Kenapa Tanaman Kopi dan Coklat Kian Terancam Perubahan Iklim?

KAJIAN peneliti dari Colorado State University mengungkapkan besarnya ancaman perubahan iklim terhadap tanaman kopi, coklat, dan anggur. Teori soal pengaruh kenaikan suhu global dan peubahan pola curah hujan terhadap kondisi panen tanaman itu didapat dari penelitian di Eropa Barat, Amerika Selatan bagian utara, serta Afrika Barat.
Mengutip ulasan Earth pada Kamis, 6 November 2025, para ilmuwan menggunakan model iklim besar dan metrik kesesuaian tanaman untuk memperkirakan kondisi pada 2036 dan 2045. Dalam studi tersebut, tanaman-tanaman itu dinyatakan mungkin tidak bisa selamat, sekalipun ada ide baru untuk mengurangi laju pemanasan global. Metode pendinginan yang diusulkan saat ini tidak dapat diandalkan untuk melindungi tanaman perkebunan tersebut.
Studi yang dipimpin oleh Ariel L. Morrison dari Colorado State University berpusat pada variabilitas iklim dan risikonya bagi pertanian. Tim peneliti menguji metode injeksi aerosol stratosfer, yang melibatkan penyebaran partikel reflektif tinggi di atmosfer untuk menurunkan suhu permukaan. Strategi ini juga telah dievaluasi dalam laporan National Academies.
Hujan dan kelembaban udara yang berubah seiring pemanasan global diprediksi merusak stabilitas pertanian. Suhu mungkin turun akibat pendinginan matahari, tetapi risiko air masih dapat berfluktuasi secara drastis di berbagai musim dan wilayah.
Para peneliti juga mengingatkan bahwa pendinginan surya justru mendistribusikan ulang panas dan kelembaban, alih-alih menargetkan kebutuhan pertanian tertentu. Mereka memakai simulasi iklim untuk 18 wilayah penghasil utama dan menilai kesesuaian tahunan dengan indeks agroklimat. Ada juga metrik sederhana yang dapat melacak suhu, curah hujan, dan tekanan penyakit. Dua target pendinginan dibandingkan dengan masa depan tanpa intervensi.
Secara keseluruhan, hanya enam dari delapan belas tempat yang konsisten dalam hal pendinginan, sisanya mendapat sedikit perubahan atau hasil beragam. Suhu yang lebih rendah membantu mengurangi tekanan panas di beberapa kebun anggur. Namun kebun anggur juga membutuhkan waktu istirahat musim dingin yang pasti. Artinya, suhu yang terlalu hangat dapat mempercepat pembungaan dan meningkatkan risiko embun beku.
Sebuah tinjauan viticulture mencatat bahwa musim semi yang lebih hangat menyebabkan tunas mekar lebih awal, sehingga meningkatkan paparan terhadap embun beku yang merusak. Dinamika ini menjelaskan mengapa dunia yang lebih hangat masih dapat mengalami musim dingin yang merugikan di musim semi.
Petani Butuh Adaptasi
Salah satu cara mengatasi risiko ini adalah beradaptasi dengan keadaan. Petani dapat mengganti varietas, mengubah tata letak tajuk, memperbaiki drainase, menyesuaikan waktu panen, serta berinvestasi dalam perlindungan naungan dan angin. Pilihan adaptasi bervariasi, tergantung tanaman dan lokasi.
Beberapa risiko lebih mudah dikelola daripada yang lain. Irigasi dapat mengatasi kekeringan jika air tersedia, dan penyimpanan air di lahan pertanian membantu, sementara beberapa alat dapat mencegah hujan lebat selama sepekan yang memicu penyakit. Singkatnya, perubahan iklim tidak hanya mengubah cuaca, tapi juga mengubah geografi dan kelangsungan hidup tanaman pangan dan pertanian mewah di seluruh dunia.
Posting Komentar untuk "Kenapa Tanaman Kopi dan Coklat Kian Terancam Perubahan Iklim?"
Posting Komentar