Gelombang Baru Transportasi Publik, TransJatim Koridor I Malang Raya Diserbu Penumpang di Pekan Perdana

menggapaiasa.comSejak hari pertama beroperasi, kehadiran TransJatim Koridor I Malang Raya langsung mendapat perhatian besar dari warga.
Tanpa menunggu lama, moda transportasi ini menjadi perbincangan dan pilihan baru bagi masyarakat yang sebelumnya mengandalkan kendaraan pribadi atau angkutan konvensional.
Padatnya penumpang di berbagai halte menunjukkan bahwa kebutuhan akan transportasi publik yang nyaman, terjangkau, dan terjadwal dengan baik memang sudah lama dinantikan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengungkapkan bahwa selama pekan pertama operasional, biaya naik TransJatim digratiskan sebagai bagian dari masa sosialisasi.
Kebijakan ini mendorong masyarakat mencoba layanan tersebut, sehingga halte di titik-titik keramaian langsung dipenuhi calon penumpang.
“Hampir setiap halte antre. Terutama di area publik seperti Stasiun, mal, dan kampus. Load factor-nya mendekati 100 persen,” jelasnya.
Antusiasme ini tidak hanya dianggap sebagai efek dari tarif gratis.
Jaya, sapaan akrab Widjaja, menilai bahwa tingginya minat masyarakat menjadi sinyal bahwa transportasi publik berkualitas memang sudah sangat dibutuhkan. Ia berharap euforia tersebut tidak berakhir dalam satu minggu saja.
Menurutnya, TransJatim bisa menjadi momentum untuk mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi menuju transportasi umum yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan jangka panjang TransJatim bergantung pada keberlanjutan layanan dan peningkatan fasilitas.
Peralihan moda transportasi masyarakat membutuhkan waktu, namun langkah awal ini dinilai cukup menjanjikan.
“Kami berharap ini menjadi gambaran bahwa masyarakat mulai sadar pentingnya menggunakan transportasi publik,” ujarnya.
Meski demikian, Jaya mengakui bahwa masih ada beberapa aspek yang perlu dibenahi.
Salah satunya adalah keberadaan feeder atau pengumpan yang akan menghubungkan wilayah permukiman dengan halte-halte TransJatim.
Saat ini, pembahasan mengenai feeder masih berlangsung bersama paguyuban sopir angkot.
Konsep feeder dianggap penting agar jangkauan TransJatim lebih luas dan memudahkan warga yang tinggal jauh dari koridor utama.
“Feeder masih dalam tahap pembahasan, terutama terkait proses rekrutmennya. Feeder eksisting memang sudah ada dan menggunakan jalur yang terhubung dengan halte atau titik pemberhentian TransJatim,” kata Jaya.
Keberadaan feeder diharapkan dapat menciptakan ekosistem transportasi yang saling melengkapi, bukan saling bersaing.
Hal ini juga menjadi solusi untuk merangkul para sopir angkot agar tetap memiliki peran dalam sistem transportasi baru yang lebih modern.
Bila sinkronisasi antara TransJatim dan feeder berjalan lancar, Malang Raya berpotensi memiliki sistem transportasi publik yang lebih terintegrasi.
Dengan demikian, warga dapat menikmati perjalanan yang lebih nyaman, cepat, dan terjangkau.
TransJatim pun diharapkan menjadi langkah awal dalam transformasi besar transportasi perkotaan di wilayah tersebut.***
Posting Komentar untuk "Gelombang Baru Transportasi Publik, TransJatim Koridor I Malang Raya Diserbu Penumpang di Pekan Perdana"
Posting Komentar