5G FWA berbasis Open RAN kepada Surge untuk memastikan jaringan yang efisien, terjangkau dan berkinerja tinggi. Peluncuran awal akan dimulai dengan uji coba lapangan pada paruh kedua 2025, yang mencakup implementasi situs awal guna menguji fungsi dan operasional sistem. 

Lalu, fase pra-komersialisasi dimulai akhir 2025 dengan penerapan ratusan situs untuk memantau dan meningkatkan pengalaman pengguna serta kinerja jaringan. 

Dari berbagai sumber, implementasi penuh dikabarkan berlangsung pada awal 2026, dengan target pembangunan lebih dari 20.000 situs hingga 2030 dan seterusnya. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. menggapaiasa.comtidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.