Gaza Membeku dalam Pengepungan: Warga Palestina Bertahan di Tengah Kelaparan dan Dingin Meski Gencatan Senjata

WARTA LOMBOK — Warga Palestina di Gaza menghadapi kelaparan, kedinginan, dan kehilangan di tengah pengepungan Israel yang terus berlanjut, meski gencatan senjata telah diumumkan.
Sejak gencatan senjata dimulai bulan lalu, serangan Israel masih menewaskan sedikitnya 236 warga Palestina dan melukai lebih dari 600 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Dilansir dari Al Jazeera – militer Israel mengklaim salah satu serangan terbaru menargetkan pria yang “menimbulkan ancaman langsung” di Gaza utara, namun tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.
Kementerian Gaza menyebut 500 jenazah ditemukan dari reruntuhan bangunan sejak gencatan senjata diberlakukan. Korban-korban ini menambah panjang daftar penderitaan akibat dua tahun perang dan blokade.
Rumah sakit di Gaza kini kewalahan. Lebih dari 16.500 pasien membutuhkan evakuasi medis, namun ribuan masih terjebak di wilayah terkepung itu, kata WHO.
Laporan The Lancet memperkirakan Gaza telah kehilangan lebih dari tiga juta tahun kehidupan manusia sejak perang dimulai pada Oktober 2023. Mayoritas korban adalah warga sipil dan anak-anak.
Sementara itu, keluarga-keluarga di Gaza kini membangun tempat berlindung dari lumpur dan batu bata yang diselamatkan dari reruntuhan karena bahan bangunan dibatasi Israel.
“Kami hanya berusaha bertahan dari dingin dan kelaparan. Gencatan senjata atau tidak, Gaza tetap diserang,” ujar Khalid al-Dahdouh, warga Gaza dilansir dari Al Jazeera.
PBB memperingatkan, tanpa pasokan bantuan dan material rekonstruksi, situasi kemanusiaan akan terus memburuk ketika musim dingin datang dan suhu terus menurun.***
Posting Komentar untuk "Gaza Membeku dalam Pengepungan: Warga Palestina Bertahan di Tengah Kelaparan dan Dingin Meski Gencatan Senjata"
Posting Komentar