Kandungan Mineral yang Berpengaruh pada Kesehatan Mental - MENGGAPAI ASA

Kandungan Mineral yang Berpengaruh pada Kesehatan Mental

DEPRESI menjadi salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum di dunia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 4 persen populasi global mengalami depresi, termasuk 5,7 persen orang dewasa, dengan prevalensi lebih tinggi pada wanita (6,9 persen) dibanding pria (4,6 persen). Kelompok lansia usia 70 tahun ke atas juga terdampak, mencapai 5,9 persen.

Depresi dilaporkan sekitar 1,5 kali lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria, terutama pada wanita hamil dan pasca persalinan, di mana lebih dari 10 persen mengalami depresi. Dampak seriusnya terlihat pada angka bunuh diri; pada 2021, diperkirakan 727 ribu orang meninggal dunia karena bunuh diri, menjadikannya penyebab kematian ketiga tertinggi pada usia 15–29 tahun.

Depresi bukan sekedar gangguan suasana hati yang biasa terjadi sehari-hari, melainkan kondisi serius yang dapat mempengaruhi hubungan dengan keluarga, teman, hingga aktivitas di sekolah dan tempat kerja. Siapa pun bisa mengalaminya, terutama mereka yang pernah menghadapi kekerasan, kehilangan besar, atau situasi penuh tekanan. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan memiliki risiko depresi lebih tinggi dibanding laki-laki.

Mineral yang berpoteni cegah kesehatan mental

Sebuah penelitian terbaru di Journal of Affective Disorders yang dilakukan peneliti dari Universitas Xi’an Jiaotong, Tiongkok, mengungkap jenis-jenis mineral yang berpotensi mencegah gangguan mental. Penelitian ini menelusuri data hampir 200 ribu peserta UK Biobank yang awalnya tidak memiliki riwayat masalah kesehatan mental. Peserta diminta mencatat asupan makanan dalam beberapa periode 24 jam untuk menghitung konsumsi mineral harian, lalu catatan kesehatan mereka dipantau selama 13 tahun untuk melihat apakah muncul diagnosis gangguan mental.

Hasil analisis menunjukkan bahwa asupan zat besi, magnesium, dan selenium yang lebih tinggi berkaitan dengan penurunan risiko depresi masing-masing sebesar 12 persen, 9,5 persen, dan 12 persen. Peneliti juga menemukan bahwa mangan dapat menurunkan risiko bunuh diri hingga 33 persen, sementara konsumsi zinc yang tinggi berhubungan dengan penurunan risiko PTSD sebesar 57 persen.

“Asupan zat besi, selenium, dan mangan dalam jumlah tinggi dapat menurunkan risiko gangguan mental umum, sementara asupan kalsium tinggi dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, menyoroti pentingnya keseimbangan,” tulis para peneliti dalam jurnal tersebut, seperti dikutip dari Daily Mail.

Adapun asupan yang memadai pada tingkat RNI (reference nutrition intake) atau nilai asupan nutri untuk magnesium, kalium, zinc, tembaga, dan mangan dapat membantu mengurangi risiko gangguan suasana hati. “Memastikan asupan yang memadai pada level RNI untuk magnesium, kalium, zinc, tembaga, dan mangan dapat menjadi pendekatan praktis untuk mengurangi risiko gangguan suasana hati.” Tulis para peneliti.

Penelitian ini juga mencatat bahwa efek perlindungan mineral terhadap depresi lebih kuat pada peserta berusia 55 tahun ke bawah. Namun, para peneliti menemukan bahwa keberadaan penyakit kronis dapat memengaruhi bagaimana mineral dalam pola makan berdampak pada risiko gangguan mental. Ketika analisis dilakukan ulang dengan mengecualikan peserta yang sudah memiliki penyakit kronis, beberapa temuan awal tidak lagi signifikan secara statistik. Termasuk di dalamnya adalah kaitan antara kalsium dan depresi, serta hubungan sejumlah mineral dengan kecemasan yang terlihat melemah.

Aprilian Rodo Rizky berkontribusi dalam penulisn artikel ini

Posting Komentar untuk "Kandungan Mineral yang Berpengaruh pada Kesehatan Mental"